Thursday 9 August 2012

obrolan  AntennaManIa 

Len Paget GMØONX’s Trapped Inverted L Antenna (antena 80 & 40m di lahan sempit) 
Gatot Dewanto YE1GD | tod.ye1gd@gmail.com

Seperti di sebutkan pada sub-judul, antena ini bisa bekerja di 2 band yaitu di 80 dan 40m. Karena terdiri dari bentangan vertikal dan horisontal konfigurasinya jadi berbentuk seperti huruf L terbalik, atau Inverted L. Bentangan horisontal yang relatif pendek (5-7 meter) membuatnya sangat cocok untuk dibuat di kompleks peru- mahan dengan lahan yang terbatas. Seperti bisa dilihat pada Gambar 1 dan 2, antena ini seyogyanya dibentang di antara tiang-tiang dari material yang non-konduktip/non-metal, misalnya bambu, kayu, pipa fiberglass atau PVC.

Gambar 1: Coupling box HANYA diperlukan bagi mereka yang ingin bekerja dengan SWR 1:1 di semua frekuensi se- panjang band 80m (400 KHz) dan 40m (200 KHz), atau bekerja multi band dari 80 -10m


Gambar 2: Antara skema tulisan tangan (gambar atas) dan sketsa di gambar bawah ada selisih beberapa cm pada ukuran panjang kawat, ambil saja ukuran yang lebih besar (sebagai toleransi) untuk nantinya di”trim” pada tahap penalaan.

Seperti bisa diamati di Gambar 1 & 2, dalam meran- cang antenanya Len mengtrapkan kiat pemendekan antena dengan menggunakan TRAP, yang dengan me- rujuk pada rancangan Trap dari W3DZZ menggunakan kabel coax yang dililit pada koker dari pipa PVC. Proses
pembuatan coaxial trap ini langsung bisa diikuti dari Gambar 3 (halaman berikut), sedangkan bagi yang berminat   untuk   tahu   lebih   lanjut   tentang   antena W3DZZ silah lihat Catatan Tambahan pada paragrap akhir tulisan ini.


Gambar 3 :  Sketsa   rangkaian   Trap   (kiri), titik-titik koneksi di ujung-ujung coax (atas) dan Trap 40m versi komersiil buatan Tony Nailer G4CFY dari SPECTRUM Com- munications, UK (bawah)



Catatan:
Trap dibuat dengan membuat 11x lilitan rapat kabel coax RG-58 pada +/-10 cm pipa PVC dia. 1,5”. Karena trap ini nanti- nya   mendapat   tarikan   pada   kedua ujung, buatlah dengan titik-titik sambungan yang sekokoh mungkin seperti dicon- tohkan di gambar sebelah, dimana digunakan kombinasi baut dan sekrup sebagai titik/terminal sambungan. Per- hatikan pula penggunaan sepatu kabel (kabel  schoen)   sebagai   terminasi   di ujung kabel, dan finishing pengerjaan dengan mem”bungkus” lilitan coax de- ngan heatshrink untuk weatherproofing.

Perhatikan juga titik-titik sambungan seperti terlihat pada skema di gambar 3 (atas). Pada gambar yang di- sederhanakan itu (hanya terlihat ujung-ujung coax) bisa diamati bahwa pada satu ujung (sebut saja ujung 1) kawat antena disambungkan kd inner conductor dari coax. Pada ujung satunya (ujung 2) kawat antena disambungkan ke braid/shield dari coax, sedangkan inner conductor-nya   disambungkan   ke   braid/shield   dari ujung coax 1.

