Saturday 1 December 2012

Ben S Samsu YBØEBS ( SK )

O B I T U A R I   


Ben S Samsu YBØEBS ( SK )


Pada  hari  Jum'at  5  Oktober  2012  OM  Ben  S  Samsu YBØEBS telah dipanggil kembali ke haribaan Sang Khalik- nya. Beliau disemayamkan di QTH Jl Flamboyant no 17 Rempoa, Ciputat — sebelum selepas sholat Jum'at dibe- rangkatkan ke peristirahtan terakhir di TPU Giri Tama, Tonjong, Bogor.
Selain dikenal sebagai salah seorang pionir Packet Radio di  Indonesia,  beliau  juga  sempat  duduk pada  berbagai posisi kunci dalam jajaran Pengurus ORARI PUSAT, a.l. sebagai Ketua I pada kengurusan ORPUS Masa Bakti 1986-1991. Pada posisi ini beliau bekerja saling mengisi de- ngan Ketua umum Barata YBØAY, yang salah satu pro- gramnya adalah membentuk Tim Safari untuk melakukan pembinaan pada tingkat Manggala ke ORDA (dan ORLOK) di daerah-daerah. Materinya a.l. regulasi radio amatir, prosedur operasi, pengetahuan tentang DX-ing dan pe- ngetahuan dasar teknik radio.
Tim   ini   beranggotakan   empat   orang:   Barata   YBØAY sendiri, Ben S Samsu YBØEBS, Erlangga Suryadarma YBØBZZ dan Faisal Anwar YBØPR.

KONFERENSI IARU REGIONAL III KE VIII
Pada 8 – 12 Oktober 1991 di Bandung berlangsung the
8th IARU Region III Conference.
Konferensi diselenggarakan di hotel Savoy Homann dan dibuka  oleh  Ir  Azwar  Anas  selaku  MenParpostel  (a.i.), dengan delegasi Indonesia yang terdiri dari Ben S Samsu YBØEBS, Soegito YFØAL, Sriwijaya Mertonegoro YBØBNB, dan Sunarto YBØUSJ, sedangkan Barata YBØAY bertindak sebagai Honorary Chairman. 

WARC 1992
Tahun  1992  ORARI  untuk  pertama  kali  diikut  sertakan sebagai anggota delegasi Indonesia pada WARC (World Administrative   Radio   Conference)   di   Malaga,   Terremorenos, Spanyol pada  3 Februari s/d 3 Maret 1992.
Ben S Samsu YBØEBS dikirim untuk mewakili ORARI, yang karena   kesulitan   dalam   bidang   pendanaan   dengan dibekali  Surat  Tugas  dari  Sekretariat  Negara  (Sekneg) bertindak juga sebagai utusan pemerintah Republik Indonesia.
Keikut sertaan ORARI dalam WARC 1992 tersebut mendapat sambutan yang cukup besar dari IARU dan organisasi amatir  radio  dunia  lainnya,  terbukti  dengan  kesediaan IARU  Pusat  (yang  mengetahui  adanya  masalah  pendanaan) untuk memberikan dukungan dana bagi kebutuhan wakil ORARI/pemerintah RI selama di Spanyol.

Sebagai hasil MUNAS-VI, 7 – 10 Juli 1996 di Hotel   GA- RUDA, Yogyakarta Ben S Samsu YBØEBS terpilih sebagai Sekretaris DPP pada kepengurusan ORARI PUSAT Masa Bakti  1996-2001.

Menjalani masa pensiun, secara bertahap beliau me- ninggalkan pola kehidupan duniawi untuk lebih khusuk berkhalwat ke hadapan Allah SWT, yang a.l. beliau laku- kan dengan menghibahkan SELURUH perlengkapan radio amatirnya ke ORARI Pusat (waktu itu masih di Karang Tengah, Lebak Bulus).

Selamat jalan, OM Ben …. Beristirahatlah dengan tenang di haribaan Khalikmu ■

YB-landers CQWW DX Contest 2012 - SSB


DX-ers’ corner .....                 

YB-landers CQWW DX Contest 2012 - SSB     
                                                    
Jumlah peserta YB-landers pada CQWW DX Contest 2012 - SSB, Sabtu 00:00 UTC s/d Minggu 23:59 UTC tanggal 27 –28 Oktober 2012 yang lalu sepertinya merupakan rekor tersendiri dalam sejarah keikutser- taan amatir radio Indonesia pada era 2000an ini. Di samping kolsen- kolsen “langganan”, tercatat juga kolsen-kolsen yang baru “setor muka” pada kontes akbar kali ini. Laman
http://www.cqww.com/index.htm mencatat tidak kurang dari 61 stasiun peserta, baik sebagai setasiun klub (7 clubs: YEØX, YB1C, YE2R, YE2W, YE3J, YB5ZY, YB8C) maupun atas nama perorangan, yang demografi per call area-nya bisa diamati sbb.:

Call Area Ø: YBØBCU, YBØCOU, YBØCOX, YBØDJ, YBØJZS, YBØMZI/4, YBØNDT, YBØNFL, YCØIEM, YCØOST, YCØOXA, YCØQR (12); Call  Area 1: YB1AQD, YB1AR, YB1BGI, YB1JYL, YB1KI, YB1LZ, YB1RW, YB1UUN, YC1BFZ, YC1BRS, YC1BTJ, YC1BYM, YC1EGP, YC1ELI, YC1HLT, YC1LA, YD1BSL, YD1ELL, YF1FTK (19); Call Area 2:YB2ECG, YB2WVK, YC2FAJ, YC2YTH/ QRP  (wow  !!!), YD2TDA (5); Call  Area  3:  YB3GXS, YB3IZK, YB3OX, YE3AA (4); Call Area 4: YF4IJ (1); Call Area 5: (none), Call Area 6: YB6DE, YC6EI, YC6JRT (3); Call Area 7: YB7BIM, YB7SKM (2); Call Area 8: (none); Call Area 9: YB9WAN, YB9WZJ, YB9YFT, YC9WFP, YC9YBL, YG9RGA, YG9RHT (7) + YB3MM yang ikut serta sebagai YB/ON8VC/MM

Seperti di”ramalkan” sejak awal, Battle of Two Giants terjadi di kategori paling bergengsi: Multi-Op-Multi-Transmitter dengan total scores sbb. :
Multi-Op Multi-transmitter
ZM4T                        11,950,861
KH6MB                    10,931,620
YE2R                          9,392,080
YEØX                         8,658,968
VK1CC                      5,057,761
DX1M                        4,467,190
WH2DX                     3,743,000
VK3HF                         548,055

Walau ada beda tipis antara perhitungan Total score di laman cqww.com dengan yang terrekam pada sreen shots berikut (TNX, OM Jo YCØLOW), betapapun kedua “deretan angka” tersebut cukup “berbicara” (are self explanatory, kata orang sebrang ;-) ...


Dengan perolehan score seperti di atas, Tim the Dragon-ers YE2R berhasil mendongkrak score mereka pada CQWW 2011: 4,801 QSO/Total Score 7,621,077  untuk dengan meyakinkan tetap BISA
 mempertahankan ranking YB #1/OC #3 (!)

