Tuesday 21 February 2012

DX-PEDITIONS 0106

DX-PEDITIONS 0106

BTW, posting dan thread tentang DX-ing di milis orari-news (orari-news@yahoogroups.com) dan laman YB-land DX club [ybdxc@yahoo.com] periode ini didominasi dengan perburuan rekans DX-ers untuk bisa masuk (“logged”) ke beberapa DX-peditions yang diselenggarakan dalam waktu yang nyaris bersamaan, a.l. T2NT Congo (Jan 22–31), VP6T Pitcairn Island/Pacific (Jan 20 - Feb 2) dan HKØNA, pulau karang Malpelo Island/East Pacific, off Columbia coast (Jan 21 — Feb 7). Berikut beberapa larik yang dicuplik dari laman masing-masing ekspedisi:


T2NT [http://www.tnt.be] :
diawaki 5 warga Belgia: StefaanON4FG, Carlo 0N4BR, Patrick ON4HIL, Luc ON4IA, Marc ON6CC dan seorang dari Belanda Ronald PA3EWP.
Tranceivers: 3x Elecraft K3 transceivers, Amplifiers: 2x EXPERT 1K-FA, 1x homemade solid state PA (500w)
Antena: 160m (TX) 26 mtr Vertical, (RX) K7TJR  syst em ; 80m (TX) 18 mtr Vertical, (RX)
K7 T J R system ; 40m 4 square; 30m Vertical; 20 -17– 15 -12 -10 - 6m HEXbeam ■

VP6T [http://www.vp6t.org]:
5  Operators  masing-masing  Jacques  F6BEE,  Michel FM5CD, Vincent F4BKV, Gilles VE2TZT, Nigel G3TXF. 
Tranceivers: 
4x Elecraft K3/100 c/w 4x Microham MK2 interfaces; Amplifiers: 1x Alpha 76A, 1x Tokyo Hy-Power HL1.1 Kfx, 1x Tokyo Hy-Power HL550 Kfx, 1x Ameritron ALS500M
Antena:  
2 x 5 band Spiderbeam pada 10m aluminium masts  untuk  20/17/15/12/10m  +  1x  VDA  (Vertical Dipole Array) utk tiap band; resp. 1/4λ vertical for 80, 40,  30m;  1x  160m  Inverted-L  (dengan  Spiderbeam
26m pole); LF RX:   2x Beverages utk.160 dan 80m (resp.1x ke EU/US and 1x ke JA) ■

5 operators VP6T menyeberangi Pacific ke TKP


HKØNA [http://hk0na.com]:
Team members: Bener-bener Tim “bongsor” dengan operator   multi   kebangsaan:   Jorge   HK1R   (Leader), Gregg W6IZT (co-leader), Bob K4UEE (Co-Leader), Jahm Salim   HK1T,   Pedro   HK1X,   Franz   DJ9ZB,   Bolmar HK1MW, Jaime HK1N, George N4GRN, Faber HK6F, Pedro HK3JJH, Gary K9SG, Jerry WB9Z, Ralph KØIR, Glenn WØGJ, Peter PP5XX ,   Neil VA7DX,   Bob N6OX, San K5YY (Pilot, USA and Outside Europe), McGowan MMØNDX (Pilot, Europe),  Bob N2OO (QSL Mgr).

OPERASI: 
Bekal utama HKØNA adalah 11 (SEBELAS) bh Elecraft K3 transceivers + 5 bh KPA 500 dan 3 bh Al- pha 8410   amplifiers yang dioperasikan dari 2 lokasi terpisah, masing-masing Camp A (Alto) yang terletak nyaris dipuncak pulau pada ketinggian 300 mtr DPL; dan Camp B (Baja) dari pangkalan AL Kolombia pada ketinggian 100 mtr DPL di dekat pantai.
Camp A mengudara dengan 4x konfigurasi Elecraft K3 lewat antenna farm yang terdiri dari sebuah 160m di-
pole, 2x IZT special multi band dipole (80-10m dan 40 -10m), 6BTV multiband vertical antenna, A3S triban- der dan 160/80m Pennant RX Antenna, serta masing- masing sebuah 6m M2 dan omni-directional antenna; sedangkan Camp B dengan 6x konfigurasi K3 dan antenna farms yang terdir dari 2x Inverted L (60 dan 80m),   40-10m multi band dipole (IZT special), 30m Vertical, 6BTV Vertical, A3 tribander, 2x A3WS duo band  12-17m,  1x  160/80m  Pennant  RX  Antenna serta 1x 6m 5el beam.
Hasilnya? 
Pada Feb. 9, 2012 Bob K4UEE (co-leader) menulis:  HKØNA is now history … The last QSOs were made about mid-day on Feb 5th. We made an aston- ishing 190.000+ contacts. This should go down in the history books as one of the most successful physically- demanding DX-peditions of all time … ■

Camp B di Malpelo Island, HKØNA

CONTEST & DXING 0106

CONTEST & DXING 0106



Hallo semua,
Dhanybhad (thanks ...), terima kasih atas segala du- kungannya terhadap kegiatan DXpedition 9N7MD. Dengan bangga kami memberitahukan bahwa 9N7MD menduduki rangking 5 dalam DXpedition of the year
2011 (dari total 39 kegiatan DXpedition); sedangkan pada daftar DXpedition untuk New DXCC juga berada pada urutan ke-5 sesudah STØR (South Sudan) yang menduduki peringkat teratas, disusul TX7M, T32C, VP8ORK dan 9N7MD sendiri.
Congratulations, OM — we’re vy proud too, knowing that you’re part of the Team members in this prestig- ious DX-pedition! [Ed.]


