Sunday 13 January 2013

The South East Asia Amateur Radio Network (SEANet)


Pengantar:
The South East Asia Amateur Radio Network (SEANet) sudah “mengudara” sejak 29 November 1963, dan walaupun harus melewati berbagai periode pasang-surut sepanjang lima dasa warsa keberadaannya, nyaris tidak pernah absen terselenggarakan setiap sore (12:00 UTC) di 14.320 MHz plus/minus QRM.
Mengutip  laman  SEANet  www.seanet.cc/..  tujuan  yang  mendasari pentyelenggaraan Net ini adalah: “to promote interna- tional understanding and fellowship among hams and to relay emergency, medical, urgent or priority traffic”, atau seperti yang gampang-gampangan  (tapi  make  sense)  di”definisi”kan  pada SEANet Convention ke 1 (1971/1972): “A place to meet and contact other amateurs of the area on a regular basis." Keberadaan Net ini juga seolah memberikan fasilitas bagi sia- papun dan di manapun untuk melakukan uji kinerja   peralatan mereka  serta  kondisi  propagasi  di  20m  dengan  checking-in pada saat Net berlangsung.   Karena kondisi propagasi inilah, seperti juga dengan rekan-rekan ham di manapun, partisipasi YB-landers untuk check-in SEANet boleh dibilang selalu meng- alami pasang-surut juga, antara lain karena pengaruh faktor propagasi yang menyebabkan dapat saja terjadi untuk beberapa waktu frekuensi 14.320 MHz nyaris tertutup samasekali sehingga tidak mungkin melakukan QSO di situ.

Pada 30-31/12-1971 s/d 1/1/1972 SEANet Convention PERTAMA digelar di Penang, Malaysia, dan sejak itu Konvensi selalu  diadakan  setiap  tahun  TANPA  PUTUS,  kecuali  di  tahun 1986 dan 1987.
Di Indonesia SEANet Convention sudah pernah 2x diadakan, yaitu  Konvensi  ke-6  (Jakarta  1976)  dan  ke-11  (Yogyakarta 1981). Selain di kawasan ASEAN, secara geografis Konvensi SEANet terjauh yang pernah diselenggarakan adalah di Dakha, Bangladesh (ke 21, 1993); Madras, India (ke 24, 1996), Perth, Australia (ke 30, 2002); Bangalore, India (ke 33, 2005), Osaka, Jepang (ke 34, 2006); Seoul (ke 37, 2009); dan Shanghai (ke 38, 2008)

Sebagian YB-landers participants pada 40th SEANet Convention di KL (lihat text).dengan host yang berbaju teluk belanga khas 9M2 land.

40th SEANet Convention 2012 di KL kali ini dihadiri 131 peserta dari 20 negara, termasuk “partisipan”   YB-landers yang terdiri dari Triadi P. Suparta YBØKVN, Gjellani J. Sutama YB1GJS (beserta keluarga), Wisnu Widjaja YBØAZ (NCS SEANet 2002), Nur Sofyan YC6EZ serta Denny Sinaga YB6HJE dan Said YD6OAH yang masing-masing disertai YF mereka.
Pada jadwal acara yang dapat diunduh dari laman 40th SEANet Convention disebutkan tentang berbagai seminar & lokakarya tentang AMSAT, EmComm, Tehnik DX-ing serta teknologi ALE (Automatic Link Establishment) di band HF (yang selama ini hanya dipakai di lingkungan militer) yang digelar selama Kon- vensi tersebut.
BTW, Konvensi SEANet yang ke 41 akan dihelat di Yokohama (Jepang, 2013), sedangkan yang ke 42 akan digelar di Bali (2014) ■.
Hayooo, menyongsong Bali 2014 nanti, siapa YB-landers yang dari sekarang bersedia jadi NCS SEANet? Kalau tahun 70-80an doeloe YB-land bisa berbangga punya Linda YB3BDL yang era itu disebut-sebut sebagai “the only YL NCS of SEANet“, siapa lagi YL yang tertantang untuk me”warisi” dan meneruskannya !?                    



Seakan menanggapi concern yang tersurat (dan tersirat) pada larik‐larik akhir halaman 10 e‐QSP Vol. II.02 Sep‐ tember 2012: … “how’s thing going dengan proyek satelit LAPAN/ORARI  yang  di”garap”  AMSAT‐ID  (yang  masa bakti Kepengurusannya kecuali ada perpanjangan sudah berakhir di tahun 2011)? …., pada akhir Oktober 2012 telah diadakan pertemuan antara SekJen Suryo Susilo YBØJTR dengan (sebagian besar) mantan Pengurus AM‐ SAT‐ID yang masa baktinya sudah kadaluarsa.
Dengan  semakin  dekatnya  rencana  peluncuran  Satelit LAPAN A2/LAPAN‐ORARI (di tahun 2013 ini), untuk me‐ neruskan dan memelihara kerjasama yang sudah terjalin baik dengan LAPAN maka dirasa perlu untuk menyegera‐ kan penyusunan Kepengurusan AMSAT‐ID yang baru, YBØJTR menawarkan kepada para aktifis yang hadir un‐ tuk  mengusulkan  nama‐nama  bagi  Kepengurusan  pe‐ riode 2013‐2016 y.a.d., dan akhirnya terpilih Wisnu Widjaja   YBØAZ sebagai koordinator AMSAT‐ID, dan langsung diminta YBØJTR untuk  segera menyusun Kepengurusan yang baru.

Selamat, OM Wisnu ......
semoga susunan Pengurus AMSAT-ID masa bakti 2013-2016 sudah dapat diumumkan di e-QSP edisi depan ... ■





GAREC (Global Amateur Radio Emergency Communications Conference)



GAREC ke‐8 tahuh 2012 telah digelar di Thistle Resort, Port Dickson, Malaysia (karenanya mereka menyebutnya sebagai MyGarec 2012) pada 12‐14 November 2012, dengan mengambil   thema: “One world, One commitment”

GAREC (Global Amateur Radio Emergency Communications Conference) adalah konferensi   yang setiap tahun digelar IARU sebagai ajang/wadah diskusi tentang ope‐ rasi Radio Amatir saat terjadi bencana (alam) serta keadaan darurat lainnya, dengan motto: "Saving lives through emergency communications" dan berpedoman pada Visi dan Missi sebagai berikut:
THE VISION: To have regular worldwide cooperation and understanding between Authorities and Amateur Radio Service on the field of Emergency Communications.