Koneksi antar segmen/komponen
Antena ini di feed  di bagian pangkal (bawah) kawat dengan menggunakan coax 50 ohm.
Di lokasi yang konduktifitas tanahnya cukup baik, seperti bisa dilihat pada Gambar 1 & 2 untuk pen- tanahan/Grounding  cukup  dihubungkan  ke  earthing rod berupa pipa galvanized dia. 0.5” sepanjang 2 me- ter  yang  ditancapkan  ke  dalam  tanah.  Di  daerah- daerah yang ada jaringan air (ledeng) dari PAM/PDAM (Perusahaan Air Minum/ Perusahaan Daerah Air Mi- num) yang MASIH MENGGUNAKAN PIPA BESI (biasanya sisa-sisa jaringan lama, karena di banyak tempat su- dah  digunakan  atau  diganti  dengan  pipa  PVC)  akan lebih baik jika koneksi ke Ground bisa disambungkan ke instalasi pipa ledeng PDAM tersebut. Untuk konek- sinya bisa digunakan klem besi (kerok dulu permukaan pipa untuk “melepas” lapisan galvanize-nya, sampai terlihat permukaan besi yang putih mengkilap). Atau lebih baik lagi kalau digunakan self tapping screw (sekrup tanam) untuk menyekrupkan kawat LANG- SUNG ke pipa; tentunya dengan memperhitungkan ujung sekrup jangan sampai membocorkan pipa (!). Pada Gambar 4 dan “insert” di Gambar 2 bisa dilihat bagaimana Len memberikan perhatian khusus bagi kesempurnaan sambungan pentanahan tersebut, de- ngan menggunakan komponen-komponen (klem/klip, terminal block) yang biasa dipakai pada instalasi kelistrikan professional.

Penalaan
Penalaan antena dimulai dari band 40m, dengan men- cari panjang kawat yang resonan pada frekuensi yang diinginkan  (misalnya  7.100  MHz,  yang  merupakan “titik tengah” band 40m yang 200 KHz itu). Lakukan dengan meng-adjust kepanjangan elemen vertikal (bentangan bagian bawah) yang 9+ mtr itu — dengan memotong atau menambah —, makanya panjang ka- wat seyogyanya dilebihkan +/- 25 cm dari ukuran pada gambar, karena akan lebih mudah untuk memotong ketimbang harus menambah (!).
Lakukan  sampai  didapatkan  penunjukan  SWR  yang terrendah (teoritis bisa <1:1,5, bahkan Len GMØONX sendiri meng-claim bisa 1:1.2 di sepanjang band ). Berikutnya adalah penalaan di band 80m (misalnya di 3,8 MHz) dengan meng-adjust kepanjangan elemen horizontal. Lakukan seperti pada penalaan band 40m, bedanya   pada   tahap   ini   yang   dipotong/ditambah adalah ujung LUAR bentangan kawat (antara Trap dan isolator).

Sesuai sub-judul: antena 80 & 40m di lahan sempit rancangan ini sangat cocok untuk dibuat di QTH berla- han cekak, misalnya pada kavling BTN 6 x 12 mtr. (dengan membentang segmen horizontal di sepanjang sisi samping rumah). Dengan menempatkan pangkal kawat dengan feedpoint (dan koneksi pentanahan) di pojok belakang rumah.
Bentangan kawat horizontal kemudian ditarik ke arah halaman depan, menuruti sisi samping yang 12 mtr itu.
(BTW, antena besutan GMØONX ini sudah dijajal be- berapa rekans di Bandung dengan hasil yang memuaskan).
Walaupun desain antena ini semula dimaksud untuk cakupan band 80 dan 40m saja, menurut Len Paget GMØONX sendiri antena ini bisa bekerja baik pada 5 band (80-10m), malah bisa juga mencakup Top band (160m) serta WARC band (30, 17, 12m) dengan ban- tuan Antenna Tuner (atau Coupling Box seperti disebut- kan di Gambar 1)