Dhulikhel, lokasi yang diilih bagi DX-pedition ini adalah kota  terkecil  (secara  demografis,  dengan  populasi
9.812 jiwa yang terdiri dari 1.624 keluarga menurut sensus di tahun 1991) yang berjarak +/- 30 Km di timur Kathmandu, ibukota NEPAL.
Terletak  pada  ketinggian  1550  mtr  DPL  di  jalur Araniko Highway, di pangkuan hutan Greenwood (= “hutan hijau”) yang membentang di arah selatan ja- jaran pegunungan “atap dunia” Himalaya.
Legenda setempat menyebutkan bahwa nama Dhulik- hel  berasal  dari  kata  Dhunkyo, yang  merupakan  ga- bungan dua kata (bahasa Newari) ‘‘Dhun = harimau” dan  ‘Khyo‘  =  tempat main”,  atau “dulunya” merupakan hutan tempat main harimau (!)

The Team
9N7MD diawaki operators multi kebangsaan anggota MDXC/Mediterranian   DX   Club,   yang   terdiri   dari   Ant IZ8CCW  (Itali,  Team  Leader),  Gabriele  I2VGW  (Itali,Team Co-Leader),   Ziv 4Z4OQ (Israel, SSB Coordina- tor, Bernard F9IE (Perancis, CW Coordinator), Luis XE1L (Mexico, Digi Coordinator), Tony IZ2ESV (Itali, Webmas- ter & ICT), Pino I8YGZ (Itali, Technical Supervisor, Fabrizio IZ2KXC (itali, Logistics Supervisor), Dov 4Z4DX (Israel),  Marco  CE6TBN  (Chile),  Henri  F1HRE (Perancis),   Michel F5EOT (Perancis), Alberto IV3BSY (itali), Marco IZ2GNQ (Itali), Sergio IZ3NXC (itali), Eric ON7RN (Belgia), Adhi YB3MM (Indonesia), Don N1DG (Amerika,  Pilot  Station  for  North  &  South  America), Pino, IZ8BGY (Itali, Pilot Station for Europe & RotW)

The Equipment:
RADIO: 
2x Yaesu FT-450; 1x Icom IC-7200;
1x Kenwood TS590; 1x Elecraft K2;
1x Icom IC-706; 1x Kenwood TS-50; Linear Amp. : 3x Acom 101

ANTENNA: 
1x 160m Inverted L, 1x 80m Vertical;
1x 40m Moxon, 1x30m Vertical, 3x 5 Bands
Spiderbeam, 1X 40-10m UJX-Vertical Easyagi ■

ANTENNAMANIA 0106

ANTENNAMANIA 0106

The HeliCap Antenna (antena helikal untuk di BASE Station)
bam ybØko/1 | unclebam@gmail.com

Pengantar: 
Antena  Helikal  (sebutan  bagi  antena  yang  dibuat  dengan menggulung elemen secara helikal – helically wound – pada sebatang pipa pejal/rod) untuk Low Band HF lazimnya hanya digunakan   pada   atau   untuk   aplikasi   Stasiun   Bergerak (mobile station), dan jarang sekali digunakan pada instalasi di Base Station -- kecuali pada saat darurat, misalnya untuk menggantikan antena utama (biasanya berupa berjenis vari- ant Dipole atau antena Vertikal) yang karena satu dan lain hal sedang tidak bisa digunakan (konsep “tiada rotan akar- pun berguna”)
Di literatur, salah satu versi antena Helikal untuk Base Sta- tion yang biasa dijadikan rujukan adalah berjenis FLAG Pole (tiang bendera) Antenna, berupa kawat 1/2λ yang digulung dengan spasi pada sebatang pipa PVC 2-3” (pada versi baru dipakai 1/4λ kawat yang disusupkan ke dalam pipa yang sama, TANPA ada gulungan/lilitan),   yang lantas menjadi- kannya bekerja sebagai sebuah Monobander monopole (vertical) antenna.
Betapapun, menegakkan pipa setinggi 1/4λ (yang memerlu- kan guy wires) serta keharusan adanya grounding system (tata pentanahan) yang tidak sekedar “apa adanya” untuk menunjang keberhasilan kinerja sebuah antena vertikal macam ini biasanya belum apa-apa sudah bikin ciut nyali rekans berlahan cekak, dan karenanya pada edisi ini penulis mengajak rekans untuk ‘ngikuti bahasan tentang   antena yang penulis sebut sebagai the HeliCap Antenna,  yang dari awal memang penulis niatkan untuk penggunaan di Base Station, dan di-angan-kan untuk bisa berkinerja “lumayan” TANPA harus menggunakan sistim radial yang kompleks dan
ribet.
BTW, prototype antena HeliCap ini beserta proses perakitannya pernah penulis peragakan di depan para peserta  acara   NYOLDER  BARENG  II   di  Sidoarjo,   bulan Oktober 2010 [bam]