THE MISSION: To get Amateur Radio operators to be bet‐ ter prepared for emergency communications and create practices for national and international levels. GAREC is for exchanging information and experiences between all Amateur Radio operators and groups that are interested in EmComms.
GAREC pertama kali digelar di Tampere, Finland (2005), dan  pada  saat  itu  disetujui  bahwa  GAREC  berikutnya akan diselenggarakan dengan mengambil tempat secara bergantian di antara ketiga Regions IARU, sehingga sampai tahun 2012 ini GAREC sudah 8 x digelar:

2nd  Tampere, Finlandia ‐ IARU Region 1 (2006)
3rd   Huntsville, Alabama ‐ IARU Region 2 (2007)
4th   Friedrichshafen, Jerman ‐ IARU Region 1 (2008)
5th   Tokyo, Jepang ‐ IARU Region 3 (2009)
6th   Willemstad, Curaçao ‐ IARU Region 2 (2010)
7th   Sun City, Africa Selatan ‐ IARU Region 1 (2011)

Triadi Suparta YBØKVN dan Ria Triadi YCØKVM di antara MyGAREC 2012 delegates

GAREC‐2012 yang secara resmi dibuka oleh Dr. Seppo Sisatto OH1VR dihadiri oleh +/‐ 20 orang delegasi dari Sembilan IARU member societies dari Finlandia, Jerman, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Swiss, Thailand, UK dan tuan rumah Malaysia.
Agenda   Konferensi   diisi   dengan   beberapa   paparan, antara lain tentang MEWS/Mobile Emergency Weather Station oleh perancangnya Greg Lee HSØZHM.
MEWS dirancang untuk dapat memberikan laporan cuaca (dari lokasi bencana) yang diperlukan para pengambil keputusan dalam menentukan langkah‐langkah penang‐ gulangan, termasuk untuk menunjang keselamatan peng‐ operasian helikopter penolong.
Paparan  lain  sebagai  bagian  dari  materi diskusi selama sidang‐sidang yang membicarakan status layanan Em‐Comm oleh Amatir Radio serta kendala dan masalah umum yang dihadapi dalam penyelenggaraan EmComm  di berbagai negeri (seperti Finlandia, Jerman, Hong Kong, Indonesia dan Swiss) antara lain disampaikan oleh Greg Mossop GØDUB (IARU Reg. 1 EmmComm Coordinator); prosedur bagi NCS pada EmComm dengan Calling Frequency & Dispatcher di Swiss oleh Peter Sidler HB9PJT; Pengorganisasian dan Pelatihan bagi operasi penyelamatan bersama SRAL (= institusi Ham EmComm di Finlandia) dan SRT (= Safety Radio of Finland) oleh Jyri Putkonen OH7JO;   dan tentang CORE oleh Triadi P Su‐ parta YBØKVN (yang mengutamakan hubungan baik de‐ ngan instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas Penanggulangan Bencana dan intitusi lainnya)

The IARU HF Emergency Operating Procedure juga direview menuruti pengalaman selama penyelenggaraan GlobalSET   (Simulated   Emergency   Test)   dan   berbagai event pelatihan yang diadakan para member societies.
GAREC  2013  akan  digelar  di  Zurich,  Swiss  (25‐27  Juni 2013), sedangkan untuk tahun‐tahun berikutnya terpilih Huntsville, Alabama (2014), untuk kemudian “kembali” ke Tampere, Finlandia (2015) ■

Kiprah



Kiprah .....    

Pengantar:
Pada bulan November 2012 silam di kawasan ini telah digelar berbagai  perhelatan  berskala  mondial  (mendunia)  dari  beberapa Organisasi di lingkungan Radio Amatir, yaitu IARU Region‐3 15th Conference di Ho Chi Minh City, Vietnam, dan dua gelaran di Malaysia: The 8th GAREC 2012 di Port Dickson, dan The 40th SEANet Convention di Kuala Lumpur.
Ketiga event akbar tersebut telah mengambil beberapa keputusan yang seperti bisa disimak pada liputan berikut ini akan berdampak cukup signifikan bagi derap langkah ORARI dalam berkiprah ke depan. [Ed.]



Dibanding perhelatan Organisasi‐organisasi Radio Amatir internasional apapun yang pernah digelar selama ini, barangkali inilah gelaran yang paling ramé dihadiri para “dignitaries” YB‐land.
Delegasi Indonesia/ORARI dipimpin oleh SekJen Suryo Susilo YBØJTR, beranggotakan Direktur Operasi Sumber Daya Ditjen SDPPI Rachmat Widayana YEØRW, Interna‐ tional  Affairs/IARU  R‐3 Liaison  Officer  Triadi  P.  Suparta YBØKVN, Award & QSL Büro Gjellani J. Sutama YB1GJS, Koord. Amsat‐ID Wisnu Widjaja YBØAZ; sedangkan para Peninjau terdiri dari Wakil Ketua Sugeng Suprijatna YBØSGF, KabidOrg Bambang Sugiarto YBØYJ, Wakil Sek‐ Jen Anna Rudhiantiana YBØANA, Ketua ORDA Papua Yanuarius Resubun YB9YZ, KaBidOrg ORDA Papua Ronny Latupeiressa YB9WR, Ketua DPP H. Abidin Hamsyah YB7LSB, serta tiga orang anggota ORDA Kalimantan Sela‐ tan M. Nachwan YB7NSA, Abdul Hadi Al Hafiz YD7HDG dan Rahmadi Harli Apin YD7HRH.
Catatan:  Pada  Konferensi  IARU  Region  3  ke  14 yang digelar pada 12‐16 Oktober 2009 di Christ‐ church, New Zealand — dengan NZART/New Zea‐ land Association of Radio Transmitters) sebagai tuan rumah — dari Indonesia/ORARI hadir Hublu/ IARU   Region‐3   Liaison   Officer   Wisnu   Widjaja YBØAZ dan Pembantu Umum Triadi Suparta YBØKVN.

Konferensi ke 15 IARU Region 3 ini juga mencatat rekor dengan  kehadiran  delegasi  dari  16  “members  socie‐ ties” (Organisasi Radio Amatir nasional) yang terdiri dari ARRL (AS), ARSI (India), BDRA (Brunei Darussalam), CRSA (Mainland   China/PRC),   CTARL   (Cina   Taiwan),   HARTS (Hong Kong), JARL (Jepang), KARL (Korea), MARTS (Malaysia), NZART (New Zealand), ORARI (Indonesia), PARA (Philipina), RAST (Thailand), SARTS (Singapore), VARC (Vietnam), WIA (Australia) dan PIARA (Pitcairn Is‐ land) yang dikuasakan kepada (by proxy) JARL.
(Konferensi IARU Region 3 ke 14 di New Zealand hanya dihadiri 10 “member societies” dan 3 “by proxy”)
Dari lingkungan IARU hadir Presiden IARU Tim Ellam VE6SH, Presiden Hans Timmerman PB2T dan Sekretaris Dennis Green ZS4BS (IARU Region 1) serta Presiden Rei‐ naldo Leandro YV5AM dan Sekretaris Ramon Santoyo XE1KK (IARU Region 2).