Congratz, guys … you made it !!!
(seperti juga yang dilakukan “naga” satunya dari Jawa Tengah: Chris the DRAGON John di Marina Bay, S’pore) [Ed.]

W5GI, the “Mistery“ Antenna


obrolan  AntennaManIa

W5GI,  the “Mistery“ Antenna

Pengantar:
Pada salah satu posting di FB KOMUNITAS ANTENA INDONESIA di awal Oktober ini OM Sulwan Dase YB8EIP menyebut tentang pola pancaran (radiation pattern) dari sebuah 3*1/2λ collinear array - yang teoritis   “menjanjikan”   Gain   sebesar   3-5   dBd.   Ini   mengingatkan Penyunting akan dua jenis antena yang mengadopsi konsep kolinear 3*1/2λ ini, yaitu antena G5RV dan W5GI.
Tentang G5RV sudah banyak ditulis, karenanya di e-QSP edisi ini Penyunting coba untuk mendaur ulang artikel tentang W5GI, yang dengan judul yang sama namun dalam berbagai format yang berbeda pernah mengisi kolom ‘ngobrol-’ngalor-’ngidul ihwal per-antena-an di BeON, kolom tehnik Buletin ORLOK Kebonjeruk, diunggah ulang ke beberapa laman, maupun yang  beredar sebagai tulisan lepas ataupun handout  yang  dibagikan  pada  beberapa  acara  sarasehan,  paparan maupun peragaan [Ed.]

Seperti juga antena G5RV yang mendapatkan nama- nya dari callsign Louis Varney — sang penemu — demikian juga rancangan antena multibander yang pantas dibilang “paling   anyar” (dibanding rancangan multibander lainnya, karena baru diwedar penemunya John P Basiloto W5GI di majalah CQ edisi July 2003) ini.
Sepintas footprint dan tongkrongannya ‘nggak jauh beda  dengan G5RV, karena  selain  sama-sama  men- jadikan frekuensi di sekitar segmen bawah band 20m (14.150 ~ 14.200 MHz) sebagai design frequency, keduanya juga sama-sama memakai 1/2λ matching stub,
Walaupun pada band 20m keduanya sama-sama me- rupakan 3x half wave collinear antenna, perbedaan utama antara W5GI dengan G5RV adalah Varney mengharapkan pola pancaran (radiation pattern) ber- bentuk 4 cuping (4-lobes) dengan Gain yang merata di 20m (yang bisa didapatkan dari 2 buah 3x half wave yang saling berbeda fasa), sedangkan Basiloto lebih menginginkan sebuah broadside array dengan pola pancaran berbentuk 6 cuping (6-lobes).
Untuk mendapatkan karakter pancaran 6-lobes seperti itu W5GI menggunakan potongan  kabel coax sebagai pembalik fasa pada masing-masing sayap (bandingkan dengan pada G5RV dimana satu sayap berbeda fasa dengan yang satunya), atau seperti ditulisnya dengan merujuk artikel James E Taylor W2OZH tentang antena “COCOA (Collinear Coaxial Array)” (majalah 73 Amateur Radio, August 1989) yang mengilhaminya untuk mengembangkan the “Mistery” Antenna ini:
In its standard configuration, a collinear antenna uses phase reversing stubs added at the ends of a centerfed dipole. These stubs put the instantaneous RF current in the end elements in phase with that in the center ele- ment. You can make these phase reversing stubs from open wire line or coaxial cable.
However, according to James E. Taylor W2OZH — when you apply a RF voltage to the center conductor at the open end, the stub causes a voltage phase lag of 180 degrees at the adjacent coax shield. This happens because  the  RF  is  delayed  by  one  quarter-cycle  as  it passes from left to right, inside the coax to the shorted (opposite) end. There’s another quarter-cycle delay as the wave passes back from right to left inside the coax and emerges on the shield at the open end. Add up the
delays and you get a total time delay of one-half cycle, or 180 degrees. In essence, the coax section serves two purposes: it provides the necessary delay and provides part of the radiating element.

Secara skematik tongkrongan W5GI bisa digambarkan sebagai berikut:


Satu sayap (= 1/2 L1 pada gambar) terdiri dari 3 seg- men, masing-masing segmen A = B dari kawat atau kabel biasa sepanjang 1/4λ pada design frequency di 20m (= +/- 5mtr), sedangkan segmen yang di tengah dibuat dari coax RG-58 yang dipotong SAMA PANJANG dengan segmen A dan B (TANPA memperhitungkan VF/ Velocity Factor) — seperti yang bisa diamati pada gambar :


Perhatikan bahwa hanya satu ujung outer braid dari coax (ujung ke arah luar) yang dishort/dikonèk dengan segmen B.
Bagi   yang mau mem-biksen (bikin sendiri), Basiloto menganjurkan  untuk  membuat  sebuah  dipole  20m biasa dulu (ukuran satu sayap bisa dihitung dengan rumus L = 71.3/f), yang langsung di-feed dengan coax dan ditala untuk bisa resonan pada design frequency. Sesudah didapatkan ukuran yang tepat (sesuai sikon setempat), fungsikan kedua sayap dipole 20m tersebut sebagai segmen A pada W5GI. Potong kabel lain de- ngan ukuran persis sama dengan segmen A (sebagai segmen B), kemudian potong coax RG-58 (untuk seg- men tengah) dengan ukuran persis sama kedua seg- men lainnya (A dan B).
Untuk matching stub (L2 pada gambar) Basiloto meng- gunakan 300 ohm Ribbon Type TV feeder (Radio Shack P/N 15-1175), dengan VF/velocity factor 0.8, tetapi Basiloto  juga bilang bahwa any parallel balanced wire bisa dipakai (kalau tidak ketahuan berapa VF-nya — seperti pada open wire biksen — tentunya ukuran yang pas mesti dicari dengan cara trial & error.)
Pasangkan   L2   di   feedpoint,   kemudian   coba   cek apakah penunjukan SWR tidak berubah – atau kalau perlu  adjust  kembali  ukuran  L2  sampai  ditemukan SWR yang terbaik.
Seperti juga Varney G5RV, Besoloto menganjurkan ketinggian feedpoint sekitar 8 mtr (25 ft) sebagai ke- tinggian minimal pada waktu penalaan pertama.

Penunjukan SWR di 80 ~ 6m
Pada  prototype-nya,  Basiloto  yang  ‘ngebahan  antenanya  dari  kawat  #14  (1.6  mm)  mendapatkan  pola SWR sbb.:
80m         1 : 1.5 ~ 3.5 (500 KHz)
40m         sekitar 1 : 1.9
20m         sekitar 1 : 1.5
15m         1 : < 3
10m         1 : 1.8 (di 28.35 MHz)
6m           1 : 1.2 ~ 2.3 (2.5 MHz)

Di WARC-band pun (kecuali di 30m, di mana SWR bisa melonjak sampai 1 : > 5) penunjukkan SWR bisa dite- kan sampai 1 : < 1.9. Bandingkan dengan pada G5RV, yang selain di 20m (tanpa menggunakan ATU) penun- jukan SWR bisa-bisa nggak akan pernah bisa lebih ren- dah dari 1 : 3 (!!!)

