Ngobrol Ngalor Ngidul 0305
Z-Match Tuner/Zee Matcher
Matcher atau tuner yang satu ini bakal cocok buat AR senang eksperimen dengan berbagai antena di berbagai band, karena bisa dipakai untuk menjodohkan keluaran unbalance 50 Ω dari transceiver ke feeder line yang unbalance juga,balance (tanpa ketahuan impedansinya), mau pun ke antena SingleWire doang —tanpa harus melalui rangkaian balun lagi. Huruf Z ada- lah simbol untuk Impedance, sehingga sebutan ini bisa dieja sebagai Impedance Matcher atau Penyelaras Impedansi, justru lebih pas menggambarkan fungsi perangkat ini ketimbang sebutan Antenna Tuner (pertama kali dipakai oleh Byron Goodman, W1DX, tahun 50'an) yang salah kaprah lantaran it’s doing nothing with the antenna!
Matcher atau tuner yang satu ini bakal cocok buat AR senang eksperimen dengan berbagai antena di berbagai band, karena bisa dipakai untuk menjodohkan keluaran unbalance 50 Ω dari transceiver ke feeder line yang unbalance juga,balance (tanpa ketahuan impedansinya), mau pun ke antena SingleWire doang —tanpa harus melalui rangkaian balun lagi. Huruf Z ada- lah simbol untuk Impedance, sehingga sebutan ini bisa dieja sebagai Impedance Matcher atau Penyelaras Impedansi, justru lebih pas menggambarkan fungsi perangkat ini ketimbang sebutan Antenna Tuner (pertama kali dipakai oleh Byron Goodman, W1DX, tahun 50'an) yang salah kaprah lantaran it’s doing nothing with the antenna!
Di samping lebih fleksibel (bisa untuk bermacam feeder line , impedansi, balance atau unbalance dan berjenis unknown characteristic lainnya), operasi Z-matcher juga ‘nggak repot amat karena proses tuning dilakukan dengan memainkan 2 komponen variable (C1 dan C2 pada skema di bawah) saja. Rangkaian L (induk- tor) dipakai fixed coil yang tidak perlu diputer-puter (seperti kalau pakai roller inductor) atau dipindah tapping-nya seperti pada berjenis ATU yang beredar di pasaran (ma- cam Daiwa, MFJ dsb).
Eloknya lagi, Kapasitor Variabel yang dipakai untuk C2 pun dari je- nis biasa (broadcast type) yang masih gampang dicari, bukan jenis split stator atau butterfly seperti pada ran- cangan lain yang mahal dan langka.
Rangkaian Z-matcher
Adalah Allen King Jr., W1CJL, (QST 03/48) yang pertama kali mereka-reka rangkaian ini, sebagai rangkaian tingkat akhir pada pe- mancar yang memakai dua buah ta- bung push-pull sebagai PA-nya, de- ngan keluaran balance ke open wire feeder yang memang umum dipakai pada masa itu.
Di penghujung dekade ’50an, de- ngan makin terbelinya kabel coax (karena lantas diproduksi jenis Eco- nomy yang lebih murah, di samping obralan mil-specs yang merupakan surplus produksi aplikasi militer), popularitas balanced feeder jadi memudar sehingga rangkaian ini sem- pat menghilang dari halaman ARRL Handbook dan literatur lain.
Disahkannya alokasi WARC bands (30, 17 & 12 meter) di tahun 80an membuat kebutuhan akan multiband antenna jadi marak dan ‘in’ kembali, lantaran ‘nggak semua ham punya nyali dan duit untuk buat atau in- vestasi antena monoband di masing- masing band. Antena multiband ma- cam G5RV (dikembangkan L Var- ney sejak 1946) dan rancangan voor de oorlog (jaman sebelum PD-II) se- perti Center balanced fed Doublet, Double Zepp, Windom (off center fed dipole rancangan Loren G Windom W8GZ, QST 09/29), yang keba- nyakan memakai balanced atau single wire feeder muncul dan dilirik kem- bali. Ihwal inilah yang
mendorong keperluan akan tuner yang bisa dipa-kai untuk menjodohkan antena tersebut dengan solid state transceiver masa kini yang kebanyakan ber output broadband, 50 Ω unbalanced yang lebih peka terhadap ketidak-larasan impedansi dan SWR tinggi ketimbang transceiver tempo doeloe yang masih memakai tabung dan menggunakan Pi Section di rangkai- an akhirnya (gampang di retune tiap kali pindah band).
