obrolan AntennaManIa
Antena QUAGI
The quagi antenna in my opinion is the perfect choice if you are looking for an easy to home brew and to construct, high gain, inexpensive 2m, or any VHF/UHF antenna [citing ‐ with a bit editing –John C Bradley KU4AY in his http://ku4ay.net/quagi.html].
Dengan sedikit menyunting alinea pembuka di laman John C Bradley KU4AY seperti di atas, memang Penyunting juga bersetuju bahwa Gain Antenna untuk band 2m yang pertama terbayang (kalau ada yang menanyakan) adalah Antena QUAGI, yang -- sesuai na- manya -- kinerjanya merupakan kombinasi optimal (kalau didisain secara optimal pula) dari kinerja antena Full wave (1λ) Quad Loop dan antena Yagi.
Dalam konfigurasi yang paling sederhana, taruhlah dengan sebuah Quad Loop sebagai DE/Driven Element dan 3 bh parasitic elements sepanjang 1/2λ yang masing-masing berfungsi sebagai REFlector (1 bh) dan DIRector (2 bh), paling tidak sudah bisa diharapkan perolehan Forward Gain sebesar:
1λ Loop DE 2 dBd
REF 3 dB
DIR 1 5 dB
DIR 2 2 dB
---------------
Total 12 dB
= faktor penguatan sebesar 15.8 x
Dengan demikian, di setasiun lawan pancaran dari se- buah pemancar berdaya 5 watts akan diterima SAMA
‘njlegurnya dengan pancaran dari pemancar berdaya paling tidak 75 watts)
Gambar 1 – Antena QUAGI dengan konfigurasi
REF – DE - DIR 1 - DIR 2
BAHAN PEMBUATAN :
Antena ini tetap bisa berkinerja nyaris sempuna (sesuai harapan) walaupun dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibilang seadanya, misalnya :
elemen Quad dibuat dari kawat tembaga # 12 (2 mm) bekas/sisa-sisa kawat gulungan dinamo, atau “belahan” kabel speaker 2x32 atau 2x50 (pokoknya kawat berisolasi)
elemen parasitik dibuat dari kawat las atau alumin- ium rod atau tubing diameter 3 - 5 mm,
spreader atau perentang dari sumpit (atau belahan bambu yang diserut),
Boom dari pipa PVC 1/2” – 3/4” (usahakan untuk mencari yang Type AW, yang berdinding tebal).
Element-to-Boom mounting bracket:
+ elemen parasitik bisa langsung dimasukkan ke Boom pada lubang-lubang yang lebih dahulu di- siapkan dengan mengebor Boom pada titik-titik yang sudah ditetapkan. Hanya saja, dengan cara ini sekali elemen terpasang maka tidak mungkin (atau susah) kalau harus melakukan adjustment dengan memaju-mundurkan posisi elemen pada Boom. Untuk mengatasi ini di pasaran banyak di- jual dudukan elemen Yagi 2-meteran dari alumin- ium cor-coran, atau pakai saja sisa-sisa atau bekas antena TV – syukur-syukur kalau bisa ne- mukan yang ex era TV masih di band VHF – yang terbuat dari plastik.
+ elemen Quad: di pasaran juga dijual (walau men- dapatkannya tidak semudah seperti mencari yang untuk Yagi) spreader hub (bentuk X pada Gambar, sebagai ”dudukan” spreader ke Boom) untuk an- tena Quad yang terbuat dari aluminum cor. Kalau tidak bisa didapat, bisa saja dipakai dari T-doos cabang-4 merk Clipsal, yang tentunya akan pas banget kalau spreadernya juga dibuat dari pipa conduit merk Clipsal (walau sebenarnya agak ke- gedean kalau untuk bikin Quad 2 meter). Dalam keadaan tertutup (aslinya tutup tersebut disekrup ke “wadah”nya) dengan sedikit berhati-hati – su- paya jatuhnya bisa pas di tengah – bikin lubang tembus pada kedua muka wadah sebagai lubang masuk bagi Boomnya..