BTW, para perfeksionis akan berkomentar bahwa un- tuk berkinerja sempurna antena jenis end-fed quarter wave seperti ini memerlukan radials atau sistim pen- tanahan yang tidak hanya sekedar “seadanya”. Untuk ini, bagi mereka yang tidak seberuntung Len dengan kondisi tanah di sekitar QTH-nya (di Skotlandia) yang konduktifitasnya cukup bagus (curah hujan yang luma- yan tinggi di samping membuat lapisan tanah liat cu- kup tebal, juga permukaan air tanah jadi cukup dang- kal yang membuat tanah relatip selalu basah), ada be- berapa  kiat  untuk  mengurangi  ground  losses  akibat
kondisi tanah yang “kurang bersahabat” itu:
1. membentang 1-2 set radial 1/4λ untuk masing- masing band (TIPS: buat dari 20 mtr kabel speaker. Pada salah satu “sisi” kabel yang terdiri dari 2 “ler/ utas” itu bikin kowakan/potong +/- 2 cm pada titik 10 mtr dari ujung, sehingga sisi yang utuh (20 mtr) bekerja  sebagai  radial  untuk  band  80m  dan  sisi yang terpotong sepanjang 10m bekerja sebagai radial untuk band 40m), atau
2. Jauhkan posisi feedpoint dari permukaan tanah, taruhlah sampai sekitar 2-3 mtr DPT, atau
3.  Jika kiat 2 di atas kurang menolong, bentang 1-2 set counterpoises 1/4λ untuk masing-masing band. Counterpoises dibuat seperti cara membuat radial, dan seperti juga radial counterpoises dikonek ke braid dari coax. Kalau mau dipendekkan, buat 1 set counterpoise dengan me-lilitrapat-kan (helically wound) 40 mtr kabel speaker 2x32 pada koker PVC 3/4”. JANGAN lupa untuk membuat kowakan pada salah satu sisi kabel pada ltitik 20 mtr dari ujung.

Kinerja yang diharapkan.
Pada kondisi optimal, sebagai sebuah end-fed vertical antena ini akan bekerja dengan polarisasi vertikal, pancaran omni directional, dan dengan sudut radiasi yang relatip cukup rendah — yang mendukung untuk liputan jarak jauh.

Catatan tambahan:
Mereka yang “jeli” akan melihat uthak-athikan Len Paget GMØONX ini sebagai separuh (satu sisi/sayap) dari antena Trap Dipole rancangan lawas (QST, March 1955) dari C L Buchanan W3DZZ (SK, January 2010).

Gambar 4: Close up dari koneksi pentanahan dan dari pangkal segmen vertikal ke coax di GMØONX.

Hal ini dibenarkan oleh Len GMØONX sendiri dalam artikel aslinya (di majalah Practical Wireless February
2004),  yang  bisa  diunduh  dari  http://www.qsl.net/gm0onx/5%20band%20Inverted%20L.pdf.
Bagi mereka yang berminat untuk mengoperasikannya di Top band (160m), silah mengunduh kiatnya di
http://www.qsl.net/gm0onx/Inverted%20L%20adding%20top%20band.pdf, sedangkan bagi mereka yang ingin “menelusuri” lebih jauh tentang rancangan W3DZZ (yang melegenda seba- gai “Bapak” rancangan coaxial Trap) dan Multi band TRAP antenna lainnya silah buka:

Selamat mencoba (dan menikmati hasilnya) ....

PS:
Sketsa berikut dibuat TIDAK on scale basis, semata untuk memperjelas koneksi antara ujung-ujung lilitan coax dengan masing-masing sisi kawat (segmen vertikal dan horizontal) pada Trap - Ed.


IOTAs, JULY 2012

IOTAs, JULY 2012

Week end pertama (tanggal 6-7-8) bulan Juli 2012 ditandai dengan setidaknya 3 events berskala Nasional, yaitu MUNASSUS dan RAKERNAS I ORARI (yang dimeriahkan dengan Hamfest) di Pantai Satui Barat, Tanahbumbu, Ban- jarmasin; JABAR FieldDay 2012 di Pantai Pangandaran dan ekspedisi IOTA YEØM di Pulau Kaliage besar, Kepu- lauan Seribu.
Sesuai judul rubrik ini, hanya tentang YEØM yang kami ulas di edisi ini, yang kami sandingkan dengan ekspedisi IOTA YE9IOTA di Gili Trawangan,Lombok, NTB.

YEØM
Kaliage Besar, Seribu Island OC177


Kaliage Besar adalah sebuah pulau tanpa penghuni tetap, tapi merupakan salah satu dari resor wisata bahari ternama di Kep. Seribu - OC 177, Locator OI34gi (5°39’38.46″S—106°34’11.38″E)

Tim YEØOM terdiri dari (hampir) seluruh anggota Tim DX- pedition YB8Y ke Ohoiew, Kep. Kei (IOTA OC 221) di bulan Maret 2012 yang lalu,
Untuk low-band arsenal Tim terdiri dari:
80m:   IC-756 Pro-III + Ameritron 600 watt. Antena TX di- pole di atas laut, feedpoint sekitar 10 mtr DPL.
160m: IC-746  Pro  +  Emtron  1  KW  (max.);  Antena  TX juga   dipole   BENAR-BENAR   di   atas   laut,   feed- point juga +/- 10 mtr DPL.
Antena RX: Beverages ke arah Utara.