The “Mistery “Antenna
Tertarik hasil uji-coba W5GI dengan prototypenya, Dean W9ZLS membuat sekitar selusin duplikat dengan menggunakan bahan yang berbeda-beda untuk elemen dan stub-nya.
Setelah selang beberapa waktu Dean (dan rekan lain yang ikutan mencoba dengan W5GI versi masing- masing)  juga  mengkonfirmasikan  kinerja  yang  tidak jauh berbeda dari versi prototype.
Rod WA9GQT yang QRP-er menjajalnya di topband (160m) sebagai sebuah top-loaded Marconi, dan mela- porkan  kemampuan  receiving  yang  cukup  baik  dan lebih hening (less noisy) ketimbang antena 160m lain yang pernah dipakainya.
Lho, kalau hasilnya memang begitu menjanjikan, lantas kenapa W5GI sendiri menyebut rancangannya sebagai sebuah “Mistery”?
Ini lantaran dia sendiri tidak bisa menerangkan bagai- mana dan dari mana antena ini bisa bekerja sebagai an excellent performer seperti itu — pada hal semula dia sekedar mengharapkan sebuah G5RV yang bisa bekerja sebagai sebuah 6-lobes broadside array .
Salah satu akal-akalan yang orisinil darinya adalah ti- dak seperti biasanya (pada urusan yang berkaitan de- ngan panjang coax), dalam memotong coax sebagai pembalik fasa tersebut VF-nya TIDAK perlu diperhitungkan.
Tiga rekannya yang mencoba menyimulasikan antena ini  di  komputer  mereka  dengan  berbagai  parameter dan sikon yang berbeda (bahan, ketinggian feedpoint, jenis tanah di bawah bentangan antena, dll.) ternyata mendapatkan  “bacaan”  yang  disamping  saling  ber- beda,  juga  cukup  jauh  dari  hasil  uji-coba  nyata  dan praktek lapangan yang dilakukan Besoloto, yang mem- perkuat kilahnya bahwa memang ada misteri yang be- lum bisa terungkapkan dibalik keberhasilannya. Pengamat per-antena-an seperti Claudio Re, I1RFQ dan Jan Gunmar, SMØAQW mencoba mengaitkan temuan W5GI  ini  dengan  rancangan  lawas  sleeve  antennas, yang  sudah  disebut-sebut  di  literatur  per-antena-an sejak dekade 40an (a.l. buku Antennas, Transmission Lines and Waveguides dari RWP King cs., 1946), yang diagramnya seperti berikut:


Gambar di atas (diambil dari situs AntenneX) sepintas memang menunjukkan kemiripan dengan W5GI, tetapi tidak didapat penjelasan tentang fungsi coaxial cable yang diselipkan diantara dua segmen dan bagaimana detil penyambungannya.
Cara penyambungan coax yang agak mirip bisa ditemui pada cara penyambungan coax (sebagai bagian dari radiator) ke pigtail pada rancangan double bazooka, tapi rasanya ini lebih relevant untuk menerangkan sifat broadband dari rancangan antena (manapun) yang menggunakan potongan coax sebagai radiator (atau bagian dari radiator).

W5GI di ybØko
SWR plot the “Mistery” Antenna menyemangati niatan ybØko untuk mengadopsi kiat W5GI dalam mengem bangkan sebuah antena Multiband 80-10m yang bisa memenuhi 4 butir design parameters:
1.  Bentangan tidak lebih dari 2 x 10 mtr
2.  Cukup  broadband  sehingga  tidak “sangat tergantung” pada penggunaan ATU.
3.  Cukup  efisien  di  band  80m  di mana bentangan antena ≤ 1/4λ;
4.  Dapat dibuat (sendiri) dari dan dengan bahan yang mudah didapat oleh — dan dengan harga yang ter- jangkau bagi —  para pembiksen (homebrewer)
5. Pembuatannya tidak merepotkan mereka dengan kemampuan dan peralatan berhasta karya yang serba “pas-pasan”.

·Beberapa trik yang teringat adalah a.l. :
1.  Instalasi   dilakukan   dengan   menekuk   (bending) ujung-ujung bentangan antena sehingga didapatkan konfigurasi bent dipole (serupa Inverted U), untuk mendapatkan efek capacitive loading (yang dapat memperpendek ukuran fisik elemen), sehingga bisa didapat bentangan yang tidak lebih dari 20 mtr (parameter # 1)
2.  Untuk membuatnya lebih broadband· (parameter # 2) diupayakan untuk menurunkan Q-factor dengan memperbesar   diameter   masing-masing   segmen A  dan C.  Segmen A yang semula berupa single wire diganti dengan kabel speaker kabel Monster 2x80, sedangkan segmen C  diganti dengan 3-wire yang diparalel.
3.  Segmen A yang sekarang terdiri dari dua ler kawat tersebut di short di kedua ujung (= diparalel) untuk meng-simulasi-kan sepotong large diameter wire, sedangkan penggunaan multi-wire pada segmen C diadaptasi dari rancangan Double Bazooka yang terkenal broadband itu.
4.  Pelebaran  bandwidth  akibat  turunnya Q-factor  ini diharapkan dapat menggeser titik resonan tiap seg- men, sehingga terjadi log periodic effect yang ber- peran pula pada upaya broadbanding keseluruhan konfigurasi antena.

Lewat beberapa tahap uthak-athik maka jadilah tong- krongan “baru” seperti bisa diamati pada gambar beri- kut,   yang di samping   kinerjanya nyaris tak berbeda dengan W5GI asli, sedikit banyak juga bisa memenuhi kelima design parameters yang disebut di depan.

