Cuplikan SEJARAH
ENOLA GAY— Hiroshima, 6 Agustus 1945
2003: Pada sebuah pameran di National Air and Space Museum (NASM) dari the Smithsonian Institute di Washington, D.C. Paul W Tibbet Jr ber- pose di depan pesawat pembom B29 Superfortress bernomor lambung 82 yang sudah menjalani restorasi total.
Seperti terlihat pada foto, Enola Gay adalah nama yang tertulis pada dinding luar di bawah cockpit pesawat B-29 Flying Superfortress yang dipiloti oleh Kol. Paul W. Tibbets Jr. K4ZVZ., yang memberikan nama ibunya Enola Gay bagi pesawat Bomber yang kemudian tercatat dalam sejarah sebagai pesawat yang menjatuhkan bom atom yang diberi nama sandi Little Boy (berkekuatan 15.000 TNT) di atas kota Hi- roshima, pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945.
Pesawat buatan pabrik Lockheed Martin di Bellevue, Nebraska ini diserah terimakan ke USAAF pada 18 Mei 1945. Sebelumnya, pada 9 Mei 1945 Tib- bets (yang pada waktu itu menjabat sebagai Komandan Composite Group ke 509 di Penerbad (Dinas Penerbangan Angkatan Darat AS) memilih sendiri salah satu pembom B-29 dari 15 buah yang disiapkan untuk misi pemboman dengan bom atom. Pada 14 Juni 1945 B-29 ini diterbangkan oleh komandan pesawat Kapt. Robert A Lewis dari pangkalan USAAF di Omaha ke pangkalan Penerbad AS di Wendover, Utah.
27 Juni 1945: pesawat diterbangkan Lewis ke pangkalan Guam (di Pasifik) untuk dimodifikasi pada perangkat pelepasan bom-nya, untuk kemudian pada 6 juli 1945 diterbangkan ke pangkalan North di P Tinian, Kep. Mariana. Nomor lambung (= Victor, squadron-assigned ID number) pesawat yang se- mula 12 pada 1 Agustus 1945 – karena alasan sekuriti – digantikan dengan nomor lambung 82 seperti yang sekarang terlihat di hampir semua foto.
Selama bulan Juli 1945 pesawat ini melakukan 8x penerbangan latihan dan 2x pemboman “beneran” di atas kawasan industri Jepang di Kobe dan Na- goya, dan baru pada 31 Juli 1945 melakukan latihan bagi misi khususnya untuk menjatuhkan bom atom.
Sebelumnya, pada 26 Juli 1945 bom atom Little Boy seberat 10,000 pounds (4,500 kg) yang disimpan di kerat kayu berukuran 104 x 119 x 350 cm3 di dek kapal USS Indianapolis diturunkan di pangkalan Tinian.
5 August 1945: pada saat persiapan untuk misi pemboman pertama, Tibbets yang ditunjuk sebagai penerbang B-29 ini memberikan nama ibunya, Enola Gay pada B-29 pilihannya tersebut.
Menurut Gordon Thomas dan Max Morgan-Witts dalam bukunya Enola Gay: The Men, the Mission, the Atomic Bomb, Robert Lewis sebagai komandan pesawat “yang asli” kurang senang digantikan oleh Tibbets dalam misi yang begitu penting, dan cukup geram waktu di pagi hari 6 Agustus melihat tuisan itu terpampang di bawah kokpit pada kedua sisi ambung pesa- wat [Tibbets sendiri, dalam sebuah wawancara sepulang dari misi bersejarahnya mengaku agak malu (a bit embarrassed) sudah mengabadikan nama ibunya untuk misi yang secara tragis menentukan nasib setidaknya 14.000 orang yang te- was di Hiroshima itu].
6 Agustus 1945, 02:45 waktu setempat: Enola Gay mening- galkan pangkalan di P. Tinian menuju Hiroshima. Dari keting- gian 9.450 mtr Bom atom bernama sandi Little Boy di- jatuhkan, dan meledak pada ketinggian 550 mtr di atas Hi- roshima pada jam 08:15 waktu setempat.
(dalam melakukan misinya, Enola Gay di”kawal” 2 buah B-29 lainnya: Necessary Evil yang membawa para pengamat ilmiah dan juru foto (militer) yang mengabadikan saat-saat pengebom- an serta dampaknya), dan The Great Artiste yang dilengkapi instrumentasi untuk mencatat dan mengukur berbagai parame- ter ledakan bom tersebut) .