Konferensi dibuka oleh Nguyen Minh Duc 3W2REH, Chairman VARC selaku tuan rumah, yang bersama Lee Manh Ha, Wakil Ketua Komite Rakyat Ho Chi Minh City dan Nguyen Van Thu, Deputy Manager Departemen Managemen Frekuensi Radio dan Direktur Pusat Manage‐ men Frekuensi Regional 2 Kementerian Telekomunikasi Vietnam menyambut hangat kedatangan para delegasi di HCMC (Ho Chi Minh City).
Pembukaan persidangan yang dipimpin oleh para Direk‐ tur IARU Region 3 didahului dengan memberikan peng‐ hormatan  kepada  para  pengurus  IARU  Region  3  yang telah Silent Key, khususnya dengan mengheningkan cipta bagi Michael Owen VK3KI, Presiden IARU Region 3 pe‐ riode 2009‐2012 (SK 22/09/2012, lihat e‐QSP Vol. II‐02, September 2012).
Atas usulan tuan rumah VARC, forum menyetujui Terry Carrell ZL3QL (Presiden AMSAT‐ZL) dari NZART menjadi Ketua Persidangan Konferensi IARU Reg. 3 ke 15 ini.

Beberapa hasil/keputusan Konferensi (terutama yang menyangkut  Indonesia/ORARI)  bisa  disebutkan  antara lain:
 Atas  usulan  2  “members  societies”  jumlah  Directors yang semula 5 orang dinaikkan menjadi enam orang, dan telah terpilih Peter Lake ZL2AZ, Joong Guen Rhee HL1AQQ, Shizuo Endo JE1MUI, Geoff Atkinson VK3TL, Wisnu Widjaja YBØAZ dan Gopal Madhavan VU2GMN. Para Directors terpilih  kemudian memilih Gopal Mad‐ havan VU2GMN sebagai Chairman untuk term 2012‐ 2015.
[Dari enam nama tersebut, empat di antaranya: Peter Lake ZL2AZ, Shizuo Endo JE1MUI, Joong Guen Rhee HL1AQQ dan Gopal Madhavan VU2GMN adalah petahana/incumbent yang sebe‐ lumnya adalah Directors IARU Region 3 periode 2009‐2012 (hasil Konferensi IARU Region 3 ke 14 di New Zealand)]
 Di  samping  terpilih  dan  diangkatnya  Wisnu  Widjaja YBØAZ sebagai salah satu Director, dalam berbagai sidang Konferensi juga memutuskan untuk mengangkat Onno W Purbo YCØMLC sebagai EMC/Electromagnetic Compability Coordinator serta menerima usulan ORARI bagi keanggotaan Triadi P. Suparta YBØKVN dalam Task Force STARS*** (Support for the Amateur Radio Service in IARU Region 3).
Dalam posisi masing‐masing Wisnu Widjaja YBØAZ sebagai salah satu Direktur bertanggung jawab atas Rencana Strategis IARU Region 3, STARS ***, dan Satelit Amatir Radio; Onno W. Purbo YCØMLC sebagai EMC bertugas untuk “educating member societies” tentang potensi gangguan (interference potential) dari   Power Line Communications (PLC/BPL), LED lights, plasma TV, photovoltaic systems dan sejenisnya; sedangkan Triadi P. Suparta YBØKVN sebagai anggota STARS*** bertu‐ gas untuk memberikan dukungan bagi member socie‐ ties yang akan memajukan kegiatan radio amatirnya;
 Dibentuk  dua  “WG/Working  Groups”  (Komisi):  WG1 membidangi hal‐hal terkait kebijaksanaan (policy mat‐ ters) yang mencakup edukasi, pelatihan, pengembang‐ an Radio Amatir, serta konferensi internasional/region‐ al terkait bidang administrasi ke‐radio‐an (radio admini‐ strations) yang  melibatkan  pihak  otoritas/Pemerintah (mis. : APT/APG & WRC), sedangkan WG2 membidangi hal‐hal terkait OPTEK/operational & technical matters, termasuk EmComm,  Awards dan Band plans.
Finance Committee/Komite Keuangan yang membahas segi keuangan Organisasi sempat bersidang dengan melibatkan seluruh delegasi yang hadir.
[YBØJTR  dan  YB1GJS  ikut  hadir  sebagai  anggota  di WG1, seperti juga YBØAZ (selain sebagai Secretary) dan YBØKVN di WG2]

Para Directors IARU Region 3 terpilih: Ken JA1CJP (Secretary), Geoff VK3TL, Wisnu YBØAZ, Peter ZL2AZ, Gopal VU2GMN (Chairman) , Endo JE1MUI, Rhee HL1AQQ.

 Iuran (keanggotaan) IARU: Konferensi menyetujui kenaikan iuran keanggotaan IARU sebesar 20%.
Atas keberatan yang diajukan ORARI, MARTS, JARL dan KARL maka keempat member societies tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan keringanan kenaikan sebesar 10% saja.
 Konferensi menerima dan menyetujui usulan Indone‐ sia/ORARI untuk menjadi tuan rumah bagi penyeleng‐ garaan Konferensi ke‐16 IARU Region 3 di Yogyakarta pada tahun 2015.
(Catatan: Indonesia pernah menjadi tuan rumah Konferensi IARU Region 3 ke‐8 (1991) di Bandung) ■


Mars One


Ham Radio in outer space .....  


Di e‐QSP edisi Oktober 2012 kemarin sekilas disebut ten‐ tang Mars One, yang telah menunjuk  angkasawan negri jiran Dr. Sheikh Muszaphar 9W2MUS sebagai duta mereka.
Digagas sejak Juni 2012, Yayasan (Stichting) nir‐laba yang dimotori wiraswastawan Belanda Bas Lansdorp ini resmi didirikan di awal Oktober 2012. Mars One berrencana untuk meluncurkan serangkaian missi robotic (TANPA awak)   selama tahun‐tahun 2016 — 2020 untuk mem‐ bangun kawasan laik huni (habitable outposts) di daratan planet yang juga dikenal dengan sebutan Planet Merah (the Red Planet) itu.