Di samping merayakan HUT ORARI ke 44, ekspedisi IOTA yang konon di co-sponsori oleh MetroTV dan harian Media Indonesia ini kebetulan juga merayakan HUT ke 70 (8 Juli) OM IGK Manila YBØAA, yang pada foto di atas (kaos hijau/orange) tampak sumringah berada di alam bebas, jauh dari keruwetan Ibukota.

Di blognya, OM Jo YCØLOW mengulas kisah sukses YEØOM dalam mendulang perolehan scorenya, sbb.:
 Jumlah QSO CW   lebih besar ketimbang moda-moda lainnya. QSO rate pada moda CW bisa 2-3x lipat moda- moda lainnya (tercatat 102 CW QSO di 160m, 369 QSO di 80m).
 Jumlah band-band yang diaktifkan adalah 11 buah dengan 4 moda yang populer
 Persiapan SDM yang matang dan adanya alat-alat yang baik/terawat.
 Jumlah operator dan SDM yang cukup banyak untuk pembagian tugas secara optimal
 Data 12 Juli 2012: 117 DXCC countries, total 20.516 QSO  dengan 18.443.884 points.
BRAVO (!!!), dan seoerti OM Jo bilang di blog-nya: where do we go next? [Ed.]




YE9IOTA
Gili Trawangan Island (IOTA OC-150), RSGB IOTA Contest 28-29 July 2012


Kadek YB9BU, Joppy YB8XM dan Bambang YC9HIU

Kepuluan Gili adalah gagasan pulau   yang terdiri dari tiga pulau kecil: Gili Trawangan, Gili Meno and Gili Air — di lepas pantai di barat laut Lombok, NTB

Team members :
Kadek YB9BU (Leader), Slamet YB3EZ, Adhi YB3MM, Joppy YB8XM, Tjok YB9BZ, Adi YB9GV, Hami YB9HM, Tris YB9IUS, Ian       YB9JES, Kardi       YB9KA,       Adhi       YCØOIL, Agus YC9CCS, Aziz YC9GDE,  Indarto  YC9GON, Rahman  YC9HAK, Bambang YC9HIU, Mahmud YC9ICU, Nengah YC9ID, Anwar YC9ITA,  Tiwi  YC9JBI,  Ikrom  YC9JCT,  Jack  YC9JEK, Indarto YC9JIN, Wan YC9JIP, Handoko YC9JQZ, Endro YC9JVC, Saep YC9KPK, Ferdy YC9MKF, Sahir YD9GOR, Mursid YD9HAM, Putu YD9IPJ, Surne YD9JLK.

Equipment :
TRCVR: TS-450S, IC-718; Antenna: 40m Delta loop, 20m dipole, 15m 3 ele yagi

Lighthouse: YE9IOTA juga mengudara dari Mercusuar Trawangan (WLOTA 2637)

Sayang, sampai saat penyuntingan e-QSP edisi Juli 2012 ini Editor belum mendapatkan hasil akhir dari Ekspedisi ini, walaupun sudah dicoba browsing ke beberapa laman seperti www.mdxc.org/ye9iota; www.ybdxc.net dll., jadi mohon maaf kalau liputan ini jadi kurang tuntas adanya. (NO Problem, mungkin bisa disusulkan di e-QSP depan) [Ed.}


Suntingan ulang dari blog OM Jo YCØLOW Kronik Top Band (160m) DX di Indonesia:
Selamat untuk OM Feri YC1COZ di Bogor, yang menjadi pemenang di negara ini dan sekaligus pemenang di be- nua (Country & Continent Leader) pada Oceania DX Contest 2011 dalam moda  CW, 160m.
Sepanjang catatan OM Jo, inilah satu-satunya prestasi tertinggi dari stasiun YC pada 160m, CW, dalam kontes tsb. seperti yang bisa dilihat pada unduhan berikut ini:

Gambar 1. - Peringkat akhir dari stasiun-stasiun Indonesia, Juli 2012.

