Sekadar mengingatkan kembali, di akhir edisi lalu penulis menjanjikan akan mengulas antena Suburban Multibander-nya Charles A. Lofgren, W6JJZ yang sejak 2-3 tahun belakangan ini menggantikan antena G5RV di hati penulis, yang kadung jadi kesengsem, ceblok tresno dan “berpaling” sesudah mengamati ukuran, cara kerja dan kinerjanya (yang menurut penulis lebih klop buat kondisi umumnya rekan-rekan di sini).
Kalo’ sudah tergantung di atas sono, dilihat sepintas memang mirip sekali dengan antena G5RV, tapi begitu diamati cara kerjanya baru ketahuan bahwa pendekatan Lofgren berbeda dengan Varney, karena W6JJZ justru memilih frekuensi di band 40 m (G5RV memilih band 20 m) sebagai design frequency antenna rancangannya.
Menurut penulis, dua-duanya bisa bekerja dari 80-10 m, pendekatan Lofgren yang memilih 40 m sebagai frekuensi desain (dengan OPEN WIRE feeder sebagai sisi vertikal) justru akan lebih pas untuk amatir di sini. Jarang (atau ‘nggak ada) amatir YB-land yang menjadikan band 20 m sebagai band utama karena begitu lulus ujian Penggalang yang kepikir dulu pasti bagaimana caranya untuk bisa bekerja di 40 m, sebagai band alternatif atau di samping 80 m untuk ‘ngobrol lokal-lokalan.Kalo’ kepingin ngeDX masih dengan negeri jiran di kawasan Oceania, asal bisa cari waktu dan kondisi propagasi yang pas, sekali-sekali sih rasanya bolehlah di jajal di 40 m.
Pada artikel aslinya, W6JJZ menganjurkan pemakaian open–wire (ondo munyuk, kata orang Sleman dan sekitarnya) sebagai sisi vertical. Untuk antena yang bisa bekerja di 80-10 m dengan frekuensi desain di 7,050 MHz, ukuran pada gambar berikut bisa dipakai sebagai ancer-ancer ‘ngebahan kawat atau kabel.
Bentangan flat-top yang cuma sepanjang 2 x 13,30 meter ini sudah merupakan selling point tersendiri bagi rancangan ini ke- timbang pada G5RV yang memerlukan bentangan 2 x 15,50 m. Sekadar mengingatkan kembali pada tulisan di dua edisi yang lalu, ukuran ini sebenarnya ‘nggak jauh-jauh banget dengan ukuran yang direkomendasikan L. B. Cebik, W4RNL dengan love-n- kisses figures yang 88’ (= 2 x 13,41 meter) itu.
Berbeda dengan G5RV yang ukuran flat top TIDAK perlu diubah kalau sisi vertikalnya diganti dari open wire ke feeder TV atau sebaliknya, pada Suburban Multibander kalo’ bahan pembuatan sisi vertikal diganti maka ukuran flat top atau sisi horizontal-nya harus diubah juga. Kalo’ mau lebih gampang ‘ngebikinnya, memang feeder TV bisa dijadikan pilihan dan untuk itu bisa dipaké bentangan flat top 2x 12,44 meter dengan 11,34 meter feeder TV sebagai sisi vertical (semua ukuran jadi lebih pendek lagi, kan?), seperti yang disebut dan digambarkan di kolom ini pada terbitan 2 edisi yang lalu:
Nah, untuk yang mau kenal lebih dekat dan sebagai bahan untuk bereksperimen lebih lanjut, rumus untuk menghitung flat top dan feeder line pada Suburban Multibander adalah:
Pada kedua rumus untuk menghitung sisi tegak (L vert) tersebut Velocity Factor untuk masing-masing jenis feeder line SUDAH diperhitungkan. JANGAN lupa untuk mengurangi sekitar 2 - 3% dari ukuran hasil perhitungan rumus kalau memakai kabel bersalut sebagai elemen flat-top-nya.
Kalau punya tuner dengan balance output (macam Z-matcher), feeder line bisa langsung dicolokkan ke terminal output tuner tetapi kalau lebih senang pakai coax maka coax tersebut di-splice di ujung feeder line (seperti pada G5RV) baru masuk ke tuner ATAU LANGSUNG KE TX.
Di sini kelebihan W6JJZ ketimbang G5RV: kalau dibuat dan ditala dengan pas, di 40 m dan 20 m Suburban Multibander bisa langsung dipakai TANPA tuner karena SWR di kedua band ini bisa < 1,3 : 1.
Di 80, 15 dan 10 m SWR memang bisa ‘nglunjak tinggi, makanya di samping perlu paké ATU, dianjurkan juga untuk menyisipkan CHOKE BALUN di titik sambung (splicing) feeder line dengan coax, supaya ‘nggak terjadi kebocoran RF lewat permukaan outer braid sepanjang coax ini.
Catatan:
Seperti yang ditulisnya di publikasi bertajuk Publication # 112 of the Amateur’s Library besutan ARRL tahun 1989, Charles A. Lofgren W6JJZ mengembangkan rancangan ini dari tulisan Taft Nicholson berjudul “Compact Multiband Antena without Traps” di QST edisi Nov. 1981.
Di tulisannya, Lofgren mencontohkan ukuran-ukuran dengan open wire sebagai sisi vertical dengan rumus-rumus yang mengacu pada ukuran dalam feet dan inch. Dengan sedikit uthak-athik, penulis coba bikin dengan paké low-loss foam TV feeder (yang kebetulan punya) sebagai sisi vertical (walau pun di tulisannya W6JJZ mengingatkan losses feeder jenis ini yang jelas lebih besar ketimbang pada open-wire).
Dengan instalasi model Inverted Vee (feed point +/- 10 meter), dengan 2 x proses pruning (dipotong ‘dikit-‘dikit) bisa didapat SWR 1 : 1 di 7,055 MHz (dan praktis flat sepanjang 100 kc di 40 m ini). Begitu di-ceklèk ke 20 m, ternyata di 14,200 Mhz didapatkan SWR 1,3 : 1, dari ujung-ke-ujung (edge to edge) sepanjang band ini didapati SWR ‘nggak lebih dari 1,8 : 1, sehingga untuk beberapa bulan lamanya Z-matcher bisa diistirahatkan, karena waktu itu penulis cuma main di 2 band tsb. (pagi/sore di 40 m, malam paling- paling check-in di SEANET, atau nongkrongi Family Hours di 14,245 MHz).
Waktu beberapa bulan lalu di maillist QRP-L ada yang ‘nyari rancangan antena alternatif dengan itungan dalam meter, dengan pangèstu (lewat e-mail) dari OM Lofgren sendiri, penulis tawarkan rumus dan alternatif paké feeder TV tersebut (yang W6JJZ sendiri belon pernah paké, hi!) – dan ternyata ditanggapi positif oleh teman-teman di maillist tersebut, lantas ‘ngecoba bikin dengan feeder TV biasa yang di brang-kulon sono (dan juga di brang- kidul atau tanah osé-tra-lia’) masih gampang didapat di toko macam Radio Shack atau Dick Smith’s (toserba-nya VK6DS).
Nah, kepalang ‘ngobrolin antena dengan elemen yang diperpendek (ukuran fisiknya), ‘gimana kalo’ mulai edisi depan kita ber 3-’NG (‘ngobrol-‘ngalor-‘ngidul) tentang ihwal dan kiat pemendekan elemen antena ini? Biar pas, mungkin tulisan bisa dipakéin sub-judul: Lahan pas-pasan, siapa takut?
Just stay tuned, 73 ES CU
No comments:
Post a Comment