[Gambaran artist:] Kalau semua berjalan sesuai rencana empat orang antariksawan pertama akan mendarat di planet Mars pada tahun 2023, dan akan tinggal di shelters modifikasian kapsul Dragon yang disiap- kan missi-missi robotic (TANPA AWAK) di tahun-tahun 2016-2020.
CREDIT: Mars One/Bryan Versteeg

Tahapan‐tahapan missi
Empat orang antariksawan pioneers pertama dijadwalkan untuk menjejakkan kaki di Mars pada tahun 2023, sesu‐ dah melewatkan penerbangan selama 7 bulan dari Bumi. Missi pengiriman “manusia Bumi” yang pertama ini akan diikuti missi‐missi berikutnya dengan selang waktu 2 ta‐ hun di antara tiap missi, sehingga diharapkan di tahun 2033 akan ada sekitar lebih dari 20 orang pioneers yang hidup, tinggal dan bekerja di Mars.
Sampai saat tulisan ini diturunkan, TIDAK ADA rencana (plan) untuk memulangkan kembali para pionir tersebut ke Bumi. Mungkin inilah yang tersirat dalam ungkapan “one way ticket” (tiket sekali jalan) pada pernyataan Dr. Sheikh sewaktu menyikapi penunjukannya sebagai duta Mars One: ”... If I’m given a chance to go to Mars, even on a one‐way ticket, I would do it in a heartbeat. I believe Man will soon go to the red planet, and even build a col‐ ony there."


Jadwal kronologis:
 2013:  seleksi  pendahuluan  dan  rekruitmen  bagi  40 orang calon ”antariksawan Mars” dimulai.  Pada tahap ini replika shelter hunian bagi para pendatang pertama di Planet Mars tersebut harus sudah dibuat dan bisa digunakan sebagai bagian dari sarana pelatihan.
 2014: satelit komunikasi sebagai penunjang pengoperasian berbagai missi diluncurkan ke orbit Mars.
 2016 (Januari): Missi lojistik pertama diluncurkan de‐ ngan membawa +/‐ 2.500 kg kargo dengan mengguna‐ kan versi modifikasian dari kapsul Dragon (buatan SpaceX) yang berdiameter 5 mtr/16 ft.
[Sebagai “Plan B” seandainya Dragon versi Ф 5 mtr ini belum siap pada waktunya maka akan digunakan versi terdahulu   dengan Ф 3.8 mtr/12 ft. Kalau opsi inipun gagal maka missi lojistik ini terpaksa harus ditunda selama DUA tahun].
 2018: Wahana penjelajah (= rover semacam Curiosity) didaratkan di Mars untuk mencari kawasan yang cocok untuk  dikembangkan  sebagai  kawasan  pemukiman/settlement.
 2021: Enam kapsul Dragon tambahan dan setidaknya sebuah rover lain didaratkan di Mars. Masing‐masing dua unit dari keenam kapsul Dragon tersebut akan difungsikan sebagai unit hunian (living units), unit pe‐ nunjang kehidupan (life support units, yang berisi sis‐ tim pembangkit listrik, pengolah air dan udara untuk
bernafas/breathable air yang memanfaatkan sumbersumber energi “lokal”) serta unit pergudangan/storage
{supply units)
 Akhir  2022:  dengan  roket  pendorong  Falcon  Heavy (buatan SpaceX) kapsul Dragon yang membawa empat orang pioneers diberangkatkan untuk penerbangan selama tujuh bulan ke Mars.
 2023: Empat orang pioneers Mars pertama sampai di Mars.
 2025/2027/2029  …:  Rombongan pioneers berikutnya diberangkatkan dengan selang 2 tahun, sehingga pada
 2033:  Pemukiman/settlement  di Mars sudah bisa dihuni 20 mukimin/pemukim generasi pertama.

Teknologi
Penjajagan telah dilakukan untuk memilih dan menentukan pemasok bagi berbagai komponen utama bagi missi ke Mars ini, yang antara lain meliputi:

Roket peluncur
Kandidat utama adalah Falcon Heavy (FH),   yang merupakan pengembangan dari Falcon 9, roket peluncur wahana angkasa yang dikembangkan, dirancang dan dibuat oleh   SpaceX. [bulan Mei 2012 Falcon 9 terbukti sukses mengantarkan  kapsul  Dragon  yang  membawa  0.5  ton lojistik ke ISS, lihat lagi hal. 6, e‐QSP Vol. I, Mei 2012].
FH nantinya akan menggunakan bahan bakar oksigen cair (LOX)  dan  RP‐1  (rocket‐grade  kerosene/minyak  tanah) pada  mesin  pendorong  Merlin  1D  yang  juga  buatan SpaceX  sendiri.  Beberapa  variant  akan  dikembangkan untuk  aplikasi  yang  berbeda,  a.l.  dengan     payloads 53,000  Kg/120,000  lbs  untuk  menempatkan  berbagai wahana angkasa ke LEO (low Earth orbit), atau dengan
payloads 12,000 Kg/26,000 lbs untuk penerbangan GTO/ geo‐stationary transfer orbit.

Mars Transit Vehicle (MTV) — wahana angkutan antar  planet (interplanetary spacecraft) yang akan digunakan untuk mengangkut awak missi ke Mars.
MTV  dirancang untuk dirakit di dan diberangkatkan dari assembling plant yang berada   di orbit Bumi (low earth orbit), dan terdiri dari dua modules: Transit Living Mo‐ dule/TLM  (yang  akan  ditinggalkan  sebelum  memasuki orbit Mars) dan modul pendarat (= "Human Lander"). Kandidat  utama  pemasok  TLM  adalah  Thales  Alenia Space.

[Gambaran artis] - SpaceX’ Dragon space capsule mendarat di permu- kaan Mars.   Dragon dipersiapkan baik sebagai kapsul nir-awak pem- bawa kargo maupun sebagai wahana pengangkut para awak missi.
CREDIT: SpaceX

Sistim satelit komunikasi 
yang berfungsi sebagai seta‐ siun pancar ulang bagi sinyal video, suara dan data di antara setasiun‐setasiun (baik yang bergerak maupun yang stasioner) di permukaan Mars dengan Bumi. Kandi‐ dat utama pemasok sistim satelit komunikasi adalah Sur‐ rey Satellite Technology.