[catatan: pemboman atas Nagasaki pada 9 Agustus 1945 dilakukan oleh pembom B-29 yang lain: Bockscar dengan pilot Major Charles W. Sweeney, yang menjatuhkan bom nukir kedua dengan nama sandi Fat Man (20.000 TNT).
Pada misi ini Enola Gay (yang dipiloti komandan pesawat Capt. George Marquardt berfungsi sebagai pesawat pengintai dan pengamat cuaca]
6 November 1945: Lewis menerbangkan Enola Gay kembali ke AS, ke pangkalan CG 509 yang baru di Roswell, New Mexico.
29 April 1946: Enola Gay meninggalkan Roswell untuk berga- bung dalam Operation Crossroads (uji coba lanjutan bom nukir di Atol Bikini) di Kwajalein. Walaupun tidak terpilih un- tuk menjatuhkan bom, Enola Gay baru meninggalkan Kwaja- lein pada 1 Juli (tepat pada hari uji coba dilakukan), dan sam- pai di pangkalan Fairfield-Suisun, CA pada hari berikutnya
24 Juli 1946,: Enola Gay diterbangkan ke pangkalan AU Davis-Monthan di Arizona sebagai persiapan untuk disimpan dan di-preservasi-kan.
30 August 1946, Enola Gay di”lepas” dari inventaris USAAF dan kepemilikannya dialihkan ke Smithsonian Institution,, sebuah institusi edukasi dan penelitian yang didanai peme- rintah AS (tahun 2011 Kongres Amerika menyetujui anggaran sebesar $797.6 juta bagi institusi yang mengelola 19 mu- seum, sejumlah kebun binatang dan 9 pusat penelitian yang tersebar dii Washington DC, Arizona, Maryland, Virginia, Pa-
nama dan New York, dengan > 137 juta items dalam koleksinya).
Pada 3 Juli 1949 Enola Gay diterbangkan Tibbets ke pang- kalan Orchard Place di Park Ridge, Illinois, untuk diserah-terimakan ke fihak Smithsonian.
10 August 1960: para petugas Smithsonian mulai memre- theli Enola Gay untuk memudahkan proses restorasi, disusul dengan pengangkutan semua komponen ke fasilitas pergu- dangan Smithsonian di Suitland, Maryland.
5 December 1984: Pekerjaan restorasi mulai dilakukan di fasilitas Preservavi, Restorasi dan Penyimpanan milik Paul E. Garber di Suitland.
Melewati 300.00 jam kerja dan kritik dari khususnya kelom- pok the American Legion dan the Air Force Association yang mempermasalahkan tujuan restorasi (serta beberapa kali demo), pada 8 Agustus 2003 Enolay Gay dinyatakan 100% restored. Sejak 15 Desember 2003 sampai saat ini Enola Gay di”pajang” di annex museum Smithsonian yang baru dibuka tahun itu Steven F. Udvar-Hazy Center di bandara antarbangsa Dulles di Washington DC ■
Paul Warfield Tibbets Jr, K4ZVZ (2003)
Lahir pada 23 Febr. 1915 di Quincy, Illi- nois, dari pasangan Paul Warfield Tibbets, Sr., dan Enola Gay née Haggard Tibbets lulus dari Western Military Aca demy di Alton, Illinois, dan kemudian ku- liah di University of Florida di Gainesville (1934). Tibbets sempat selama 3 semes- ter kuliah Kedokteran di University of Cin- cinnati untuk menjadi ahli bedah, sebelum berubah pikiran dan akhirnya memilih karir di bidang militer yang diawali sejak 25 February 1937, sewaktu bergabung sebagai kadet penerbang pada Satuan Udara Angkatan Darat AS (U.S. Army Air Corps) di Fort Thomas, Kentucky.
1938; dipromosikan jadi Letnan II dan ditempatkan di Kelly Field, Texas.
1942: Perwira komando pada Skwadron Pembom 340, Group 97 yang menerbang- kan pembom B-17 Flying Fortresses. Pada awal PD-II ditempatkan di pangkalan RAF/ Royal Air Force di Polebrook (UK), dan terlibat a.l. pada misi pemboman di Eropa dan Mediterranea Tibetts Jr kemudian ditempatkan di bawah Col. Lauris Norstad, Assisten KaStaf Op- erasi pada Gugus Tugas ke 12 US Air Force, sampai dipanggil kembali ke AS untuk menjadi test-pilot pada pengem- bangan pesawat pembom B-29 Superfor- tresses.