OM Feri menorehkan rekornya dengan bekerja dari/operate pada RadioLand di Gunung Malang, Subang, Jawa Barat, seperti yang bisa dilihat pada artikel 10 Oktober 2011 di http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/10/yc1coz-op-feri-dalam-kontes-oceania.html
Selamat juga kepada OM Kasmuri YD1MRI dan para operator lain yang masuk dalam daftar di Gambar 1 tersebut.
[Ed. ]

Expedition 32: Launched and onboard the ISS Credit: NASA/Carla Cioffi

Expedition 32: Launched and onboard the ISS Credit: NASA/Carla Cioffi

Minggu 15 Juli 2102, 08:40 waktu setempat: Pesawat ulang-alik Soyuz TMA-05M yang membawa awak Ekspedisi 32 diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Para awak yang di”berangkatkan” hari itu terdiri dari tiga kebangsaan yang berbeda: Yuri Malenchenko (RSS Energia, Russia), YL Sunita Williams (NASA, India) dan Akihiko Hoshide (JAXA, Jepang).

Pagi-pagi sebelum berangkat, para awak Ekspedisi 32 menerima pem- berkatan dan doa dari pendeta Gereja Katholik Ortodox Russia.

Awak lengkap dan Logo Ekspedisi 32, [ki-ka]: Akihiko KE5DNI, Yuri Malenchenko, YL Sunita Williams, Acaba KE5ADR, Padalka RN3DT (komandan Ekspedisi), dan Revin RN3BS.

Soyuz TMA-05M dilihat dari ISS pada saat-saat mendekati proses docking (merapat ke ISS).

Sunita Williams disambut hangat oleh Sergeri Revin begitu keluar dari kabin Soyus dan memasuki komparte- men awak di ISS

Para awak Ekspedisi 32 ini dijadwalkan untuk bertugas di ISS sampai September 2012 (bagi awak dari kelompok ex Ekspedisi 31: Padalka, Acaba dan Revin) dan November 2012 (bagi Sunita, Akihiko dan Malenchenko, yang nantinya akan bergabung dengan Ekspedisi 33 dengan Malenchenko sebagai Komandan)
Bagi Padalka misi ini merupakan penerbangan di orbitnya yang ke-empat, sedangkan bagi Sunita ini adalah pe- nerbangannya yang ke dua (seperti juga bagi Akihiko), dengan rekor di tangan  Malenchenko yang sudah untuk ke lima kalinya meng-orbit  . . . . . . . . 

Adegan berpelukan antara Sunita dan Revin seperti dimonitor di layar TV raksasa di Pusat Pengendali Misi di Korolev, Russia


17 Juli 2012: “Konferensi pers” pertama, seperti bisa diikuti “live” dari kabin ISS [atas], dan seperti terpampang di layar monitor di Pusat Pengendali Misi di Korolev 

Sebagai sisi ringan dari liputan ini, rambut gondrong Padalka yang dalam keadaan tanpa bobot itu sesekali terlihat ber- diri tegak (‘njegrak) cukup jadi bahan canda, baik di antara sesama crew maupun dengan para pengamat di Bumi.

Foto ISS032-E-008595 (20 July 2012) -- Sunita Williams melemaskan otot di fitness centre (dengan   Sepeda statis Cycle Ergometer yang dilengkapi Vibration Isolation System (CEVIS) di Lab. Destiny di ISS.
Kehidupan tanpa bobot untuk jangka panjang mengha- ruskan para awak ISS untuk selalu rutin berolah raga demi kebugaran fisik (terutama otot-otot dan tulang) mereka.

Foto ISS032-E-008695 (20 July 2012) -- Sisi pandang lain di Lab. Destiny: KERJA, KERJA, KERJA (!!!) Acaba dan Sunita lagi  sibuk  di  posisi  kerja  masing-masing  dengan  berbagai riset sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka tekuni.

Sumber: www.youtube.com/watch?v=gyLsqZY1j78 dan NASA television.