Modul‐modul Pendarat
Seperti disebutkan di depan Mars One akan menggunakan variant berdiameter 5 mt/16 ft dari kapsul Dragon yang mempunyai volume sekitar 25 mtr kubik. Modifikasi sebagai Life Support Unit akan dilakukan  (dan dipasok) oleh Paragon Space Development; sedangkan Living Unit yang dirancang untuk dapat memberikan kondisi nyaman (dan aman) huni bagi manusia dipasok oleh ILC Dover (lihat catatan pada Mars Suit di bawah).
Modul pendarat lainnya adalah Human Lander – unit pendaratan yang men”darat”kan (dari MTV) manusia ke permukaan  Mars;  Rover  Lander  –  unit  pembawa  dua buah Rovers (penjelajah) yang dirancang untuk dapat bermanuver dalam radius 80 Km/50 miles yang dipasok oleh Astrobotic Technology.
Komponen vital lain adalah Mars Suit — baju bertekanan (pressurized) yang akan dipakai para mukimin (pemukim di) Mars sewaktu berada di luar modul hunian (Living unit) untuk beraktifitas di lingkungan yang dipenuhi per‐ alatan dan material konstruksi yang serba berat, serta melindungi mereka dari paparan hawa dingin, tekanan rendah dan gas berracun di atmosfir Mars.
Kandidat  pemasok  baju  istimewa  ini  adalah  ILC  Dover dari Frederica, Delaware, yang selama ini dikenal sebagai pemasok baju bagi astronot NASA pada program Appolo (termasuk baju yang dipakai Neil Armstrong dan Buzz Aldrin  waktu  “jalan‐jalan”  di  permukaan  Bulan),  pada missi‐missi EVA (extra‐vehicular activity) dari ISS dll.

Harga yang harus dibayar.
Mars One memperkirakan akan diperlukan dana sekitar enam milyar US Dollars bagi upaya mendaratkan manusia pertama di Mars tersebut.


Di lain fihak, milyarder muda Elon Musk (kelahiran Pretoria, Afsel 28 Juni 1971), CEO dan Chief De‐ signer SpaceX, pema‐ sok NASA dengan kapsul cargo Dragon (dan roket pendorong Falcon) sudah melangkah dengan pemikiran yang lebih jauh ke depan lagi dengan membuat “itung‐itungan”nya sendiri.
Alih‐alih sekedar “ikut bicara” tentang eksekusi program Mars  One,  pada  paparan  di  depan  Royal Aeronautical Society/Masyarakat Aeronautikal Kerajaan (Inggris) pada 16 November 2012 di London Musk menegaskan ambisi dan tekadnya untuk (berperan aktip dalam upaya) mem‐ bangun koloni/settlement bagi 80,000 orang “emigran” dari Bumi, yang nantinya cukup membayar 500,000 US Dollars/orang (setara dengan harga rumah kelas sedang di California saat ini) sebagai ongkos (harga) tiket wahana angkutan layaknya ferry yang menerbangkan mereka ke koloni/pemukiman baru di planet Mars.
Gagasan   untuk   mem‐bangun‐kembang‐kan   koloni   di Mars ini antara lain didasari kenyataan bahwa pada saat ini Planet Bumi ini sudah dihuni sekitar 7 milyar manusia, dan dengan angka pertumbuhan penduduk yang diper‐ caya berlaku sekarang angka populasi maksimal (sesuai dengan daya dukung Bumi sebagai tempat hunian) 10 milyar akan dicapai pada tahun 2083 (70 tahun lagi). 
Dengan  laju  berkurangnya  daya  dukung  Bumi  sebagai tempat hunian yang layak (a.l. dengan berkurang atau habisnya  lahan  (untuk)  pemukiman,  lahan  pertanian, sumber energi, dampak negatip pemanasan global   dll.) seperti yang bisa diamati sekarang maka masa dimana Bumi  bukan lagi merupakan lahan yang nikmat huni ten‐ tunya akan lebih cepat (dari 70 tahun) lagi datangnya. 
Dengan  mempertimbangkan  laju  kemajuan  di  bidang teknologi  konstruksi  dan  penerbangan  antariksa  yang nantinya  memungkinkan  pembangunan  koloni  di  Mars tersebut, Musk mengambil angka jumlah penduduk Bumi 8  milyar  sebagai  dasar  “itung‐itungan”nya:  kalau  saja 1 dari 100,000 orang di antaranya bersedia untuk bermigrasi ke Mars maka akan didapatkan angka 80,000 migrants yang disebutkan di depan.
Musk yang mengharapkan program “kolonisasi” Mars ini nantinya akan jadi proyek bersama antara Negara (atau gabungan  Negara)  dan  fihak  swasta  memproyeksikan angka 36 milyar US Dollars  bagi pembiayaan proyek ini. Mengambil AS sebagai contoh, dia sampai pada angka tersebut  dengan  memperkirakan  bahwa  proposal  bagi pembangunan koloni di Mars yang menelan biaya 0.25% dari PDB/produk domestik bruto (= GDP/gross domestic product) sebuah negara masih akan mudah untuk bisa
diterima dan disetujui masing‐masing Pemerintahan.
PDB Amerika Serikat tahun 2010 adalah 14.5 trilyun US Dollars, thus 0.25% nya adalah angka 36 milyar US Dollars  yang  disebutkannya  tadi  (kalau  80,000  migrants tersebut membayar 500,000 USD/orang maka bisa diperkirakan akan terkumpul angka 40 milyar US Dollars)
"Some money has to be spent on establishing a base on Mars. It’s about getting the basic fundamentals in place, ... a self‐sustaining civilization and grow it into something really BIG. ... (Indeed) it took a significant expense to get things started, but once there are regular Mars flights, you can get the cost down to half a million dollars for someone to move to Mars. Then I think there are enough people who would buy that to have it be a reasonable business case." kata Musk.