Maret 1944: Sesudah setahun terlibat dalam pengembangan dan pengujian B-29, Tibbets ditugaskan sebagai Direktur Operasi pada pusat pelatihan bagi awak B- 29 di bawah Brigjen Frank A. Armstrong di pangkalan (AD) di Grand Island, Nebraska.
27 April 1944: Tibbets dipilih (walaupun sampai 1 Sept. 1944 dia sendiri tidak me- ngetahuinya) oleh Jendral Henry H. Arnold sebagai kandidat utama untuk menjadi komandan Composite Group (CG) 509.
1 September 1944 Tibbets resmi ditugaskan sebagai Ko- mandan CG-509 di pangkalan Wendover, Utah — dan men- jadi bagian dari proyek rahasia militer AS yang bernama sandi the Manhattan Project - yang sudah memasuki tahap akhir dalam pembuatan dan uji coba bom nuklir.
[Sebagai petinggi proyek, Tibbets yang mengaku sama sekali awam — bahkan pun dengan konsep dasar bom atom, diperbolehkan untuk membawa keluarganya tinggal di pangkalan Wendover.
Untuk menjaga kerahasiaan, seperti staf proyek lainnya ia harus berbohong ke keluarga dengan menyebutkan para engineers yang berbaju kerja/ apron putih-putih di kompleks itu sebagai ”pekerja kebersihan/sanitary workers”.
Suatu hari, saat Tibbets harus pergi ke Lab Proyek Manhattan di Los Alamos, New Mexico, isterinya menelpon “kantor” untuk melaporkan kebocoran di saluran pembuangan (drain) rumahnya. Telpon diterima salah satu “pekerja saniter” (seorang PhD di bidang fisika dan Doktor di bidang matematika terapan), yang dengan “seragam lengkap” ke- mudian datang ke rumah Tibbets dan memberes- kan kebocoran tersebut.
Baru kemudian — waktu Tibbets kembali ke kantor — terungkap bahwa “pekerja saniter” tersebut adalah ilmuwan Alan van Dyke, konsultan tehnik bagi Pimpro Manhattan: Oppenheimer dan Szilard.
9 Mei 1945: Tibbets memilih sendiri salah satu pembom B-29 dari 15 buah yang disiapkan untuk misi pemboman dengan bom atom.
5 Agustus 1945: di pangkalan North, Tinian (Kep.Mariana, Pasifik) Tibbets resmi memberikan nama ibunya: Enola Gay pada B-29 s/n 44-86292 pilihannya.
6 Agustus 1945, 2:45 a.m: Tibbets menerbangkan Enola Gay meninggalkan pangkalan di P. Tinian, Kep. Mariana (Pasifik) menuju Hiroshima. Bom atom bernama sandi Little Boy dijatuhkan (dan meledak) di atas Hiroshima pada jam 08:15 waktu setempat.
Tibbets TIDAK PENAH menyesali keterlibatannya dalam misi bersejarah ini. Pada sebuah wawancara di tahun 1975 dia menyatakan: “Saya bangga bisa mengawali segalanya dari nol, ikut merencanakan, dan melakukannya sesem- purna mungkin ... Tiap malam (sesudah itu) saya selalu bisa tidur nyenyak”
Bulan Maret 2005 dia menegaskan lagi: ”Kalau anda menghadapkan saya pada sikon yang sama, saya akan melakukannya kembali”
Masih di tahun 2005 saat menghadiri pertunjukan perdana “Hiroshima: BBC History of World War II” TIibetts menyebut- kan bahwa saat bom yang dijatuhkannya tepat mengenai sasaran, dia merasa seolah terlepas dari beban (di pun- daknya): "Saya tidak emosional .... Saya melakukannya (dengan sukses), dan merasa begitu “lepas” (and I was so relieved), sesuatu yang mungkin tidak bisa anda pahami”
Sebagai penerbang Tibbets tercatat sebagai "the best flier in the Army Air Force". Salah satu yang mengkonfirmasikan hal ini adalah Jendral (AD) Dwight D. “Ike” Eisenhower (kemudian Presiden AS ke 34, periode 1953—1961), yang semasa PD II bertugas sebagai Komandan Tertinggi Pasuk- an Sekutu di Eropa, dengan Tibbets sebagai pilot pribadi- nya di masa itu.
1 November 2007: Tibbets meninggal dalam usia 92 tahun di rumahnya di Columbus, Ohio, sesudah sempat beberapa waktu dirawat di rumah sakit karena stroke dan gagal jan- tung.■
No comments:
Post a Comment