Pengerjaannya
ybØko   mengambil   jalan   pintas   dengan   memathok ukuran 5 mtr bagi masing-masing segmen, tapi buat “the perfectionist” pengerjaan bisa diawali dengan membuat dulu sebuah dipole untuk band 20m dari kabel/kawat biasa (seperti dianjurkan Basiloto di de- pan) untuk mendapatkan ukuran bagi segmen tengah (yang dari coax).
Berikutnya adalah ‘ngebahan untuk Segmen A dan C, yang dari apapun bahan untuk membuatnya (seperti yang ybØko contohkan dengan memakai kabel speaker dan kabel 3-wire untuk masing-masing segmen), usa- hakan untuk mendapatkan titik resonan di bawah — tarohlah di frekuensi 14.000 MHz untuk segmen A   — dan di atas — misalnya di 14.350 MHz untuk segmen C — untuk mendapatkan cakupan 350 KHz sepanjang band 20m itu.
Sebagai matching stub ybØko juga memakai 8.5 meter Radio Shack type 15-1175 (300  ohm low-loss foam dielectric TV-Twinlead), walaupun seperti disebutkan di depan matching stub ini bisa dibikin dari parallel open wire jenis apapun —- termasuk tentunya yang swayasa/ biksen — cuma aja mesti tlatèn untuk mencari ukuran panjang yang pas kalau tidak diketahui berapa nilai VF- nya.
Maka  jadilah tongkrongan seperti di atas, yang begitu dicoba (pada ketinggian feedpoint dan kedua ujung sekitar 10 meter), ternyata menunjukkan kinerja yang nyaris memenuhi ekspektasi: di sepanjang band 80 m yang  400  kHz  tersebut  SWR  tidak  bergerak  mele- wati 1:1.8, sedangkan di 40 m SWR bener- bener flat 1:1 dari 7.000 — 7.100  MHz. Agak mencengangkan adalah  SWR  1:1.4  di  sepanjang  band  20m  yang 350  KHz itu, karena dengan design frequency yang justru di band ini semula diharapkan SWR di sini bisa 1:1.2. Di 15 m dan voice segment 10 m (28.500 MHz ke atas) didapatkan SWR 1:<1.4.
Sebenarnya concern ybØko lebih pada kinerja di low- band (80/40m), karena bagi mereka yang memang lebih rutin main di hi-band tentunya akan lebih praktis untuk bikin individual Gain Antenna di masing-masing band dengan ukuran (dan cara pengerjaan) yang re- latip  lebih  terjangkau  untuk  dikerjain  atau  di-biksen
sendiri.
Menyimpang ‘dikit dari parameter 2, betapapun — teru- tama buat mereka yang senang hopping from-one- band-edge-to-the other-band-edge (misalnya dari seg- men CW ke segmen Phone) — yang perlu dipertimbang- kan adalah penggunaan ATU/Antenna Tuning Unit, se- mata untuk memastikan maximum transfer enerji RF dari output rig (yang unbalanced dengan low imped- ance) ke  matching stub  (yang balanced),  dan  untuk men”jinak”kan  reaktans  —  yang  berbeda-beda  dari band satu ke band lain — yang muncul di pangkal matching stub, karena pada band-band selain 20m dengan ukuran panjang elemen yang “nyleneh” itu be- sar kemungkinan titik resonan (dengan SWR yg “full” 1:1) akan jatuh agak jauh dari frekuensi kerja yang dikehendaki di band manapun.

DX-ing ???
Kalau sekedar untuk liputan (coverage) dari Sabang sampai Merauke  — dari NAD sampai Papua — saja, dengan konfigurasi   perlatan dan instalasi yang bisa diupayakan rata-rata amatir anak negri (misalnya ke- tinggian feedpoint sekitar 10 meteran, Power output sekitar 50-80 watt-an, plus kondisi propagasi yang ber- sahabat), rasanya W5GI ini masih bisa diandalkan un- tuk dijajal di semua band (80-10m).
Untuk ‘nge-DX, paling tidak ada 2 (+ 1) faktor yang harus dicermati dari sebuah antena (jenis atau model apapun):  take  off  angle,  directivity  (+  gain)  pada masing-masing band.
Untuk  antena  dengan  polarisasi  horizontal  seperti W5GI ini berlaku aksioma per-antena-an HF yang me- nyebutkan: the higher is the better - makin tinggi makin baik,  tapi  harus  diingat  pula  aksioma  lain:  KECUALI bisa memposisikan feed point (minimal) pada ketinggian  free  space  di  masing-masing  band,  JANGAN HARAP bakal bisa mendapatkan take off angle (sudut pancar) yang rendah (low take off angle) dan directivity (pengarahan) yang tegak lurus (perpendicular) terha- dap arah bentangan antena — terutama di hi-bands — karena tambah rendah posisi feed point tambah tinggi sudut pancarnya serta makin cenderung omni direc- tional pula arah pancarannya, apalagi dari awal W5GI mengharapkan  pancaran  broadside  dengan  6-lobes seperti disebut di awal tulisan.

Seperti disebut juga didepan, perolehan Gain 3~5 dBd bisa diharapkan di band 20m ke atas.
Akhir-ul-kalam .. it’s still room to explore, bro’ ~ to have one of your own, customized for your own SIKON (budget, available space, favorite bands ...), atau menuruti “bahasa iklan” dari John Basiloto W5GI (SK) sendiri:
 It’s a SIMPLE design
 It’s EASY to construct
 It works WELLl (!)
So ..., knowing all these,
kenapa tidak di-coba untuk men-coba-nya?

9W2MUS “Angkasawan” pertama dari kawasan ASEAN

Ham Radio in outer space .....

Dr Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS
“Angkasawan” pertama dari kawasan ASEAN

5 TAHUN YANG LALU, pada tnggal 10 Oktober 2007 Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS (bersama Peggy Whitson KC5ZTD dan Yuri Malenchenk o RK3DUP) sebagai awak Expedition 16 dengan meng gunakan wahana angkasa Soyus TMA-11 berangkat meninggalkan landasan peluncuran kosmodrom Baikonur menuju stasiun angkasa antarbangsa ISS. Peluncuran ini membuatnya menjadi putra bangsa ke- banggaan kerajaan dan rakyat Malaysia, sebagai ang- kasawan   (istilah   Malaysia   untuk   astronaut)   dan AMATIR  RADIO  pertama  dari  kawasan  ASEAN  yang “berjaya”  melewati  berbagai  ujian  untuk  memenangi kwalifikasi  sebagai  astronaut/kosmonot  sesuai  stan- dard (yang berlaku) antarbangsa.
Muszaphar (atau yang akrab dengan panggilan Amus di lingkungan kerabat dan sobih dekatnya) “menghuni” ISS selama 9 hari (dari total nyaris 11 hari di ruang angkasa), dan kembali ke Bumi pada 21 October 2007 dengan Soyuz TMA-10 bersama 2 orang awak Expedition 15 yang memang sudah waktunya untuk “aplusan”.

Sheikh Muszaphar memanfaatkan kondisi Zero-G dalam kabin ISS untuk berpose a’la Superman ber”jubah” bendera Malaysia.

Datuk Dr Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS yang berdarah Arab-Minang-Melayu (lahir di KL, 27 July 1972) adalah Dokter spesialis bedah ortopedi lulusan Fakultas Kedokteran Universiti Kebangsaan Malaysia.
Gelar S1-Kedokteran diambilnya di Kasturba Medical College, Manipal, India sesudah menamatkan SLTA-nya di Maktab Rendah Sains MARA di Muar (dekat KL, ibu kota Malaysia).
Sebagai Dokter di tahun 1998 Sheikh Muszaphar bertu- gas di Rumah Sakit   Seremban, sebelum kemudian pin- dah ke  RSU Kuala Lumpur di tahun 1999, yang berlanjut ke RS Selayang (2000 - 2001).