Dari sinilah bisa dirunut jalan fikiran Musk: Harga “tiket” tersebut harus cukup murah/terbeli bagi mereka dengan rentang usia empat puluhan dan berasal dari negeri‐ negeri maju … yang identik dengan usia produktip, ber‐ fikiran maju dan siap menghadapi tantangan !!!
Dari  sisi    tehnis  Musk  juga  sudah  memikirkan  bahwa teknologi Falcon Heavy dan Dragon tidak lagi dapat men‐ dukung penerbangan ferry untuk membawa para imigran masa  depan  tersebut,  dan  karenanya  SAAT  INI  sudah mengembangkan dan menguji coba prototype roket pen‐ dorong wahana angkutan berukuran besar (= huge MCT/ Mass Cargo Transport atau Mars Colony Transport) ber‐ bahan bakar gabungan oksigen cair/LOX dan methane. Prototype  roket  berkemampuan  VERTOL  (vertical  take off and landing) yang dinamai Grasshopper (= belalang) tersebut  menggunakan  tingkat  pertama  dari  Falcon  9, sedangkan untuk menggantikan mesin Merlin 1D sudah disiapkan  prototype  dari  Raptor  berteknologi  staged combustion engine, yang merupakan pengembangan dari tehnologi  yang  pernah  dipakai pada  space  shuttle  STS series, yang diperkirakan akan jauh lebih efisien ketim‐ bang tehnogi Merlin 1D.
Di samping “paling murah”, methane (yang pada saat sumber energi fosil penghasil minyak tanah sudah berkurang atau malah sudah habis) harganya akan jauh lebih murah dan lebih mudah didapat, juga lebih aman dan lebih mudah ditangani ketimbang Hidrogin yang umum digunakan sekarang (yang memerlukan penyim‐ panan  pada  suhu  cryogenic  —  di bawah titik  beku  — membuat logam mudah rapuh/getas dan sangat mudah terbakar) ■

Untuk proyek MARS-One SpaceX mengembangkan roket Falcon Heavy (FH) dari Falcon 9 v1.0 (kiri) yang lebih dulu sudah dikembang- kan jadi Falcon 9 v1.1 (tengah).

FH direncanakan pertama kali di-uji-luncur-kan dari Vandenberg Air Force Base di California (2013) walaupun pada missi sebenarnya nanti akan diluncurkan dari Cape Kennedy/Tanjung Canaveral.
[Sebagai perbandingan, Falcon 9 v1.0 yang pada Mei 2012 berhasil mengantarkan kapsul cargo DRAGON ke ISS tingginya 48,1 mtr, se- dangkan Falcon 9 v1.1 dan FH tingginya 69,2 mtr.
Seperti terlihat pada gambar di atas FH men”cangkok”kan dua buah tingkat pertama (first stages) Falcon 9 di kedua sisinya.]

Soyuz TMA-05M Lands in Kazakhstan (Expedition 33 returned home)


Ham Radio in outer space .....   

Soyuz TMA-05M Lands in Kazakhstan (Expedition 33 returned home)
 Source: NASA HQ; Posted Sunday, November 18, 2012


Komandan Ekspedisi 33 YL Sunita Wlliams KD5PLB  difoto  segera sesudah turun dari kapsul pendarat Soyuz TMA 05M
Dokumentasi: ROSCOSMOS

Seperti  juga  ekspedisi-ekspedisi  terdahulu,  wahana Soyuz TMA-05M yang membawa pulang awak Ekspe- disi  33  (yang  terdiri  dari  Komandan  Sunny Williams KD5PLB serta Flight engineers Yuri Malelenko RK3DUP dan  Akihiko  Hoshide  KE5DNI)  mendarat  di  steppa (padang  rumput)  di  timur  laut  kota  kecil  Arkalyk  di Kazakhstan pada jam 08:56 p.m. EST (07:56 pagi hari Senin 12 November 2012 waktu Kazakhstan). Kembalinya  Sunita,  Hoshide  dan  Malenchenko  ini mengakhiri masa 127 hari sejak peluncuran ketiganya dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan pada July 15, 2012, termasuk 125 hari masa hunian mereka di ISS. Sebelum bertolak balik ke Bumi mereka bertiga meng- gelar acara perpisahan dengan Kevin Ford KF5GPP, Evgeny Tarelkin dan Oleg Novitskiy yang meneruskan tinggal di ISS sebagai Ekspedisi 34 dengan Kevin sebagai Komandannya.

Mengakhiri Ekspedisi 33 ini Sunita Williams mencatat jumlah total 322 hari di antariksa (dengan 2x “masa hunian” di ISS). Sebelum ini Sunny pernah bertugas sebagai flight engineer pada Ekspedisi 14/15 (9 De- sember 2006 s/d 22 Juni 2007), dan selama karirnya sebagai angkasawati telah melakukan “jalan-jalan di angkasa” (spacewalk) selama 50 jam 40 menit, terma- suk 3x selama Ekspedisi  32/33.
Bagi astronaut JAXA/Japan Aerospace Exploration Agency  Akihiko  Hoshide,  ini  adalah  kunjungan keduanya ke ISS, setelah sebelumnya (2008) sebagai mission specialist STS-124 pada wahana angkasa Dis- covery ikut dalam proses serah terima dan instalasi modul bertekanan Kibo (buatan JAXA) di ISS, sedang- kan Komandan Soyus Yuri Malenchenko mencatat 642 hari di antariksa, yang menempatkannya sebagai pe- megang rekor nomor 7 dalam daftar “ketahanan hidup/life endurance” di lingkungan tanpa bobot (zero gravity) selama di ISS.
Malenchenko meng”angkasa” pertama kalinya di ta- hun 1994 sebagai awak stasiun angkasa Mir (= Peace) dan sudah 4x menghuni ISS.
Tiga awak Ekspedisi 34 lainnya yang terdiri dari Tom Marshburn (NASA),   Chris Hadfield (CSA/Canadian Space Agency) dan   Roman Romanenko (Roscosmos) menyusul pada 19 Desember 2012, untuk tinggal se- lama 5 bulan di ISS.
Hadfield nantinya akan menjadi angkasawan Canada pertama yang menjadi Komandan Ekspedisi (# 35) di ISS sewaktu Ford, Novitskiy and Tarelkin kembali ke Bumi pada Maret 2013 ■

Ham Radio in outer space .....


Ham Radio in outer space .....   

Pengantar:
Bagi pembaca yang jeli, SELALU disebutkannya call signs para astronaut dan kosmonot awak berbagai Expeditions ke ISS/International Space Station di kolom ini (termasuk “angkasawan” Malaysia 9W2MUS yang “bareng‐bareng terbang” bersama Expedition 16 ‐ lihat e‐QSP Vol.II.03 edisi OCT 2012) tentu akan menimbulkan pertanyaan, apakah ini suatu kebetulan belaka, ataukah ini memang sesuatu yang sudah dipersiapkan dengan matang sejak beberapa waktu sebelumnya. Tabel berikut ‐ yang disunting dari laman www.ariss.rac.ca/ariscrew.html (aslinya dari situs ARISS Russia, edisi bahasa Inggrisnya difasilitasi oleh RAC/Radio Amateur of Canada) menyiratkan bahwa semua ini memang sudah dipersiapkan JAUH‐JAUH HARI sebelumnya, dan bahkan sudah mencakup 3‐4 tahun ke depan sebagai persiapan bagi Misi “setahun di ISS” di tahun 2015‐2016 y.a.d. [Ed.]