Berita Organisasi

Berita Organisasi 


Setelah ditunggu-tunggu (oleh banyak fihak) selama kurang lebih delapan bulan sejak berlangsungnya MUNAS IX ORARI pada 21—22 Oktober 2011 yang lalu, pada hari Minggu 1 Juli 2012 bertempat di Sekre- tariat Jenderal ORARI Pusat, telah dilaksanakan Acara Pengukuhan Kelengkapan Kepengurusan ORARI Pusat Masa Bakti 2011 – 2016 .

Susunan Jabatan Pengurus di lingkungan ORARI PUSAT MASA BAKTI 2011 – 2016 yang dikukuhkan oleh
Ketua Umum ORARI tersebut adalah sesuai dengan Keputusan Ketua Umum ORARI Nomor : KEP- 017/OP/ KU/VII/2012 tanggal  01 Juli 2012,  yang kutipannya seperti berikut:


ISS Expedition 31 Crew Lands Safely

ISS Expedition 31 Crew Lands Safely

Payung  digunakan  sebagai  alat  bantu  pengereman  saat Soyuz   TMA-03M   melaju   menembus   kepadatan   atmosfir bumi, sebelum diaktipkannya retro-rocket beberapa detik sebelum touch down. [Photo: courtesy NASA]

Pada tanggal 1 Juli 2012 tiga awak Expedition 31 yang terdiri dari Komandan Oleg Kononenko RZ6AZW, flight engineer Don Pettit KD5DMT (NASA) dan Andre Kuipers PI9ISS (ESA/European Space Agency) kembali ke bumi dengan wahana ulang alik Soyuz TMA-03M, mengakhiri misi mereka selama 6 1/2 bulan di “atas sana”. Komandan Oleg Kononenko mendaratkan wahana angkasanya di padang rumput dekat Dzhezkazgan, Kazakh- stan pada jam 14:14 waktu setempat. Dengan pendaratan ini tercatat “Trio” ini sudah melewatkan 193 hari-hari mereka (sejak keberangkatan mereka pada 23 Desember 2012) di luar bidang daya tarik (gravitasi) bumi, de- ngan 191 hari di antaranya berada di dalam setasiun angkasa antarbangsa ISS.
Di samping berbagai kajian di bidang teknoloji robotic, selama ekspedisi para awak telah melakukan lebih dari
200 riset dan kajian ilmiah yang melibatkan lebih dari 400 orang ilmuwan, akademisi dan pakar di berbagai pusat riset di Bumi; antara lain berbagai kajian tentang sistim kardiovaskuler serta kekebalan tubuh terhadap keterdadahan (exposed) ke cairan (fluid) dan api (flame).
Sebelum meninggalkan ISS, Kononenko menyerah-terimakan kepemimpinan Ekspedisi ke rekannya Gennady Padalka RN3DT, yang tetap tinggal di ISS bersama astronaut NASA Joe Acaba KE5ADR dan kosmonaut Sergei Revin RN3BS (foto-foto di halaman 3)
Awak Ekspedisi 32 yang di bawah komando Padalka akan dilengkapi astronaut Sunita Williams, kosmonaut Yuri
Malenchenko dan astronaut dari JAXA/Japan Aerospace Exploration Agency  Akihiko Hoshide KE5DNI.
Williams, Malenchenko dan Hoshide berangkat  pada 15 Juli dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, untuk  ber- gabung di ISS pada tanggal 17 Juli 2012 (lihat liputannya di halaman 4)

Pada tanggal 25 Juni 2012, Pettit KD5DMT merayakan dicapainya jumlah hari terbang akumulatip selama 370 hari (lewat dari 1 tahun) di orbit, yang dicapainya dengan menggabungkan jam-jam terbang sebagai awak Ekspedisi 6, Ekspedisi 30/31 (yang sekarang ini) dan penerbangan dengan pesawat ulang-alik STS-126 pada misi En- deavour (November 2008). Dengan 370 hari di orbit, Pettit berada di urutan ke empat di antara para astronout NASA dengan hari terbang  terlama di angkasa luar. Pada Ekspedisi 31 ini, di samping foto-foto lintasan Venus (lihat e-QSP edisi Juni 2012) yang diabadikannya dengan kamera Nikon D2X miliknya pribadi, Pettit juga meng- gunakan peralatan “rumah tangga” biasa yang ada di ISS untuk melakukan berbagai eksperimen di bidang fisika untuk serial video  "Science Off the Sphere." Lewat video ini Pettit menunjukkan kepada berjuta pemirsa (lewat Internet) bagaimana dan apa dampak kehidupan tanpa bobot (zero G) di orbit terhadap prinsip-prinsip ilmiah yang dipercaya dan berlaku sampai sekarang, seperti misalnya di bidang fisika dan medis.