Jadi “Angkasawan”
Pengiriman  astronot  Malaysia  ke  angkasa  luar    merupakan bagian dari skema “imbal balik” paket pembelian 18 buah pesawat tempur Sukhoi Su-30 MKM dari Russia oleh pemerintah kerajaan Malaysia pada tahun 2003.
Pada  awal 2006 Sheikh Muszaphar dan tiga orang lainnya berhasil lolos dari penyaringan yang meliputi kelayakan akademik, ketahanan fisik, emosi, dan mental yang dilakukan “Jawatankuasa  Pemilihan Angkasawan”  fihak Russia (Roscosmos), yang diikuti oleh tidak kurang dari
11.275 pendaftar. Empat orang calon yang terpilih terse- but diikutkan dalam diklat bagi calon kosmonot di Ga- garin (d/h Star) City, Russia.
Selesai menjalani 18 bulan pelatihan Sheikh Muszaphar ditetapkan sebagai calon kosmonot utama, dengan Faiz Khaleed (juga seorang Dokter) sebagai cadangan.
Pada bulan Juni 2007 ia juga menjalani pelatihan tam- bahan untuk memenuhi kwalifikasi sebagai astronaut NASA di Johnson Space Center, sebelum akhirnya  pada 17 September 2007 resmi diumumkan bahwa Sheikh Muszaphar akan mengangkasa dengan Soyuz TMA-11 sebagai space flight participant*) pada Expedition 16.

*) Dalam   dokumen   berbahasa   Inggris   yang   dirilis   fihak Roscosmos/Russian Federal Space Agency maupun NASA, serta pada berbagai briefing dengan media  keikut sertaan dan peran Sheikh Muszaphar pada penerbangan Ekspedisi 16 tersebut disebut dengan istilah  spaceflight participant. Betapapun,  berbicara  di  depan  media  Malaysia,  Dubes Russia  untuk  Malaysia  Alexander  Karchava  menegaskan bahwa Sheikh Muszaphar “is a "fully-fledged cosmonaut".Demikian  juga  pada  kesempatan  lain  pada  wawancara dengan media Malaysia Robert Gibson yang mantan astronaut NASA menyatakan bahwa Sheikh Muszaphar adalah “fully qualified as an astronaut”, dan karenanya seharusnya disebut seperti itu.

Penerbangan ke angkasa luar (= angkasa lepas [Mal.]) 
Pada pukul 13:22 UTC, Rabu 10 Oktober 2007 wahana angkasa   Soyuz   TMA-11   yang   membawa   Komandan Ekspedisi  16  Peggy  A.  Whitson,  Flight  Engineer  Yuri Malenchenko dan Sheikh Muszaphar meluncur dengan mulus menuju ISS.
Sebagai dokter, selama di ISS Sheikh Muszaphar melaku- kan berbagai percobaan di bidang medis, a.l. karakter- istik  dan perkembangan  sel-sel  sirosis/kanker  hati  dan leukemia serta kristalisasi berbagai protein dan mikroba pada gravitasi rendah.

Eksperimen yang berhubungan dengan kanker hati, leuke- mia dan mikroba akan menguntungkan ilmu pengetahuan dan penelitian kedokteran secara umum, sedangkan per- cobaan  kristalisasi protein, dalam hal ini lipase akan ber- dampak langsung bagi dunia industri Malaysia.
Lipase adalah enzim protein yang digunakan dalam pem- buatan berbagai produk dari  tekstil hingga kosmetik, dan peluang menumbuhkan lipase pada kondisi nir-gravitasi di ruang angkasa (untuk kemudian disimulasikan di Bumi) akan memberikan peluang bagi ilmuwan dan industriawan Malaysia untuk mengembangkan industri senilai RM 7.7mi atau sekitar Rp. 21 triliun.

Sesuai rencana, Sheikh Muszaphar berada di ISS selama 9 hari sebelum kembali ke bumi dengan wahana Soyuz TMA-10 yang melepaskan diri (undocked) dari ISS pada jam 07:14 UTC tanggal 21 Oktober. Proses deorbit (keluar dari orbit/garis edar mengelilingi Bumi) terjadi pada jam 09:47 UTC, saat wahana angkasa tersebut mulai mema- suki kembali (reentry) atmosfir Bumi.
Saat reentry inilah terjadi malfungsi  pada perangkat ken- dali penurunan (descent equipment) Soyuz, yang menye- babkan laju penurunan meningkat mendekati kecepatan hipersonik (yang membuat ketiga penumpangnya ter- dadah ke tekanan sebesar beberapa G yang nyaris fatal) dan pendaratan yang melenceng sejauh 340 KM dari sa- saran semula. Betapapun, mereka mendarat dengan se- lamat pada jam 10:36 UTC, atau sekitar 3 jam 23 menit sesudah undocking.

Pengalaman religius
Karena  Sheikh  Muszaphar  seorang  Muslim  dan  penerbangan   angkasa   luarnya   bertepatan   dengan   bulan Ramadhan, Majlis Fatwa Kebangsaan Kerajaan Malaysia berkepentingan untuk mengeluarkan fatwa yang dikemas dalam  buku  18  halaman  bertajuk  “Guidelines  for  Performing Islamic Rites at the International Space Station" atau “Garis Panduan (bagi) Pelaksanaan Ibadah di International Space Station ISS (Stesen Angkasa Antarbangsa)” yang  diterbitkan  dalam  bahasa  Melayu,  Inggris,  Russia dan Arab.



Buku ini memberikan panduan tentang tata cara sholat  di ling- kungan tanpa gravitasi, bagai- mana menentukan arah kiblat dari ISS, bagaimana menentukan waktu sholat, sampai bagaimana tatacara melaksanakan ibadah puasa.
[orbit ISS memutari Bumi menjadikan siklus satu hari (siang & malam) di ISS = 90 menit waktu Bumi, sehingga “subuh” dan “maghrib” waktu ISS tentunya tidak bisa diacu untuk menentukan jadwal puasa]

Walaupun Anan C. Mohd dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Department of Islamic Development) meng- ingatkan bahwa dengan syarat-syarat tertentu berpuasa bagi pejalan (musafir) hukumnya tidak wajib,   Sheikh Muszaphar sendiri berketetapan untuk tetap melakoni ibadah puasa sepenuhnya dengan mengambil waktu Baikonur (tempat peluncuran, yang diacu sebagai   tem- pat mengawali perjalanan) sebagai acuan penentu saat imsak dan berbuka puasanya.

Merayakan hari raya Idul Fitri 1429H di ruang angkasa, Sheikh Muszaphar mengawalinya dengan membawakan Takbir segera sesudah mengakhiri ibadah puasanya (lihat rekaman   videonya,   a.l.   di    http://www.youtube.com/ watch?v=R5OOiO5yeS4&feature=related )

Sebelum berangkat Amus juga sempat membekali diri dengan sate dan kue untuk dibagi-bagikan kepada ang- gota misi yang lain pada hari Raya Ied yang jatuh pada Sabtu, 13 Oktober 2007 itu .