Catatan:
1.  Sebuah Ekspedisi biasanya terdiri dari 3 orang awak (Commander + 2 Flight Engineers = Komandan + 2 Juru Tera {Mal.]). Para awak ini tersebut bisa diberangkatkan sebagai sebuah Tim utuh, bisa juga sebagian diterbangkan lebih dulu menggantikan sebagian dari Ekspedisi terdahulu sehingga terjadi overlap seperti terlihat pada Tabel di atas..
2.  Pada Tabel di atas nama‐nama mereka yang pernah lebih dari sekali menghuni ISS di ditulis dengan huruf merah.
*)  [Update 26 November 2012]
Pada rilis yang diunggah ke laman SpaceRef Daily Newsletter NASA mengumumkan bahwa NASA, Roscosmos (Agensi Ruang Angkasa Federasi Russia/the Russian Federal Space Agency) berserta mitra antarbangsa mereka telah memilih dua orang antariksawan veteran bagi sebuah missi untuk perjalanan ke (dan menghuni) ISS selama satu tahun pada 2015—2016
NASA memilih Scott Kelly, lahir February 21, 1964 di Orange, NJ, sedangkan Roscosmos memilih Mikhail Kornienko RN3BF, lahir April 15, 1960 di Syzran, Kuibyshev (lihat foto berikut).
Tidak tercantum pada Tabel di atas adalah sebelum menjadi Komandan pada Ekspedisi 25 Kelly juga disiapkan sebagai back‐up crew bagi Kornienko yang saat itu menjadi Flight Engineer pada Ekspedisi 23/24.

Astronaut Scott  J  Kelly  dan kosmonot Mikhail  Kornienko  RN3BF, calon awak Missi “setahun di ISS” di tahun 2015-2016.

Seperti juga ekspedisi‐ekspedisi sebelumnya, Kelly dan Kornienko akan diluncurkan dengan wahana Soyuz dari Kos‐ modrom Baikonur di Kazakhstan pada musim semi 2015, dan akan kembali ke bumi (juga di kawasan Kazakhstan) pada musim semi berikutnya di tahun 2016.
Missi jangka panjang di Laboratorium orbital tersebut adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik bagaimana tubuh manusia berreaksi (untuk kemudian beradaptasi) dengan lingkungan yang tidak ramah dan “keras” (dalam konotasi “nyaris tak tertahankan/difficult to endure”) di antariksa sana.
Data yang terkumpul dari missi 12 bulan ini akan sangat membantu proses evaluasi kinerja, kondisi kesehatan fisik maupun emosi para antariksawan, dan akan menentukan langkah‐langkah pencegahan maupun antisipasi yang lebih baik dalam mengurangi resiko terkait eksplorasi ruang angkasa di masa depan, termasuk pada berbagai upaya meretas jalan bagi  berbagai missi penerbangan berawak ke orbit bulan, kemudian ke salah satu asteroid, yang akan dipuncaki dengan missi penerbangan berawak ke planet Mars.**)
Selama 12 tahun keberadaan para antariksawan dari berbagai bangsa dan negara di ISS, para ilmuwan dan peneliti telah  mendapatkan  berbagai  data yang bahkan seringkali mengejutkan  tentang dampak gravitasi mikro pada kepadatan tulang, massa otot dan lain‐lain aspek fisiologis manusia, dan dengan missi satu tahun ini diharapkan dapat diperoleh hasil analisis yang jauh lebih rinci tentang dampak samping kecenderungan fisiologis tersebut serta dapat dirumuskan langkah‐langkah antisipasinya.
Kelly dan Kornienko akan mengawali program pelatihan selama dua tahun di Amerika, Russia dan negeri‐negeri mitra lainnya di awal 1213 ■



Route panjang pengiriman data Curiosity dari Mars sampai ke Lab JPL/NASA.

What more U’R curious to know ABT Curiosity? - Part IV

Route panjang pengiriman data Curiosity dari Mars sampai ke Lab JPL/NASA.


DSA-1, parabola berdiameter 35 mtr di New Norcia (lihat text)
(Disunting dari buletin ESA dan sumber-sumber lain yang dirilis pada 26 November 2012 )

Selain langsung, moda alternatip bagi pengiriman data yang dipancarkan Curiosity (NASA) dari permukaan Mars adalah dengan direlai lewat wahana antariksa Express milik ESA/European Space Agency yang sudah sepuluh tahunan berada di orbit Mars. Moda ini meru- pakan serangkaian panjang proses relai-merelai sebe- lum data tersebut sampai ke tujuan  akhir  di Lab. JPL/ NASA di Pasadena, CA. untuk diolah dan dianalisis.
Pagi 6 Oktober 2012 Express mengarahkan antenanya ke Curiosity (yang stationer di dasar kawah Gale di per- mukaan Mars), yang kemudian selama +/- 15 menit mengunggah datanya  ke Express.  Beberapa  jam  ke- mudian — setelah didapatkan slot waktu dan jarak tempuh yang paling “pas” bagi perjalanan sinyal ke Bumi — Express mengarahkan antena parabola Ф 1.7 mtr-nya ke arah Bumi, untuk ‘nge-downlink data-data unggahan Curiosity tadi.
Sinyal diterima di stasiun penjejak/tracking station ja- ringan ESTRACK*) yang dioperasikan ESA di New Nor- cia, Australia (foto atas) — untuk kemudian diteruskan ke ESA Operations Centre di Darmstadt, Jerman. Dari sinilah data tersebut segera dikirim ke (istilah aslinya: immediately made available to) NASA’s Jet Propulsion Laboratory di California seperti disebut di atas.
*) ESTRACK (The ESA Tracking Station Network) adalah jaringan setasiun bumi yang menjejaki dan meman- tau satelit dan wahana angkasa lain yang berada di antariksa serta mengirimkan datanya ke Pusat Op- erasi ESA di Darmstadt, Jerman.
Sampai Desember 2012 ESTRACK mengoperasikan 10 setasiun bumi yang tersebar di 7 negara: Kourou
(Guyana  Perancis),  Maspalomas,  Villafranca  dan Cebreros   (Spanyol),   Redu   (Belgia),   Santa   Maria
(Portugal), Kiruna (Swedia), Perth dan New Norcia (Australia) dan Malargüe (Argentina).
Masing-masing setasiun bumi dilengkapi dengan parabola berdiameter antara 13—15 mtr, kecuali 3 stasiun bumi   di 3 Negara: New Norcia (Australia, sejak 2003), Cebreros (Spanyol, 2005)   Malarguee (Argentina,   2012)   yang   dilengkapi   dengan   DSA (Deep Space Antenna), berupa parabola raksasa berdiameter 35 mtr, berat 610 ton yang berdiri di atas kaki (pedestal) setinggi 40 mtr. seperti yang terlihat pada foto di halaman ini.