Pembonsaian Antena
Di kalangan penghayat dan pengamal ilmu per-antena-an — baik yang amatir maupun yang pro — dikenal berbagai kiat pembonsaian antena,  antara  lain  dengan menggunakan berjenis loading coils (base, center atau top/end loading), trap, linear loading, dan/atau  meng- gulung elemen secara helikal (helically wound).
Tiap kiat mempunyai sisi plus dan minus masing- masing,   tapi   pada   umumnya   selalu   disebutkan bahwa ... inductively loaded antennas are less efficient and have narrower bandwidths than full-size ones ... sehingga untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari kiat inductive loading (terutama efisiensinya) seyogy- anya dicari kombinasi yang tepat di antara berbagai kiat per-loading-an tersebut, tentunya dengan memper- timbangkan untuk aplikasi apa sebuah antena diran- cang serta sikon setempat dan sewaktu seperti apa yang  dihadapi  dalam  proses  pembuatan,  perakitan, penalaan dan pemakaiannya.

Antena  HELIKA L
Bagi mereka yang menginginkan sebuah antena yang bisa dibuat lebih pendek (bahkan paling pendek) ketimbang antena yang dibonsai dengan kiat pembon- saian yang lain, kiat penggulungan elemen secara helikal (helically wound) dipilih karena dapat memberi- kan distribusi arus (current distribution) yang merata di sepanjang elemen, tentunya selama tetap diperhatikan batasan-batasan yang diperlukan untuk dapat mem- pertahankan efisiensinya.

DESIGN PARAMETERS
Kalau tidak disebutkan lain secara spesifik, maka angka atau nilai yang disebutkan dalam batasan- batasan umum yang ditela berikut merujuk pada rancangan antena untuk band 40m, yang tentunya dengan mudah dapat di scaled up atau scaled down (diambil skalanya) untuk band-band lain.

1.  Diameter lilitan/gulungan
Pada proses perancangan antena helikal, ratio ukuran diameter koker dibanding panjang  gelom- bang harus cukup kecil untuk menghindari antena bekerja pada mode axial (seperti pada antena HE- LIX di band UHF) dengan polarisasi sirkuler -- yang kurang pas untuk aplikasi di band HF. Untuk low band HF, diameter yang dianjurkan adalah antara 1 ~ 10”, yang dalam praktek akan ditentukan oleh berbagai  pertimbangan  dari  segi  kemudahan proses pelilitan dan kekokohan konstruksi.
2.  Panjang kawat yang dililitkan
Menurut pakem yang selama ini diikuti para pem- biksen (pembikin sendiri/homebrewer) dan pengra- jin antena, untuk membuat sebuah antena dengan panjang elektrikal 1/4λ diperlukan kawat sepan- jang 2x lipat panjang eletrik atau = 1/2λ.
3   Diameter kawat 
usahakan untuk sebesar mungkin (untuk menekan losses, yang antara lain bisa ditan- dai kalau kawat menjadi hangat – atau panas -- saat dipakai transmit), namun juga sepraktis mung- kin dengan mempertimbangkan segi-segi kemudah- an dalam proses pelilitan, solder menyolder atau sambung menyambung di mana perlu.
4. Spasi Lilitan
Untuk meng-optimal-kan pemerataan distribusi arus (dan beban) di sepanjang radiator pelilitan bisa dila- kukan menuruti rekomendasi Prof. Arnie Coro CO2KK (dari milist AntenneX), yaitu dengan mem- baginya dalam 3 cara pelilitan yang berbeda: de- ngan spasi renggang, sedang dan tanpa spasi (= lilitan rapat).
5. Capacitive Loading
Untuk menurunkan faktor Q dari keseluruhan sosok antena (dan untuk dapat sedikit memperlebar bandwidth pada rancangan helikal yang terkenal pelit bandwidth itu) pada titik dengan voltage maxima (= di ujung antena, karena di pangkalnya terdapat current maxima) perlu ditambahkan ca- pacitive loading untuk menambahkan sedikit nilai C pada keseluruhan sirkit antena yang akan dibuat.