Berbagai eksperimen dilakukan untuk mengadaptasikan rangkaian King Jr., W1CJL, yang diceritain di atas dengan kondisi era 90’an, bu- kan lagi sebagai rangkaian akhir sebuah pemancar, tetapi sebagai An- tenna Tuning Unit yang merupakan rangkaian lepas (independent) dan berdiri sendiri. Dalam pengemba- ngannya, tentu saja kemudahan mencari komponen dan pemakaian dengan rig solid state yang disebut di atas, dijadikan bahan pertimbangan utama.
Tercatat Varney, G5RV/SK, (Radio Communication, 10/85) dan Charles Lofgren, W6JJZ, (penggagas Subur- ban Multibander Antenna, Ham’s Lib- rary #162/92) pernah ikutan 'ngu- thak-athik sirkit dengan cara kerja macam Z-matcher; tapi yang akhir- nya mendunia dan jadi cikal-bakal rangkaian Z-matcher modern ada- lah rangkaian yang dikembangkan dari eksperimen amatir dari brang- kidul (tanah osé-tra-lia’ dan sekitarnya) VK3AFW, VK30M, dan ZL3QQ di tahun 1992an, yang kemudian dipublikasikan oleh Bill Orr, W6SAI (CQ 08 dan 09/93).
Merakit Z-Match Tuner
Pertengahan 1994, YBØKO merakit prototype Z-matcher ini dari arti- kel Bill Orr, W6SAI, di CQ 09/93
(mereview tulisan sebelumnya di edi- si 08/93) yang disebutkan di atas.
(mereview tulisan sebelumnya di edi- si 08/93) yang disebutkan di atas.
Dari awal memang sudah diniatkan untuk ‘nggak paké barang baru, cu- kup ‘ngebahan dari bekas prèthèlan atawa bongkaran barang homebrew yang ditemui di sekitar.
Keterangan
C1 200-350 pF
C2 2 x 350 pF (BC type)
L1 14 lilit kawat email 1,5-2 mm dengan spasi pada koker Ø 1¾" (4,5 cm), sehingga panjang L = 9,5 cm. Tap pada lilitan ke 7 (center tap) dan 10.
L2 4 lilit kawat rsalut #12 (2mm), dililitkan pada/di atas lilitan terbawah (sisi Grounded) dari L1.
S1 DPDT Switch
Catatan:
Nilai-nilai di atas untuk coverage 80-10 m dengan power sekitar 100 watt. L bisa diganti dengan toroid T-200-6 (L1 29 lilit kawat email 0,8 - 1 mm, tap 17t dan 12t); L2 8 lilit atau untuk working QRP (taruhlah 15watt maximum) dipakai T-130-2 (L1 27t, tap di 16t dan 11t, L2 = 7t).
Supaya ATU bisa dipakai untuk out- put yang balance atau unbalance, switch S1 DPDT (Double Pole Double Throw) diselakan pada kedua ujung L2, baru dari sini dihubungkan de- ngan masing-masing terminal coax (jangan lupa satu kaki mesti di- groundkan) dan terminal untuk ba- lance. Untuk ‘njambung ke single wire antenna tancepin saja pangkal antena (lewat banana plug) ke inner conductor pin pada terminal coax. [73]
Keterangan
C1 200-350 pF
C2 2 x 350 pF (BC type)
L1 14 lilit kawat email 1,5-2 mm dengan spasi pada koker Ø 1¾" (4,5 cm), sehingga panjang L = 9,5 cm. Tap pada lilitan ke 7 (center tap) dan 10.
L2 4 lilit kawat rsalut #12 (2mm), dililitkan pada/di atas lilitan terbawah (sisi Grounded) dari L1.
S1 DPDT Switch
Catatan:
Nilai-nilai di atas untuk coverage 80-10 m dengan power sekitar 100 watt. L bisa diganti dengan toroid T-200-6 (L1 29 lilit kawat email 0,8 - 1 mm, tap 17t dan 12t); L2 8 lilit atau untuk working QRP (taruhlah 15watt maximum) dipakai T-130-2 (L1 27t, tap di 16t dan 11t, L2 = 7t).
Supaya ATU bisa dipakai untuk out- put yang balance atau unbalance, switch S1 DPDT (Double Pole Double Throw) diselakan pada kedua ujung L2, baru dari sini dihubungkan de- ngan masing-masing terminal coax (jangan lupa satu kaki mesti di- groundkan) dan terminal untuk ba- lance. Untuk ‘njambung ke single wire antenna tancepin saja pangkal antena (lewat banana plug) ke inner conductor pin pada terminal coax. [73]
No comments:
Post a Comment