Di samping membuktikan bahwa teknologi Curiosity (yang relatip baru) tetap bisa ’nyambung dan kompati- bel dengan teknologi lawas Express Mars orbiter (diluncurkan 2 Juni 2003 dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan roket Soyuz serie FG, masuk ke lintasan orbit eliptikal 250 km × 150,000 km dengan inklinasi  250   di  angkasa  Mars  pada  25  December, 2003),  proses panjang penyampaian data dari permu- kaan Mars sampai ke meja Lab di Pasadena tersebut juga  membuktikan  adanyya  kerjasama  yang  luwes, mulus dan “bisa jalan” (workable) di antara agensi ek- plorasi antariksa berbagai Negara (NASA dari AS, Roscosmos dari  Russia,  ESA  yang  berupa  gabungan agensi dari negara-negar Eropa) yang sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu masih saling bersaing dan sangat teguh mengeloni dan merahasiakan “ilmu” dan data masing-masing itu.

Citra Rocknest3 “jepretan” ChemCam.
Dalam data yang direlai lewat Express tersebut termasuk foto-foto berkelas “tremendously interesting” yang diambil pada tanggal 4 Oktober 2012 dengan Chem- Cam Remote Micro-Imager (RMI) yang dilengkapi Laser-Induced Breakdown Spectrometer, yang bekerja de- ngan menembakkan laser ke sasaran tertentu, untuk kemudian materi yang menguap (vaporized) karena tembakan laser tersebut dianalisa komposisi dan struktur kimiawinya.
Sekedar untuk diketahui, luas area yang dibidik tem- bakan laser tersebut tidak lebih dari 1  mm2 (ulangi:
1x1 millimeter persegi) dari obyek penelitian berupa bebatuan (cadas) yang diberi nama Rocknest3, yang ditemukan Curiosity di Rocknest, kawasan dimana Curiosity selama sebulan “menjelajah” untuk melaku- kan “tugas penelitian” pertamanya pada sampel tanah dan bebatuan yang di-sekop-nya dari sebuah gumuk (bukit kecil) di dasar kawah Gale itu.
Selama ini Rocknest3 telah jadi target lebih dari 30 kali observasi (dengan 1500 x tembakan laser).

Foto-1 berikut adalah citra yang dikirim lewat Express, yang menunjukkan Rocknest3 SEBELUM di”beron- dong” tembakan laser ChemCam.

Foto-1: Citra Rocknest3 seperti yang direlai Mars Express

Foto ke dua (kanan atas) adalah citra dari obyek yang sama SESUDAH mendapat 5x tembakan laser. Citra ini difokuskan pada titik observasi yang ke-lima (lihat titik- titik observasi pada Foto-3).
“Citra (image) dari ChemCam ini luar biasa kwalitas- nya, dan gambaran mosaic yang dihasilkan analisa spectrometer ini akan sangat esensiil bagi penafsiran (ilmiah) data-data tersebut”, kata   Sylvestre Maurice, Deputy Principal Investigator for ChemCam pada Insti- tut Riset bidang Astrofisik and Planetology (IRAP) di Perancis. “Kombinasi dari pencitraan (imaging) dan analisis ini sudah membuktikan potensinya bagi missi- missi selanjutnya”

Foto-2: Rocknest3 SESUDAH ditembak laser dari ChemCam

Citra ketiga (Foto-3) diproses dari data yang langsung dipancarkan Curiosity dan diterima di Lab. JPL di Pasa- dena, berupa mosaic (susunan beberapa gambar yang dijadikan satu untuk mendapatkan gambaran utuh suatu obyek) menunjukkan lokasi titik-titik sasaran tembakan laser ChemCam di Rocknest3, seperti  yang terrekam di kamera RMI.

Foto-3: Titik-tik tembakan laser pada Rocknest3

Untuk melengkapi galeri foto Rocknest3 ini, NASA juga merilis Foto-4 yang diambil dengan lensa wide-angle dari MastCam, kamera yang berada di mast (tiang/ menara) di”punggung” Curiosity. Foto ini memperlihat- kan (dilingkari pada foto di bawah) area yang jadi “sasaran tembak” ChemCam, yang seperti disebut di depan hanya seluas 1x1 m2 dari keseluruhan ukuran Rocknest3 yang sekitar 10 x 40 cm, atau kira-kira se- besar kotak sepatu.■

Foto-4: Rocknest3, yang cuma seukuran kotak sepatu. (dalam lingkaran adalah sasaran observasi ChemCam, seperti terlihat di foto-foto 1, 2 dan 3)


Sekapur Sirih .....Tahun II edisi 04, Nov 2012

Sekapur Sirih .....Tahun II edisi 04, Nov 2012


Dear e‐QSP readers,

Meneruskan “tradisi” di tiga penerbitan e‐QSP ter‐ akhir, edisi akhir tahun 2012 ini juga diawali dengan liputan tentang Mars Rover Curiosity yang mengangkat tentang betapa maju teknologi fotografi dan pe‐ ngiriman data (berupa imaji/citra) yang menunjang proyek ini ‐ yang sekaligus juga menyiratkan betapa erat kerjasama yang dijalin Agensi keantarriksaan berbagai Negara, yang tidak lagi dibatasi bermacam sekat politis‐ideologis seperti di era Perang Dingin doeloe.

MARS One, proyek ambisius yang melibatkan angka‐ sawan negri jiran Dr. Sheikh Muszaphar 9W2MUS sebagai duta‐nya (lihat lagi e‐QSP edisi II‐03) dielaborasi lebih jauh di kolom Ham Radio in outerspace, yang juga mengunggah daftar nama (dan callsign) para as‐ tronot/kosmonot awak Ekspedisi 1 s/d 41.
BTW, musim hujan di Bogor yang oleh BMKG disebut sebagai yang  terbesar  selama  30  tahun terakhir  ini praktis membuat 2‐3 bulan belakangan ybØko tidak pernah uthak‐athik ‘ngeksperimen antena seperti bi‐ asanya, jadi mohon dimaklumi kalau kolom Antenna‐ Mania absen dari edisi ini.
Dan,  tentunya  jangan  dilewatkan  berbagai  KIPRAH yang laik sorot dari para penggiat Radio Amatir anak negri di penghujung tahun 2012 ini.

Selamat membaca, and as always: pse ENJOY .. !!!
[Ed.]