Pengembangan Gagasan
Bertolak dari batasan-batasan di atas maka disusun  Bill of Material (rincian bahan) sebagai berikut:
1.  Untuk koker dipakai pipa PVC dia. 1.5”
2. Lilitan dibuat dengan membagi TIGA kawat yang tersedia, sehingga didapatkan tiga segmen kawat yang dililitkan dengan 3 cara pelilitan yang ber- beda: lilitan segmen pertama dibuat dengan spasi 2x tebal kawat, segmen ke dua dengan spasi 1x tebal  kawat  dan  segmen  terakihr  dengan  lilitan rapat (TANPA spasi = close wound)
3.  Karena tidak praktis kalau penalaan dilakukan de- ngan membuka atau menambah lilitan, maka pan- jang segmen induktip (yang dibuat dengan proses lilit-melilit) sengaja dibuat untuk tidak pas resonan pada design frequency. Dengan demikian, alih-alih menggunakan kawat sepanjang 20 mtr (hitungan kasar untuk panjang fisik 1/2λ pada band 40m) maka dipakai kawat sepanjang 18 mtr saja.
4. Untuk mengkompensasi naiknya frekwensi pasca langkah 3 diatas perlu diberikan Capacitive loading (untuk mengembalikan frekwensi resonan ke de- sign frequency di band 40m), berupa tambahan sepotong pipa aluminium dia. 1.5” di ujung lilitan.
5.  Dengan pertimbangan kemudahan pengerjaan (dan lebih murah) pipa aluminium di langkah 4 di- substitusi (diganti) dengan melilitkan -- istilah yang lebih pas adalah “membungkuskan”/wrapping -- aluminium wire mesh (kawat nyamuk, yang biasa dipakai sebagai bahan pada perakitan parabola) menutupi pipa PVC, persis di (dan tersambung de- ngan) ujung lilitan rapat segmen helikal terakhir.
6.  Ujung luar/atas wire mesh di-klem ke pipa dengan hose clamp. Sebelum klem dikencangkan, susup- kan  sepotong  (20-25  cm)  kawat  tebal  berisolasi (dia. 1.6 — 2 mm) yang nantinya difungsikan seba- gai capacitive hat. Pangkal kawat ini (yang sudah di”buka” isolasinya) yang disusupkan ke klem- kleman, sedangkan ujungnya biarkan ‘nglèwèr/ menjuntai begitu saja (supaya mudah dipotong/di- trim sedikit demi sedikit untuk fine tuning pada proses penalaan).

Antena HeliCap
Pada  saat  pengembangan  gagasan  inilah  kemudian terbersit sebutan HeliCap bagi rancangan antena yang merupakan gabungan antara komponen induktip berupa Helically  wound  segment  dan komponen ka- pasitip berupa Capacitive Loading (dan Hat) itu.

Perakitan antena HeliCap
Mengawali   proses   perakitan   siapkan  bahan-bahan utama (dan pembantu) sebagai berikut:
1 mtr       pipa PVC dia. 1.5”, type D (tipis) 
10 mtr   kabel speaker Monster 2 x 32, ”belah”/split jadi  2  utas  @  10  mtr.  Sambung-seriekan kedua   ujung  untuk   mendapatkan   20  mtr kabel serabut berisolasi (kurleb dia. 1.8 mm termasuk tebal isolasi). Potong dulu sepan- jang 18 mtr dan sisakan kelebihan 2 mtr un- tuk “alat bantu” dalam proses pelilitan.
1/2 mtr (lebar 100 cm) kawat nyamuk Aluminium
1 rol      double tape, lebar 2 cm
1 rol     Aluminum adhesive tape lebar 5 cm (pita alu- minium dengan satu sisi berperekat, seperti yang  diecer  di  kaki  lima  untuk  menambal panci bocor; atau dipakai para tehnisi insta- latir parabola untuk menutup titik-titik sam- bungan  supaya  tidak  kemasukan  air  hujan atau embun)
4-5 bh   hose clamp (klem selang) 2”
1-2 bh   cap/dop PVC 1.5”
1 tube    lem PVC
1 set      (resin & hardener) lem epoxy jenis FAST DRY
1 rol      isolasi kelistrikan
1 kantong nylon cable ties # 150

PROSES PERAKITAN
1.  Pembuatan komponen induktip/segmen helikal
a.  Bagi 18 mtr kabel tersebut menjadi 3 segmen @ 6 mtr. Kalau yakin akan bisa menanganinya, kabel tersebut TIDAK USAH dipotong, cukup ditandai saja (misalnya dengan supidol atau isolasi tape) pada tiap batas antar segmen @ 6 meteran tersebut.
b.  Kira-kira 10 cm dari ujung bawah/pangkal pipa PVC buat lubang dengan mata bor kecil (sekedar tibang pas buat lewat kabel, malah kalau bisa agak seret) sebagai “titik awal” pelilitan (lubang harus menem- bus pipa pada 2 titik yang ber”seberangan”)
c.  Sebelum mulai proses pelilitan, tempelkan 4 “strip” @ 20 cm double tape membentuk 4 garis berjajar pada  permukaan  pipa  PVC  (bisa  saling berimpit/ overlap  atau  berspasi,  sesuai  lebar  double  tape yang ada). Strip perekat ini akan “memegang” lilit- an untuk tidak bergeser dari posisinya.
d.  Masukkan +/- 15 cm ujung kabel ke lubang yang disebut di butir (b), tarik keluar sampai “nongol” dari lubang di seberangnya.
e. Mulai lakukan pelilitan segmen pertama, dengan menggunakan kabel speaker yang BELUM di-split sebagai spacer (pengatur spasi) antar lilitan untuk mendapatkan lilitan dengan spasi 2x tebal kawat.
f.   Berhenti  melilit  begitu  lilitan  mendekati  ujung  4 strip double tape. “Ikat” pangkal dan ujung lilitan dengan cable tie supaya tidak terurai [‘nglokor (Jw)]
g.  Tempelkan   4   strip   @   20   cm   berikutnya,   dan teruskan pelilitan sampai  keseluruhan 6 mtr kabel habis terlilit (kalau perlu dengan setiap kali ber- henti seperlunya untuk menempelkan n x 4 strip @ 20 cm berikutnya). Ikat/kencangkan ujung lilitan dengan cable tie.