[Catatan: Sheikh Muszaphar BUKAN Muslim pertama yang “meng-angkasa”, tapi sampai sekarang dia adalah satu-satunya Muslim yang sempat merayakan Idul Fitri “di atas” sana]

Pasca Penerbangan ke angkasa luar
Dengan wajah dan postur tubuh yang memang “laik jual” itu, sebelum jadi angkasawan pun Dr. Amus sudah dikenal sebagai model paruhwaktu di lingkungan media komersial dan fesyen Malaysia. Ditambah  tingkat inteligensia yang di atas rata-rata, semuanya menjadikan faktor keberuntungan yang sangat mendukung baginya dalam melakoni  sisi-sisi  positip  kehidupannya  sebagai  public figure (dan bagian dari dunia selebriti).
Sepulang  dari  penerbangan  angkasa  “lepas”nya  Seikh sohor sebagai pembicara dalam berbagai seminar dalam berbagai disiplin ilmu, serta motivator handal yang sering diundang kemana-mana di dalam dan luar Malaysia, termasuk di Indonesia (lihat foto berikut).
Dia juga menjadi Duta PBB untuk Perdamaian Dunia, penerima California Peace Award dan Award dari Majelis Shurah Islam Dunia (World Shurah Islamic Council).

MenRistek Kusmayanto Kadiman berbincang dengan angkasawan Malaysia, Sheikh Muszaphar Shukor saat peresmian Museum Astro- nomi Indonesia (MAI) di Kompleks Observatorium Bosscha Lembang, Bandung, Sabtu 15/12/2007.
Photo courtesy SM CyberNews/Setiady Dwie

Tahun 2012 ini   Dr. Sheikh (sebutannya di lingkungan akademik) ditunjuk sebagai Duta MARS One, proyek penerbangan  angkasa  luar  sebuah  Yayasan  swasta (Stichting) yang didirikan wiraswastawan Belanda Bas Lansdorp, yang merencanakan untuk membangun koloni manusia (Bumi) di planit Mars di tahun 2023.
Bersama  Dr.  Sheikh  dalam  proyek  yang  didirikan pada Juni 2012 ini bergabung juga Prof. Dr. Gerard 't Hooft, pemenang hadiah Nobel di bidang fisika.

Menanggapi keterlibatannya di Mars One Dr. Sheikh mengatakan “[Being in space] was for me simply unbe- lievable … I would do anything to go there again. If I’m given a chance to go to Mars, even on a one-way ticket, I would do it in a heartbeat. I believe Man will soon go to the red planet, and even build a colony there."

Berita terakhir di media Malaysia adalah niatan untuk mengangkat kisah petualangan Sheikh Muszaphar Shukor di angkasa luar dalam sebuah film yang disutradarai Imran Ismail, sutrada sohor di negeri jiran itu. Film bertajuk 'N01 – 10 Hari: 21 Jam: 14 Minit Di Pintu Ajal'  tersebut diharapkan bisa diputar di bioskop pada Maret 2013.

Mungkin proses reentry TMA-10 yang kurang mulus de- ngan resiko yang bisa berakibat fatal pada saat kembali ke Bumi 5 tahun yang lalu itu lah yang mengilhami kata “Di Pintu Ajal” pada judul film tersebut [Ed.].

Kehidupan pribadi
Pada 10 Oktober 2010 ( = 101010) dalam sebuah jamuan akbar — yang dihadiri a.l. kosmonot Alexei Leonov, kosmonita Valentina Tereshkova dan astronita Korea Seyeon Yi  —  Dr  Sheikh  Muszhamar  Shukor  resmi  menyunting Dr Halina Yusof bte Mohd Yunos (lahir 1981), dokter spesialis anesthesia di RS Selayang, yang sudah dikenalnya sejak tahun 2001 sewaktu mereka berdua bekerja di RS yang sama.
Pasangan Dokter spesialis ini telah diberkati seorang putri  yang mereka namai Sofia Isabella ■



Ekspedisi 33 bertolak ke ISS


Ham Radio in outer space ..... 

Ekspedisi 33 bertolak ke ISS
    
Bak lukisan abstrak, berbeda dari biasanya di e-QSP edisi ini pelun- curan awak Ekspedisi 33 digambarkan dengan jejak asap yang disem- burkan roket pendorong wahana Soyuz TMA-06M (foto diambil oleh awak Expedisi 33 yang sudah duluan berada di setasiun angkasa antarbangsa ISS).
Photo Credit: NASA ISS033-E-015386

Pada hari Selasa 23 Oktober 2012 4:51 p.m. waktu Kazakhstan (5:51 a.m. CDT = UTC — 6) wahana Soyus TMA-06M yang membawa tiga orang (sisa) awak Expe- dition 33 meluncur dari Kosmodrome Baikonur, Ka- zakhstan, untuk membawa mereka menyusul dan ber- gabung dengan awak ekspedisi yang sudah lebih dulu menghuni setasiun angkasa antarbangsa ISS.
Awak Expedition 33 yang berangkat kali ini terdiri dari Komandan Soyuz Oleg Novitskiy (Roscosmos) serta Flight Engineers Kevin Ford KF5GPP  (NASA) dan Ev- geny Tarelkin (Roscosmos), yang akan melengkapi Tim yang terdiri dari Komandan Ekspedisi YL Sunita Wil- liams  KD5PLB  serta  Flight  engineers Yuri  Malelenko RK3DUP dan Akihiko Hoshide KE5DNI.
(selepas “masa tugas” Expedition 33 pada per- tengahan November nanti Kevin Ford KF5GPP akan menjadi Komandan pada Expedition 34).

Dari ki-ka: Astronaut Kevin Ford KF5GPP, kosmonot Oleg Novitskiy dan Evgeny Tarelkin sesaat sesudah  sessi “ngepas/fitting”  baju angkasa (space suit) Sokol (buatan Russia) mereka.

Peggy A. Whitson KC5ZTD,
First Female ISS Commander (2007)
Sepanjang  14  tahun  sejarah  ISS,  di  samping  memegang rekor sebagai satu-satunya perempuan yang sempat 2x “menghuni” ISS, Sunita Williams KD5PLB yang berdarah India itu juga tercatat sebagai YL ISS Expedition Commander yang kedua, mengikuti kole- ganya sesama astro-NITA (“astronaut wanita”) dan amatir radio Peggy A.   Whitson KC5ZTD, yang boleh berbangga menjadi YL pertama yang menjadi Koman- dan Ekspedisi ISS. Bersama 2 orang crew Ekspedisi 16 yang lain Peggy lepas landas dengan wahana angkasa Soyus TMA-11 dari kosmodrom Baikonur pada 10 Oktober 2007.

Memperingati 5 tahun misi Expedition 16 di bulan Ok- tober 2012 ini Red. mengunduh dari galeri NASA foto yang diambil pada 28 Oktober 2007 berikut ini:

28 Oktober 2007: Astronita YL Peggy A. Whitson KC5ZTD - wanita pertama yang menjadi Komandan ISS pada Ekspedisi 16 - berpose santai di modul Quest Airlock dengan mission specialist Scott Parazyn- ski KC5RSY (kiri), dan flight engineer   Daniel Tani KD5DXE, selagi kedua astronoaut tersebut bersiap-siap mengenakan baju angkasa EMU (Extravehicular Mobility Unit) sebelum melakukan sessi EVA (Extravehicular activity — kegiatan DI LUAR pesawat) mereka yang kedua (dari total 5 sessi EVA yang dilakukan awak Ekspedisi 16).

