Friday, 9 December 2011

Masih Ingat ‘kan Ya? 0504

Masih Ingat ‘kan Ya? 0504

Antenna Properties, bagian III

Pada edisi sebelumnya, kita sudah mengupas impedansi pada feedpoint yang terdiri dari dua “komponen”, yaitu ohmic resistance, dan radiation resistance. Sebenarnya ada resistance ke tiga dalam bentuk reactance, yang hanya didapati pada antenna yang TIDAK resonant. Mari kita lanjutkan ngobrolnya.

1. Ohmic resistance: Karena elemen an- tenna (baik yang berbentuk kawat mau pun tubing) selalu dibuat dari bahan lo- gam (tembaga, tembaga campur nick- el, alumium) maka seperti juga sebiji resistor (yang sengaja dibikin untuk representing nilai Ohm –ohmic value- tertentu, mis: 47 ohm, 220 ohm, 100 kilo-ohm dsb.), maka bentangan kawat  atau tubing yang berbentuk antenna ini juga mempunyai nilai tahanan atau re- sistance tertentu (some ohmic value, karenanya disebut ohmic resistance). Melalui resistance yang satu ini power yang lewat akan terbuang begitu saja sebagai panas (heat), seperti juga ka- lo’ resistor dilewati arus akan jadi anget atau panas.
2. Radiation resistance: Biasanya disingkat-tuliskan dengan Rr, inilah komponen terpenting di antara tiga komponen “kelompok Ohm” yang di- sebut di atas. Resistansi atau taha- nan Rr inilah yang menentukan bera- pa porsi atau bagian sinyal yang di- kopel lewat antenna untuk dipan- carkan (radiated) ke angkasa.
3. Reactance: Yang ini lakunya mirip sebuah gate, switch atau katup (val- ve). Jika ada reactance maka seolah- olah ada katup atau pintu yang tertu- tup sebagian, yang me”nyela” perja- lanan sinyal di antara feeder line dan antenna, sehingga tidak seluruh po- wer bisa terlempar mulus ke angka- sa. Reactance ini hanya muncul pada antenna yang TIDAK resonant.

EFFICIENCY
Untuk mempermudah penggambaran pengertian effisiensi dan kaitannya de- ngan properties antenna yang barusan dibahas, bayangkan sebuah kotak-ke- dap-bocor untuk menggantikan sosok sebuah antenna. Kotak ini dihubungkan dengan selang atau pipa(menggantikan transmission line) yang menyalurkan air (atau apalah, pokoknya sesuatu yang cair – untuk menggantikan sinyal RF) dari sebuah drum (atau jeriken atau be- kas kaleng cat) yang penuh berisi 10 ltr air (menggantikan TX sebagai sumber  sinyal) melalui sebuah lubang masuk di salah satu dinding kotak tersebut. Pada dinding kotak yang berseberangan de- ngan lubang masuk disediakan lubang untuk keluarnya air. Kalau begitu 10 ltr air tersebut masuk melalui selang (seo- lah sinyal dari sumber sinyal yang lewat transmission line masuk ke antenna le- wat feedpoint) dan pada saat yang sa- ma bisa langsung ‘ngucur keluar (= ra- diate) dengan jumlah atau volume yang sama (10 ltr juga, jadi input = output) maka bisa dikatakan bahwa kotak (atau antenna) tersebut 100% efficient (effi- ciency = 100%), karena seluruh cairan (sinyal) yang dimasukkan kesitu bisa keluar dan ‘mancur (atau = radiated) seluruhnya juga.


Kalau lubang keluarnya kurang besar, misalnya slang output diameternya cu- ma ± 90% dari besarnya dari slang in- put (yang ± sama dengan sinyal 3.710 MHz dipaksakan memancar lewat ante-nna yang resonant di 3.860 MHz), ma- ka disebutkan ada reactance yang seo- lah menahan lajunya pancaran, sehing- ga disebutkan bahwa efisiensinya turun jadi 90% saja. 

Dari pengandaian di atas dapat disim- pulkan bahwa EFFICIENCY sebuah an- tenna adalah ratio dari radiated Power terhadap Power yg hilang (loss), atau ratio Rr terhadap total resistance, atau

Efficiency = Rr : [Rr + Ohmic-R + Reactance]

Nah, rasanya obrolan tentang ANTENNA Properties ini bisa kita cukupkan sampai di edisi ini saja, di edisi depan seperti bia- sa kita sama-sama cari ihwal perantenna- an lainnya yang enak buat diobrolin.
[73]

No comments:

Post a Comment