a.  Lakukan pelilitan segmen ke 2 dengan proses yang sama  dengan  peliliitan  segmen  pertama  (dengan menempelkan n x 4 strip @ 20 cm double tape, mengikat lilitan dengan cable tie di mana perlu dan sebagainya),  hanya  saja  untuk  tahap  ini  pelilitan dilakukan dengan kabel yang SUDAH di split seba-
gai spacer.
b.  Sesudah 6 mtr ke dua habis terlilit, kembali ikat ujung lilitan segmen 2 ini dengan Cable tie.
c.  Pelilitan segmen 6 mtr ke tiga/terakhir dilakukan TANPA spasi, yang tentunya jauh lebih mudah dila- kukan ketimbang pelilitan 2 segmen sebelumnya. Ikat ujung lilitan dengan cable tie (untuk nantinya cable tie ini diganti dengan hose clamp).
Gambar  1  memperlihatkan  komponen  induktip  atau segmen helikal ini (pada gambar spasi antar lilitan BE-


2. Pembuatan komponen/segmen kapasitip

a.  Persis  di  ujung  lilitan  helikal  terakhir,  tempelkan strip double tape sepanjang 30 cm. Kalau ingin le- bih  kuat  daya  rekatnya  tempelkan  saja  2  strip saling berjajar rapat.
b.  Potong aluminium wire mesh dengan lebih dulu me- lingkarkannya pada pipa PVC yang belum tertutup doube tape untuk mendapatkan ukuran yang cukup melingkari pipa (lebihkan untuk overlap +/- 2 cm).
c.  Tempelkan erat-erat pinggir wire mesh ke permu- kaan double tape, lalu lingkarkan sisanya memutari keseluruhan panjang pipa PVC. Selama proses pelingkaran ini pastikan wire mesh tertempel erat dan rata ke permukaan pipa (dengan overlap +/-  2 cm seperti disebut di atas).
d.  Lanjutkan  proses  pem”bungkus”an  pipa  sampai wire mesh sepenuhnya menutup permukaan pipa. Ratakan pembungkusan dengan menggosoknya dengan gagang pisau atau obeng. Ikat kedua ujung dengan cable tie, sedangkan untuk memastikan gulungan tidak “nglokor” atau terurai selama proses selanjutnya ikat gulungan wire mesh tersebut de- ngan isolasi tape -- dengan interval seperlunya.
e.  Pada AKHIR proses perakitan, nantinya permukaan wire mesh akan ditutup dengan Aluminium adhesive tape  (sehingga  sepintas  terlihat  seperti  sepotong pipa aluminum - dan BUKAN sekedar (atau terlihat seperti) pipa PVC yang dibungkus wire mesh doang. Pada tahap ini biarkan saja dalam keadaan terbuka seperti itu.


Gambar 2 – Komponen KAPASITIP (pada gambar SUDAH ditutup/ dilapis Aluminium tape).
Perhatikan sepotong kabel yang diklèm   dengan   hose   clamp   di ujung   atas gulungan wiremesh (ikuti text lanjutan pada edisi bu- lan depan untuk keterangan ditil tentang “sepotong kabel” ini)

Bagian pertama tulisan tentang HeliCap ini kita cukup- kan   sampai   disini   saja   dulu,   untuk   disambung- lanjutkan lagi di edisi depan … CU ES 73


SERBA-SERBI 0106

SERBA-SERBI  0106

SK 48/OP/KU/2000
TENTANG FIELD DAY DAN HAM FESTIVAL
Bagian ketiga

Kutipan dari Juklak 04/ORPUS/2000 tentang penye- lenggaraan FIELD DAY (lanjutan)
Field Day adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh  kelompok-kelompok  amatir  radio,  secara bersama-sama,  di  berbagai  tempat  yang  berbeda untuk melakukan:
+ uji coba perangkat komunikasi radio,
+ melatih  kemampuan  pribadi  dan  kelompok dalam mendirikan stasiun, dan
+ menggelar jaring komunikasi lapangan yang diarahkan bagi kesiapan anggota amatir radio dalam melaksanakan bantuan komunikasi penanggulangan keadaan darurat (Bankomdar) pada saat terjadi bencana alam, kecelakaan, wabah   penyakit   dan   musibah-musibah   lain, yang dilaksanakan lewat serangkaian latihan dengan menggunakan tehnik simulasi.

3. PERENCANAAN LATIHAN
+ Dalam latihan partial berpola dan latihan terinte- grasi, terlebih dahulu diadakan penyusunan ske- nario kejadian. Berbagai macam skenario dapat dibuat, misalnya kecelakaan pesawat terbang, bencana alam banjir, gunung meletus, gempa bumi/tsunami dan seba- gainya, dengan merujuk atau mempelajari kejadian- kejadian sebenarnya yang pernah terjadi,  Skenario yang baik merupakan salah satu kunci suksesnya latihan ini.
+  Demikian juga estimasi kemungkinan kejadian yang akan datang perlu dilakukan dengan mengambil analogi serta ekstrapolasi dari kejadian sebenarnya yang pernah terjadi, misalnya tsunami di Aceh, gempa bumi di Bantul, kecelakaan kapal terbang seperti jatuhnya pesawat Adam Air di Sulawesi Tenggara, semburan Lumpur Lapindo dan seba- gainya.
+  Pembuatan skenario pada latihan terintegrasi dila- kukan bersama dengan semua unsur yang terlibat dalam operasi.
+ Penyusunan rencana bantuan komunikasi yang memuat antara lain:
a. Organisasi dan prosedur bankom.
b. Prosedur   hubungan   dengan   satgas   operasi penanggulangan bencana atau instansi lain ter- kait (misalnya TAGANA setempat).
c. Rencana jaring komunikasi.
d. Frekuensi-frekuensi  yang  digunakan  (termasuk frekuensi alternatif).
e. Format berita berserta prosedur pengisiannya. f.  Prosedur kirim/terima berita.
g. Penempatan rencana bantuan komunikasi seba- gai bagian integral dari rencana operasi keselu- ruhan.
+ Isi berita yang dikirim adalah berita-berita yang disimulasikan (Simulated Emergency Message), yang dibuat berdasarkan skenario yang ada.
+ Dalam rencana latihan harus tercakup rencana penerangan kepada masyarakat, untuk memberi- kan   pemahaman   kepada   masyarakat   tentang fungsi dan peranan amatir radio dan sumbang- annya kepada masyarakat.

