Saturday, 3 December 2011

Masih Ingat Kan Ya? 0106

Masih Ingat Kan Ya? 0106

Barangkali ada yang sempat mendengar pembicaraan di udara seperti berikut:

Station A : “Bang, QRM QRN disini hebat banget, sulit untuk mengcopy anda dengan baik, kita QSY yuk.”
Station B : “OK, ….. tapi kemana ?”
Station A : “Gimana kalau ke 40 …. ?”
Station B : “Fine, ……. what is the frequency ?”
Station A : “7070, biar jauhan dikit dan ‘nggak ‘ngganggu rekan-rekan di 7055”
Station B : “Roger, station B QSY up to forty meter, 7070…….73”
Station A : “73, ….. see you there …….”

Pertanyaannya : Apa hubungan antara sebutan 40 atau forty meter dengan 7055 atau 7070?

Barangkali rekan-rekan yang kebetulan lahir sekitar atau sebelum tahun 50’an masih sempat melihat (atau bahkan memakai) radio yang rata-rata ukurannya sebesar microwave oven jaman sekarang. Waktu transistor diperkenalkan di tahun 60’an, baru ukuran radio jadi mengecil, tapi jaman itu yang paling kecil pun ukurannya masih lebih besar dari transceiver macam TS 430S sekarang ini.

Di papan gelombang (istilah yang pas sekarang barangkali display) masing-masing radio biasanya dijumpai tercetak tebal angka-angka 120 m, 90 m, 75 m, 60 m, 49 m, 41 m, 31 m, 25 m ….. dst., malah pada beberapa merek yang memang ditujukan untuk market Indonesia jelas menyebutkan nama kota macam Djakarta, Semarang, Djogjakarta, Surabaja dll.

Di antara deretan angka-angka tersebut pada beberapa merek yang canggih (menurut zamannya) kadang- kadang dijumpai tulisan MARINE (antara 120–90 m, juga dekat 31 m), AMATEUR (antara 90–75 m, dekat 41 m) dst. Hanya pada beberapa merek tertentu di bawah tulisan Ama- teur ada yang menambahkan angka frekuensi seperti 3.500– 3.900 Mc, 7.000 – 7.100 Mc dsb.

Jaman itu, memang jarang ada papan gelombang yang menyebutkan FREQUENCY, kecuali pada radio tran- sistor bawaan mereka yang pulang dari luar negeri, yang di samping bisa menerima pancaran di gelombang SW (short wave atau HF) juga tersedia fasilitas untuk menerima pancaran gelombang FM dan MW (yang memang belum“musim” di Indonesia). Jadi, berbalikan 1800 dengan zaman sekarang, di mana para penyiar radio FM lebih fasih menyebutkan frekuensi kerjanya ketimbang mau tahu pada gelombang berapa meter setasiunnya bekerja.

Kembali ke pertanyaan di atas, apa hubungan antara sebutan dalam satuan meter dengan frekuensi? Sekadar mengingatkan kembali, di SLTP (d/h SMP) dulu kita pernah diperkenalkan dengan rumus ilmu alam atau fisika untuk menghitung panjang gelombang:

L = 300/f

dimana L = panjang gelombang dalam meter, f = frekuensi dalam Mega hertz.

Barangkali waktu menghafalkan rumus tersebut tidak ada 1% dari sekian ratus ribu (atau berjuta) murid SMP/ SLTP yang memikirkan atau menghubungkan “aplikasi” rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari semasa mereka dewasa nanti, apalagi membayangkan bahwa suatu hari nanti sebagai amatir radio mereka akan tiap saat “menghayati” aplikasinya.

Nah, baru “’ngeh” lagi kan sekarang? Sebutan 80 meter adalah hasil pembulatan dari hitungan 300:3.5 (meski pun 3.7 MHz adalah center frequency band ini), 40 m adalah 300:7.050, 20 m adalah 300:14 dst (hitung sendiri kalau belum yakin.)

Terus, dari mana asal-muasal angka 300 tersebut ? Nah, untuk sementara ini boleh dong giliran penulis yang bilang,
73, see you on the next edition!

No comments:

Post a Comment