1 Juli 2012: Oleg Kononenko, Don Pettit dan Andre Kuipers disambut dengan acara penyambutan tamu tradisionil di bandara Karaganda, Kazakhstan, beberapa jam sesudah pendaratan mereka kembali ke Bumi. Sesudah acara pe- nyambutan ini para awak Ekspedisi 31 tersebut berpisah: Kononenko kembali ke Pusat Pelatihan Kosmonot di Gagarin City (dekat Moskwa), sedangkan Pettit dan Kuipers diterbang- kan dengan pesawat NASA yang menjemput mereka untuk kembali ke  Johnson Space Center di Houston, AS.
[liputan Joshua Buck jbuck@nasa.gov]


28 Juni 2012: Joe Acaba, Don Pettit, dan Andre Kuipers  berbincang  tentang  kehidupan  dan berbagai riset yang mereka lakukan selama di ISS lewat wawancara jarak jauh dengan Eric Berger, koresponden ilmiah dari the Houston Chronicle, yang juga bisa diikuti lewat program "Science  Friday"  di  berbagai  jaringan  radio (siaran) nasional AS serta www.youtube.com. Nampak betapa mereka begitu santai dalam kabin tanpa bobot di ISS yang dipertahankan pada suhu lingkungan 210 C itu.

Catatan:
Kalau tidak disebutkan lain secara khusus, foto di atas dan kiri (serta foto-foto lain sepanjang suntingan ini) bersumber dan diunduh dari: http://www.youtube.com/watch? v=ztHfT4if35c&feature=relmfu


29 Juni 2012: Di kabin yang sama (lihat Gambar atas) berlangsung Acara SERTIJAB/Serah terima Jabatan Komandan Ekspe- disi 31/32 dari Oleg Kononenko (kanan) ke Gennady Padalka (kiri). Entah disengaja atau sekedar kebetulan, pada foto terli- hat para awak Ekspedisi seolah terbagi dua: di deret kanan (Kononenko, Pettit, Kuipers) adalah mereka yang akan segera kembali ke Bumi, sedangkan di deret kiri: Padalka, Acaba dan Revin tetap tinggal di ISS sebagai bagian dari Ekspedisi 32.

SEKAPUR SIRIH.....vol. I, July 2012

SEKAPUR SIRIH.....vol. I, July 2012


DR e-QSP readers …
Di bidang organisasi, bulan Juli ini di awali dengan pengukuhan “Kelengkapan” Kepengurusan ORARI Pusat pada 1 Juli 2012 yang lalu, dengan Susunan Kepengurusan seperti yang bisa dilihat di halaman 2.
BTW, ‘nggak sengaja (dan ‘nggak diniatkan), sejak 2-3 edisi belakangan e-QSP seolah jadi thematik —  dengan menjadikan penjelajahan ruang angkasa pada umumnya serta berbagai kisah tentang astronaut  dan  kosmonout yang kebetulan me- mang amatir radio khususnya sebagai thema.
Menggenapkan kisah-kisah tersebut, silah ikuti kembalinya — dengan selamat tentunya — 3 amatir radio yang mengawaki ekspedisi 31, juga pada tanggal 1 Juli 2012 itu; serta keberang- katan 3 orang awak pengganti (seorang di antaranya amatir
radio: Akihiko KE5DNI) pada tanggal 15 Juli 2013.

Di Rubrik IOTAs kami rekam 2 events IOTA di bulan Juli 2012, juga “numpang” di rubrik ini pencapaian gemilang seorang YC1 dalam kontes OCEANIA DX Contest 2011 yang lalu, sedangkan rubrik AntennaMania kami isi dengan rancangan Trapped  In- verted  L dari Len Paget GMØONX, yang dikembangkan dari posting OM Gatot Dewanto YE1GD di akun FB ORDA Jawa Barat.

Selamat membaca, and as always: pse ENJOY …. [Ed.]