Pasal 4
4. PENGORGANISASIAN LATIHAN
+  Terlebih dahulu perlu dibentuk Satgas Bankomdar (Satuan tugas pelaksanaan Bantuan Komunikasi Darurat), yang harus diberikan briefing terlebih da- hulu sehingga memahami benar tujuan latihan, organisasi operasi beserta personilnya, jaring komu- nikasi, prosedur kirim/terima berita dan seba- gainya.
+  Dalam latihan terintegrasi Satgas Bankomdar tidak berdiri sendiri akan tetapi harus terintegrasi dengan satuan tugas operasi penanggulangan bencana lain- nya. Stasiun-stasiun radio berada di bawah ko- mando komandan posko. Setiap berita harus atas instruksi komandan posko. Namun demikian setiap operator harus mahir dalam menyusun berita yang benar, sehingga dapat memberikan briefing kepada unsur-unsur lain tentang cara menyusun berita dan prosedur kirim/terima berita.

+  Dalam   latihan   terintegrasi,   Satgas   Bankomdar berada di bawah komando komandan operasi penanggulangan bencana. Namun demikian harus dihindarkan penggunaan stasiun radio amatir oleh unsur-unsur lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi suatu stasiun radio amatir.
+ Dalam setiap latihan terintegrasi, perlu diadakan briefing terlebih dahulu kepada seluruh unsur yang terlibat dalam skenario sehingga fungsi dalam pe- ranan bantuan komunikasi, prosedur yang diguna- kan, peraturan yang berlaku bagi suatu stasiun radio amatir dipahami oleh seluruh unsur yang terlibat untuk menghindarkan terjadinya pelanggaran peng- gunaan stasiun radio amatir oleh unsur-unsur lain dalam latihan.

5. PROSEDUR OPERASI TETAP
+  Dalam operasi Bankomdar yang sesungguhnya ser- ingkali perencanaan, pengorganisasian dan konsoli- dasi anggota beserta peralatan dibatasi dengan waktu yang singkat. Agar pelaksanaan dapat efektif, perlu disusun prosedur operasi tetap (PROTAP).
+ Untuk setiap jenis musibah dan berbagai macam situasi dapat dibuat satu prosedur operasi tetap.
+  Prosedur operasi tetap ini dibuat berdasarkan pen- galaman, ialah dari hasil evaluasi setiap jenis latihan.

KETENTUAN-KETENTUAN   TENTANG   STASIUN   RADIO DALAM FIELD DAY
6. PANGGILAN STASIUN
+ Untuk keperluan ini dapat digunakan stasiun or- ganisasi atau stasiun pribadi, dengan tetap mengi- kuti dn mengindahkan peraturan pemerintah yang berlaku tentang perizinannya.
+  Penggunaan   stasiun   organisasi   akan   memung- kinkan untuk bekerja dengan multi operator.
+  Bagi stasiun-stasiun lapangan, penyebutan callsign harus diberi tambahan portable, misalnya YDØABG portable 1. Dalam telegrafi penyebutan callsign menjadi YDØABG/P1. Bagi stasiun yang bergerak dapat pula diberikan tambahan keterangan posisi pada waktu itu.

7. BAND FREKUENSI
+ Berdasarkan ketentuan dalam Radio Regulation Artikel S5.120 untuk keperluan penanggulangan bencana alam band amatir yang diperkenankan untuk digunakan dengan tujuan ini adalah pada HF band 3.5, 7.0 10.1 (khusus telegrafi), 14, 18.068, 21, 24.89 MHz dan pada band VHF 144 MHz.
+  Dalam suatu latihan seyogyanya dipilih band-band yang tidak melewati batas negara agar tidak me- nimbulkan pertanyaan atau kegelisahan bagi sta- siun negara-negara lain yang mendengarkan.
+   Mengingat kondisi propagasi yang selalu berubah dan kemungkinan terjadinya gangguan (QRM, jam- ming) dalam pelaksanaannya harus ditentukan fre- kuensi-frekuensi alternatif sebagai cadangan.