Yang istimewa pada Expedition 16 ini adalah awaknya yang “full” amatir radio: Commander Peggy A. Whitson KC5ZTD, Flight Engineers Yuri Malenchenko RK3DUP, Clayton Anderson KD5PLA, Daniel M. Tani KD5DXE, Léopold Eyharts KE5FNO, dan Garrett E. Reisman KE5HAE serta “angkasawan” Malaysia Sheikh Mus- zaphar Shukor 9W2MUS (tidak terlihat pada gambar di bawah, namun bagi yang mahu tahu silah lanjut ke halaman berikut).


What more you’re curious to know about Curiosity? - Part III


What more you’re curious to know about Curiosity? - Part III

First Three Bites Into Martian Ground
A Link to a Watery Past
Souce: JPL; Posted Friday, October 19, 2012
Sepanjang dua tahun “masa tugas”nya, para peneliti di Bumi akan menggunakan setidaknya 10 jenis instru- men analitikal dan kamera berresolusi tinggi di Curi- ousity untuk mencari bukti-bukti pendahuluan apakah kondisi lingkungan di permukaan planit Mars pernah (dan akan) dapat mendukung kehidupan mikrobial (microbial life), yang merupakan tahap awal dari “kehidupan” seperti yang ada dalam pemahaman kita atau  yang kita kenal di Bumi.
Selama bulan Oktober 2012 ini setidaknya sudah tiga kali dilakukan pengambilan sampel tanah dari Rock- nest (harafiah = sarang (batu) karang) di dasar kawah Gale, yang dengan penuh pertimbangan telah dipilih dan ditetapkan sebagai area penelitian bagi Curiosity. Foto ber-caption One Giant Scoop for Mankind) berikut memperlihatkan - dengan  ketajaman  dan  resolusi yang menakjubkan para penggemar fotografi - bekas sodokan sekop  di ujung lengan robotik Curiosity yang mengam- bil  sampel  tanah  untuk dianalisa dengan perangkat analitikal X-ray Diffraction CheMin (Chemistry and Mineralogy).

Mengutip John Grotzinger, ilmu- wan Caltech (California Insti- tute of Technology):“Identifikasi kandungan mineral yang terda- pat pada sampel tanah dengan X-ray  diffraction*)  ini  penting (dilakukan) karena mineral dapat “merekam” kondisi lingkungan dan reaksi kimiawi yang terjadi dan berkembang selama dan sepanjang proses pembentukannya”

One Giant Scoop for Mankind
This image shows a "bite mark" where NASA's Curiosity rover scooped up some Martian soil.
The first scoop was taken from the "Rocknest" patch of dust and sand on October  7,  2012, while a third scoop sample was collected on October  15, and was deposited into the Chemistry and Mineralogy (CheMin) instrument onboard Curiosity.

*)  X-ray diffraction: metoda baku yang dilakukan para  geolo- gists untuk “membaca” struktur internal mineral dengan merekam (dan menganalisa) bagaimana kandungan kristal mineral tersebut secara spesifik berinteraksi dengan sinar X.

Rilis NASA # 12-383 tgl. 26 Oktober 2012 untuk sementara menyimpulkan: “Mars rover Curiosity has completed initial experi- ments showing the mineralogy of Martian soil is similar to weath- ered basaltic soils of volcanic origin in Hawaii.”
"Much of Mars is covered with dust, and we had an incomplete understanding  of  its  mineralogy," kata  David  Bish,  CheMin  co- investigator dari Indiana University "So far, the materials Curiosity has analyzed are consistent with our initial ideas of the deposits in Gale Crater recording a transition through time from a wet to dry environment. The ancient rocks, ... suggest flowing water, while the minerals in the younger soil are consistent with limited interaction with water."

Potret diri (self portrait) bagian depan Curiosity yang dibuat dengan Mast Camera (MastCam) yang dilengkapi lensa 100 mm memperlihat- kan bekas–bekas sodokan sekop yang mengambil sampel tanah di dasar kawah Gale.
Credit: NASA/JPL-Caltech

Bongkahan karang (yang dinamai Link, menuruti nama sebuah danau di wilayah barat daya Kanada, yang dikelilingi formasi bukit-bukit karang) terlihat menonjol dengan latar belakang debu dan pasir ber- warna  merah  kecoklatan.  Para  peneliti  hampir  sependapat  bahwa rekahan, serakan dan butiran kerikil berbentuk nyaris bulat mengkilap dengan ukuran seperti yang terlihat pada bagian kiri foto hanya mung- kin terbentuk karena adanya aliran air (Water transport is the only proc- ess capable of producing the rounded shape of clasts of this size).
Foto close up Link dengan resolusi di orde sentimeter ini juga diambil dengan lensa 100-millimeter  kamera MastCam.
Credit: NASA/JPL-Caltech

Semula para ilmuwan NASA/JPL/Caltech tersebut sem- pat dibuat bingung dengan “temuan” beberapa butir (terlalu kecil untuk disebut sebagai potong) material berwarna cerah dalam sampel pertama yang diambil pada tgl. 7 Oktober — sampai-sampai mereka memu- tuskan untuk menghentikan aktifitas lengan robot Curi- osity selama 2 hari — sampai mereka bisa menginden- tifikasi dan memastikan bahwa butiran sepanjang seki- tar 0.5” (1.3 cm) seperti sobekan plastik pembungkus atau selongsong kabel tersebut hanyalah fragmen (serpihan kecil dari sesuatu = debris) yang berasal dari wahana (spacecraft) yang membawa Curiosity meng-”angkasa”, walaupun penelitian lanjutan tetap akan dilakukan untuk memastikan ada tidaknya pengaruh temuan serpihan “sesuatu” itu bagi operasi men- datang, seperti disebutkan Richard Cook, Project Ma- nager dari JPL :
"We plan to learn more both about the spacecraft mate- rial and about this smaller, bright particles. We will finish determining whether the spacecraft material warrants concern during future operations”
The Collection and Handling for In-Situ Martian Rock Analysis (CHIMRA) tool at the end of the robotic arm shook out remnants of the first scoopful and posed for camera inspection to verify it was emptied. The Mars Hand Lens Imager (MAHLI) moved close to some loose material on the ground to get a good look. Seeing more detail in the object will help engineers finish assessing whether this loose material from the spacecraft poses any concern for future operations.