Untuk pemakaian dalam jangka waktu lama, sebagai Boom pipa PVC merk apapun akan melengkung sesu- dah 2-3 bulan terdadah terpaan panas-hujan-cuaca (dan terutama sinar UV), karenanya sebaiknya masuk- kan dowel (atau batang kayu reng yang dibubut) dari kayu keras (meranti, suren ... asal BUKAN jati atau kamper yang berat dan susah dikerjainnya) -- yang cu- kup kuat, tapi tetap ringan – ke dalam pipa. Supaya tidak ”oblak” dowel sebaiknya dilem dengan lem epoxy ke pipa PVC supaya bisa “duduk pas” di dalam pipa, dan ujung-ujung pipa ditutup dengan cap PVC yang sesuai supaya air (hujan, embun atau air sebagai hasil proses kondensasi alamiah) tidak bisa masuk.
Ukuran dan Rumus perhitungan:
Rumus-rumus berikut adalah rumus dasar yang umum dipakai dalam memotong kawat/pipa sebagai elemen antena.
Untuk penggunaan di band VHF, biasakan untuk mele- bihkan pemotongan barang 5-10 cm sebagai toleransi (karena lebih baik kepanjangan ketimbang ke- pendekan), untuk nantinya di-trim sewaktu proses pe-
nalaan.
1. Elemen 1λ: Lmtr = 306.3/f
2. Elemen parasitik (1/2λ): Lmtr = 143/f
(tambahkan 5% untuk REF, kurangkan 5% untuk DIR 1. DIR 2 = DIR 1 – 5%)
3. Jarak/spasi antar elemen: 0.18 – 0.2λ (umumnya dipakai spasi 1/8λ, kemudian adjustment dilaku-
kan pada waktu penalaan untuk mendapatkan Forward Gain dan Front-to-back (F/B) ratio yang di- inginkan.
Sekedar sebagai contoh (dan rujukan untuk memband- ingkannya dengan hasil hitungan sendiri), berikut adalah ukuran-ukuran yang menurut David R Blaschke W5UN merupakan hasil hitungan-hitungannya dengan menggunakan program komputer (EZNEC) untuk fre- kuensi kerja di 144.100 MHz:
Element Posisi Panjang Element pd Boom (= Lmtr))
(cm dari
pangkal)
Reflector 0.0000 2.143*)
Driven Loop 41.275 2.094
Dir 1 94.456 91.867
Dir 2 178.276 91.572
Sedangkan perhitungan John KU4AY untuk frekuensi kerja di 147 MHz mendapatkan ukuran-ukuran sbb. :
Reflector 0.0000 2.159*)
Driven Loop 52.07 2.032
Dir 1 92.075 91.281
Dir 2 175.895 90.805
*) David W5UN dan John KU4AY sama-sama meng- gunakan 1 bh Quad loop sebagai REF, dengan masing-masing 6 bh (KU4KY) dan 9 bh (W5UN, lihat Gambar 2 berikut) DIR pada QUAGI mereka.
(di QTH masing-masing mereka gunakan beberapa buah QUAGI yang di-stack untuk ber-QSO pada moda EME/earth-moon-earth)
Pada suntingan ini [demi ke-mudah-murah-dan-efisien- an rancangan] alih-alih menggunakan Quad loop seba- gai REF, Penyunting lebih merekomendasikan untuk menggunakan 1/2λ parasitic element saja, karena (kecuali ada yang mengajukan kilah atau teori lain) Penyunting merujuk ke Bill Orr W6SAI (SK) dan Lew Mc Coy W1ICP (SK) yang meng”hipotesa”kan: Pada se- buah antena (jenis apapun) yang diberi elemen parasi- tik berupa sebuah Director (DIR) atau Reflector (REF) akan didapatkan tambahan Gain sebesar 5 dB.
Perhatikan bahwa kedua empu per- antena-an tersebut TIDAK secara spesifik menyebutkan REF tersebut harus ber- bentuk sama dengan Driven element.
Dengan demikian, dengan merujuk ke butir 2 Rumus Perhitungan di atas, untuk frekuensi kerja 146 MHz bisa dihitung panjang REF: Lmtr = 1.05 (143/f) = 1.05*0.979 = 1.03 mtr.