8. MODE YANG DIGUNAKAN
+  Seyogyanya  hindarkan  mode-mode  yang  memerlu- kan peralatan yang canggih, termasuk mode diji- kom; dengan mempertimbangkan rentannya  pera- latan canggih tersebut akan kerusakan/malfungsi dalam menghadapi sikon darurat.
+. Mode yang dianjurkan dalam latihan komunikasi penanggulangan keadaan darurat adalah telefoni dan telegrafi.
+. Dalam latihan-latihan harus diusahakan adanya sta- siun dengan mode telegrafi dengan menghimpun anggota yang menguasai telegrafi, mengingat kele- bihan mode telegrafi dipandang dari segi:
a.  Konsumsi daya b.  Jarak jangkau
c.  Gangguan background noises.
d.  Terhindarnya kemungkinan timbulnya kegelisa- han masyarakat yang memonitor.

9. PENDIRIAN STASIUN LAPANGAN
+   Stasiun lapangan = emergency station. BUKAN ber- arti stasiunnya yang emergency, akan tetapi meru- juk ke penggunaan stasiun tersebut (di lapangan) sebagai sarana komunikasi dalam  keadaan emergency.
Stasiun lapangan tidak didirikan secara darurat, dengan menggunakan peralatan seadanya, dan justru harus didirikan sesempurna mungkin, dengan peralatan sebaik mungkin dan melalui persiapan yang sematang mungkin pula.
+   Sebuah stasiun lapangan harus dapat mandiri sepe- nuhnya.  Suplai  listrik  tidak  boleh  menggunakan listrik publik tetapi menggunakan battery, genset atau solar cell — namun dengan suplai listrik yang terbatas tetap dapat menyelenggarakan komunikasi dengan baik. Dengan demikian, dipandang dari segi keterbatasn suplai tenaga listrik penggunaan mode telegrafi akan sangat menguntungkan
+   Seluruh peralatan yang diperlukan sebelumnya ha- rus dipersiapkan   selengkap mungkin untuk tidak- mempertaruhkan harapan untuk mendapatkan pengganti  peralatan  yang  diperlukan  di lapangan, misalnya mengharapkan adanya pepohonan yang dapat dipergunakan untuk mengerek dan menam- batkan (tali) antena.
+   Penempatan/posisi  stasiun  (terutama  posisi  an- tena) harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau jarak cukup jauh dengan power yang
minimum. ■
Catatan:  karena  keterbatasan  halaman  bahasan  Juklak
04/ORPUS/2000 tentang penyelenggaraan FIELD DAY ini akan  diteruskan  di  beberapa  edisi  e-QSP  di  depan  …..

DALAM SOROTAN 0106

DALAM SOROTAN 0106


■ Iwak-iwak-iwak ter”kopi” 5/9+ di JA-land
Syarif Hidayat - Jan 13, 2012 10:21pm
malam ini tgl 13 jan 2012, nyaris tengah malam, jadi SWL dengerin yg lagi teriak teriak di 7,000, terdengar jelas sam- pai tokyo meskipun propagasi lagi jelek, antena monitor hanya v dipole tinggi 5 meter
Syarif Hidayat - January 21 near Meguro-ku, Tokyo
Gangguan dari pemakai liar dari YB land di sekitar 7,000 sudah sangat mengusik orang luar, tadi malem sampai di- posting rekan amatir dari Kiribati di DX summit sinyalnya 5-
9+ disana, dan ini bukan yg pertama kalinya. Memalukan sekali.  Tolong  buat  yg  kenal  mereka  agar  segera  diingat- kan ..
Sat 21-Jan-12 5:14 PM Syarif [yb1fwo@gmail.com]
….. Tiap malem ada becak, ada lari, ada kuning, ada garuda ada manuk dll di 7,000. Kalau nggak percaya coba liat sekarang, .. Di Tokyo terdengar sampai +20 DB ,..

■ Proses perpanjangan IAR yang “berkepanjangan”
Mon 09-Jan-12 1:43 PM Andy Liswoko[yb3boa@yahoo.com]:
[IAR vs Bang Toyib]
Kecantol  dimanakah  IAR-ku  satu-satunya,  setelah  sekian
bulan aku tunggu gak juga kunjung pulang. Mungkin ada teman2 pengurus  orari pusat yg bisa memberikan pencerahan. .." IAR ku lama2 bisa jadi Bang Toyib"

Fri, Jan. 20, 2012 2:16 PM …. [manoe@vedcmalang.or.id]:
Idem dito pak Andy …
Bulan  depan, setahun  sudah  proses  perpanjangan  IARku. Sekretariat ORARI Lokal selalu bilang belum selesai, terakhir katanya IAR se Jatim belum ada yang selesai. Kemana lagi aku harus bertanya? WisMaNu YC3LUV .