BTW, dari tiga sekop sampel tersebut hanya sampel ke tiga (diambil 15 Oktober) yang benar-benar digunakan sebagai materi untuk dianalisis, sedang 2 sampel lain-nya dibuang sesudah dipakai untuk “membersih”kan (dengan menggetar-dan-mengguncangnya keras-keras seperti kita membersihkan bagian dalam sebuah botol dengan pasir atau kerikil) tabung reaksi dan preparat (berupa ayakan dan  pemecah batu) dari CheMin. Kegiatan   lain   Curiosity   selama   bulan   Oktober   ini adalah pengamatan dan pencatatan perubahan cuaca di  permukaan  Mars  dengan  REMS  (Rover  Environ- mental Monitoring Station), dan pengambilan foto-foto panoramic (dengan cakupan nyaris 3600) dengan ka- mera MAHLI (Mars Hand Lens Imager) ■


Ja ke M a ti j e vi c — sentuhan pertama lengan robot Curiosity
Sebelum mengambil ketiga sampel tanah seperti yang disebut di atas, pada hari-hari pertama mengawali manuver-nya Curiosity sempat mengaktipkan Alpha Particle X-Ray Spectrometer (APXS) di ujung lengan robotnya untuk menganalisis bongkahan karang seu- kuran  bola  football  yang  dinamai    "Jake  Matijevic.", yang kebetulan di”temu”kan di “lintasan” manuvernya. Rangkaian proses analisis diawali perangkat ChemCam (Chemistry Camera — yang terletak di puncak tiang/ mast Curiosity) yang menembakkan pulsa laser ke Jake Matijevic. “Reaksi” Jake direkam di ChemCam, dan datanya digabung dengan foto-foto close-up yang diam- bil  kamera MAHLI (The Mars Hand Lens Imager) yang berada di ujung lengan robot, untuk dianalisa lebih lanjut oleh  APXS .
Penggunaan secara bersamaan APXS dan ChemCam pada obyek penelitian yang sama memungkinkan para analist untuk melakukan pengkalibrasian silang (cross calibration) kedua perangkat tersebut.
Curiosity menyelesaikan proses analisis Jake Matijevic sesudah melakukan laser testing sekali lagi dengan ChemCam, untuk kemudian bergerak menjauh +/- 42 mtr untuk menyudahi ujicoba manuvernya hari itu.

The APXS (Alpha Particle X-Ray Spectrometer) on a turret at the end of the rover's 7-foot (2.1-meter) arm and the Mars Hand Lens Imager (MAHLI), also on the same turret, were used for close-up in- spection of this football size Jake Matijevic rock.
Catatan: Foto di atas adalah hasil “jepretan” MAHLI, yang mengcover area +/- 4x4 cm2  dari permukaan karang yang sebelumnya ditembak pulsa laser dari ChemCam. (lihat text)

DAN suggests Gale Crater is drier than expected.

Data-data awal yang diolah CMSL (Curiosity Mars Sci- ence Laboratory) mengindikasikan bahwa lokasi penda- ratan (dan penelitian) Curiosity di dasar  kawah Gale “patut diduga” LEBIH KERING dari yang semula dibayangkan.
Elemen kunci yang dicari Curiyosity adalah AIR, dan walaupun permukaan Mars selama ini menunjukkan tanda-tanda keberadaan air dalam jumlah besar (abundant) di masa lalu — dalam bentuk aliran sungai dan danau — keberadaan air yang bisa dijejaki sejauh ini adalah dalam bentuk beku di dalam tanah (frozen, embedded in the soil) dan lapisan es cukup luas (large ice caps) yang menutupi kedua kutubnya.
Instrumen Dynamic  Albedo  of  Neutrons  (DAN), salah satu dari belasan alat ukur dan analisis yang dibawa Curiosity dirancang untuk mendeteksi lokasi dan jum- lah partikel air (dalam bentuk apapun) menuruti reaksi hidrogin (komponen dasar air di samping oksigen) ter- hadap  dadahan  (eksposur)  neutron.  Kalau  neutron (yang di”tembak”-kan) mengenai atau bertemu partikel yang “berat” (heavy particles), neutron tersebut akan

Perangkat analisis DAN (The Dynamic Albedo of Neutrons) bekerja dengan menembakkan pulsa neutron ke permukaan tanah di bawah Curiosity. Kalau tembakan tersebut mengenai atom hidrogin (sebagai unsur utama pada air atau es) maka energi kinetic tembakan neutron itu akan sangat berkurang dibandingkan kalau mengenai atau menem- bak senyawa lain.                      
Credit: Russian Federal Space Agency

berbalik (memantul) dengan sedikit saja kehilangan energy kinetic-nya, tetapi kalau yang ditemui atau jadi sasaran tembak adalah atom hidrogin (yang jauh lebih ringan dan mempunyai massa kira-kira sama dengan neutron) maka neutron tersebut akan kehilangan separuh dari energi “tembakan”nya.

"Sejauh   ini   pengamatan   jarak   jauh   dari   wahana peneliti Odyssey (yang berada di orbit Mars) mem- perkirakan kandungan air di dasar kawah Gale bisa mencapai   sekitar 6%, tetapi hasil awal analisa yang dilakukan dengan instrument penelitian dan analisis yang dibawa Curiosity mengindikasikan hanya se- bagian kecil (a fraction) saja dari (angka) itu," kata Maxim Mokrousov, perancang utama (lead designer) DAN dari Russian Space Research Institute,

Dalam jangkauan wilayah yang sampai saat ini sempat di”jelajahi” Curiosity (yang sampai akhir Oktober 2012 tidak lebih luas dari 50 x 50 m2), DAN menemukan hasil perhitungan (the detector counting rates) yang cukup bervariasi,   yang mengindikasikan tingkat ke- beradaan hidrogin di dalam tanah yang berbeda-beda dari satu area (kecil) ke area lain, yang justru mungkin merupakan gambaran dari keadaan sebenarnya. Betapapun, kemampuan Curiosity untuk dengan teliti dan cukup presisi menganalisa kandungan air di suatu lokasi yang spesifik (ketimbang hasil rata-rata/average dari   area   yang   lebih   luas)   akan   memungkinkan diperolehnya pemahaman yang lebih presisi dan rinci tentang distribusi air (dalam bentuk apapun) di permu- kaan Mars.■




Sekapur Sirih .....Tahun II, edisi 03, Oct 2012

Sekapur Sirih .....Tahun II, edisi 03, Oct 2012

Dear e-QSP readers,

Maap-maap kalau konten edisi Oktober 2012 ini di- dominir “kisah dari awang-awang”: seputar Mars Rover Curiosity serta kolom Ham Radio in outer space de- ngan  liputan  keberangkatan  Expedition  33  (dengan awak a.l. Kevin Ford KF5GPP) menyusul YL Sunita Wil- liams KD5PLB, Yuri Malelenko RK3DUP dan Akihiko Ho- shide KE5DNI yang sudah duluan menghuni ISS. Di ko- lom ini pula kami selipkan tentang ulang tahun ke 5 Expedition 16 (2007) yang ikut diawaki “angkasawan” Dr. Sheikh Muszaphar Shukor 9W2MUS dari negri jiran Malaysia.
Di kolom obrolan AntennaMania bisa dibaca daur ulang/update artikel lawas (ex BeON 0607) “The Mis- tery” Multiband Antenna besutan John Basiloto W5GI.
Terakhir,  last  minutes  updates  dari  berbagai  issues yang berkembang di berbagai milist dan FB, a.l. cuplik- an berita tentang kiprah DX-ers YB-land dalam CQWW DX Contest 2012 …
Selamat membaca, and as always: pse ENJOY .. [Ed.]