Untuk jumlah DIR yang hanya 2 bh, Penyunting juga merujuk ke Orr W6SAI dan Mc Coy W1ICP pada ”hipo- tesa” mereka yang lain: Jika sudah ada sebuah DIRect- or (DIR-1) maka tambahan Gain pada penambahan DIR berikutnya (DIR-2, DIR-3 dst.) akan menunjukkan penurunan: tambahan DIR-2 menambahkan Gain 2 dB di atas perhitungan sebelumnya, sedangkan pada penambahan DIR-3 dan DIR-4 masing-masing DIR tambahan hanya menambah Gain 1 dB saja. Pada pe- nambahan DIR-5 dst. TIDAK lagi didapatkan penamba- han Gain yang menyolok/kentara.
Demikian pula: jika pada sebuah antena dipakai REF dan DIR bersama-sama, maka Gain dari REF yang se- mula 5 dB akan dihitung sebesar 3 dB saja.
[baca orèk-orèkan bam ybØko bertajuk:”Perhitungan Gain dan dB” di salah satu edisi lawas BeON]
PENGUMPANAN DAN PENALAAN:
Ada dua “madzab” di bidang cara pengumpanan antena QUAGI ini, yaitu :
1. Yang menganggap Feedpoint impedance = +/- 50 ohm, sehingga bisa diumpan LANGSUNG dengan coax 50 ohm (mis.: RG-58, RG-8, 3D2V) panjang sebarang dari TX.
2. Mereka yang biasa ”main” di HF akan menganggap Feedpoint impedance pada sebuah Loop = 70 –
100 ohm, sehingga pada feedpoint perlu diselakan Q-section (= impedance matching xfmr dari coax 75 ohm mis. RG-59, RG-6, 3C2V sepanjang 1/4λ, hi- tung dengan rumus Lmtr = 75/F*VF) SEBELUM di- konek coax 50 ohm panjang sebarang ke TX.Gambar 2 – The W5UN 2m QUAGI
Sesudah proses ‘ngebahan, memotong, mengkriya dan merakit berbagai komponen antena (seperti elemen DE, REF, DIRs, Boom, berbagai mounting brackets: element-to-Boom, Boom-to-mast dsb.) selesai, taruhlah DE di posisinya pada Boom, kemudian posisikan Boom (dengan digantung, atau di klem pada mast/tiang) pada ketinggian 2 - 2.5 mtr DPT (sepantasnya saja lah, pertimbangkan kemungkinan untuk melakukan pe- nalaan dengan sekedar berdiri ’ngejinjit, dan tidak sampai harus naik ke atas dingklik, kursi atau meja).
Penalaan tahap awal dilakukan pada Quad loop seba- gai Driven Element, yang untuk amannya silahkan saja kalau mau menggunakan Q-section pada tahap pe- nalaan awal ini. Adjust Lmtr DE dengan memotong ka- wat sedikit demi sedikit sampai didapatkan penunjuk- an SWR yang paling rendah (tidak perlu 1 : 1) pada frekuensi kerja yang dikehendaki.
Pasangkan REF di posisinya, umpankan signal ke feed- point, kemudian maju-mundurkan posisi REF pada Boom sampai didapatkan penunjukan SWR yang SAMA dengan penunjukan SWR pada tahap penalaan per tama.
Lakukan proses yang sama – berturut-turut – dengan DIR 1 dan DIR 2, kembali untuk mendapatkan penun- jukan SWR yang seragam dengan SWR pada tahap penalaan pertama. Baru sesudah seluruh elemen ter- tala, adjust kembali Lmtr DE (SAJA) untuk mendapatkan SWR 1:1 (kalau bisa, tetapi kalau pada tahap penalaan pertama sudah bisa didapatkan SWR < 1 : 1.3. rasanya tidak perlulah terlalu ‘ngoyo untuk mendapatkan SWR 1 : 1 tersebut) !!!
Kalau punya Field Strength Meter, tahap penalaan bisa dilanjutkan untuk mendapatkan Forwad Gain dan F/B ratio terbaik yang bisa didapatkan dari rancangan se- derhana ini, dengan cara menggeser maju-mundur posisi parasitic elements pada Boom (atau – buat rekans yang bisa dan demen main dengan program simulasi antena seperti MANNA atau EZNEC – silah masukkan data/parameter di atas untuk kemudian di- optimize kerja dan kinerjanya).
SELAMAT BEREKSPERIMEN, dan silah me-NIKMAT-i hasil keringat anda sendiri ..... [Ed.]
No comments:
Post a Comment