Jan. 30, 2012 1:01 PM Agus Gunarso [yb1lz@yahoo.com]: Proses penyelesaian IAR dan KTA setahu saya sudah pernah disampaikan oleh Pengurus Pusat periode lalu, bahkan di targetkan triwulan I th 2011 sdh siap beroperasi. Sewaktu MUNAS sy sempat tanya lg, ternyata masih ada yg belum bisa berjalan sesuai rencana di sistim aplikasinya. Kita ba- nyak berharap pada Periode ini bisa terealisir, tinggal sistim aplikasinya. Klu akses dari orda2 sepertinya tidak ada ken- dala, sebab hampir semua orda punya halaman di jejaring sosial, mudah2an servernya ga suka ngadat … de YB1LZ

■ On-line Calendar of Events
Thurs, Jan. 12, 2012 2:08 PM  [yb1lz@yahoo.com]:
Organisasi ini marak sekali dengan kegiatan baik yang On The Air maupun At Site. Kalau dijumlah ada 30an ORARIDaerah dan ratusan Lokal, bisa dibayangkan seandainya setiap lokal mengadakan kegiatan, setiap minggu ga’ cukup waktu satu tahun, belum kalau kegiatan yang bersifat his- toris (mis. HUT kota/kabupaten dll). Setiap panitia kegiatan pasti berharap peserta dan pengunjung yang hadir seba- nyak-banyaknya, dan banyaknya kehadiran menjadi salah satu tolok ukur berhasilnya kegatan. Tetapi, hingga saat ini belum ada yang mengatur (hal ini) secara berkala, terjadwal dan  terpusat, shg terkendali dan tersosialisasikan dg baik. Bahkan klu tdk mau dsebut rebutan waktu, banyak panitia yang menghitung-hitung waktu sendiri agar tidak ber- samaan dengan agenda lokal/daerah lain. … 

Banyaknya  kegiatan  yg  bersamaan waktunya,    dikhawatirkan    (calon) belum termasuk NB/nyolder bareng dan Field Day ..)  dsb. secara  teratur  dan  sistimatis  SUDAH  dilakukan  oleh  OM
peserta  dan  pengunjung  tidak  fokus,  akibatnya  terjadi
tawar menawar waktu dengan panitia kegiatan daerah lain, siapa yg maju dan siapa yg mundur, Klu kegiatan bersifat eksebisi, bisa jd mudah merubahnya, tetapi klu kegiatan berkaitan dengan historikal, tentu panitia akan berusaha bertahan pada schedule agar semua kegiatan terakomodir, Usul ada unit yg mengatur (approval) pengajuan kegiatan, kecuali yg sudah bersifat rutin/tahunan, Dg teknologi yang sudah cukup mapan, calendar of event bisa dibuat secara on line, sehingga lokal atau daerah yang akan mengadakan kegiatan cukup mengunjungi web tersebut dan mengajukan nama kegiatan, lokasi, tanggal dan jam, jenis kegiatan dan uraian kegiatan termasuk juklak bisa di tempelkan di web tersebut, agar tertata dengan baik, Pengajuan wajib di ap- prove oleh Daerah maupun Pusat ..... Gun - YB1LZ

2012/1/12 bam yb0ko/1 <unclebam@gmail.com>
….Sepanjang  pengamatan  sy,  belakangan  (tarohlah  1-2 thn) ini secara “in cognito” dan “voluntarily” kegiatan radio amatir yang anda maksud: Hamfest, kontes, special call (tp Onny Muktiono YBØCOX dg blog “HAM n CONTEST INFO”nya [see http://yb0cox.blogspot.com/].

IMHO – kalo’ belum ada sebelumnya --  ihwal CALENDAR OF EVENTS semacam ini bisa diatur atau dikoordinir di bwh Kabid Optek ORPUS, … [bam]

Thu 12-Jan-12 4:25 PM [yb0td.ddj@gmail.com]:
Dear Uncle Bam
Kemarin malam di Orpus sy sdh minta tolong sama YB1PR untuk membuat surat ke seluruh Orda yg isinya meminta daftar kegiatan dari masing-2 Orda yang juga mewarnai kegiatan lokal masing2. Bila seluruh Lokal membuat acara maka waktu satu tahun memang tidak cukup, untuk itu Orda semestinya dapat memilah dan memilih mana kegiatan yang diharapkan ber- sifat Nasional ataupun daerah sepropinsi ataupun sebatas keresidenan. Mudah2an dalam waktu dekat website ORARI akan terbenahi dan dapat menjadi sarana informasi yg up to date .. Dadang Djuhendi YBØTD

SEKAPUR SIRIH 0106

SEKAPUR SIRIH 0106

+  Seperti  diniatkan  semula,  salah  satu  konten  e-QSP adalah sorotan (highlite) tentang thread yang mendomi- nasi postings di orari-news selama bulan (yang) berjalan, dan hal itu kami lanjutkan pada edisi ini - setelah mengawalinya dengan ulasan tentang “fenomena iwak- iwak” di edisi yang lalu.

+  Kolom Serba-serbi ke-radio amatir-an (hal. 2) menerus- kan bahasan tentang tata laksana Field Day di Indonesia; sedangkan di ”obrolan AntennaMania” YBØKO ’ngawe- dar  tentang  antena  HeliCap  yang  selama  beberapa waktu sempat diuthak-athiknya.

+  Di kolom Kegiatan Contest & DX-ing diulas pencapaian (achievement)  beberapa  rekan,  a.l.  OM  Adhi  YB3MM yang ikut dalam ekspedisi 9N7MD (Nepal), yang mendu- duki peringkat 5 (dari total 39) dalam DXpedition of the year 2011.

+  Menyimpang dari kebiasaan selama ini (dan juga yang umum ditemukan di berbagai publikasi radio amatir), sebagai ungkapan empati  dan belasungkawa mulai edisi ini kolom Silent Key menyertakan juga anggota keluarga dekat (ortu, anak, spouse) dari rekan yang berduka.