BALUN, bagian II
kalo’ ada pertanyaan silah kirim via orari-news@yahoogoups.com, atau langsung ke unclebam@indosat.net.id
Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi balun sebagai impedance match- ing transformer (kalo’ mau keren boleh ditulis sebagai) untuk menjodohkan dua titik yang berbeda impedansi bisa dilihat pada instalasi antena TV di rumah. Di toko-toko listrik masih bisa ditemukan balun 1:4 untuk menjodohkan impedansi kabel coax 3C-2V (untuk TV) yang 75 Ω dengan impedansi ± 300 Ω di feed point antena TV. Untuk urusan pancar-memancar, balun 1:4 (misalkan untuk menjodohkan kabel coax 50 Ω dengan feedpoint 200 Ω pada Log Periodic Antenna atau coax 75 Ω dengan feedpoint folded dipole yang 300 Ω) yang bisa ‘nahan power output TX sampé 1 KW bisa dibuat dari coax juga, seperti di gambar 6 berikut.
Keterangan:
· Coax-1, panjang sebarang (any length) ke TX. Bisa 50 Ω, bisa 75 Ω sesuai keperluan;
· Coax-2 (dari jenis yang sama dengan Coax-1) sepanjang ½λ, dihitung dengan rumus L = (143/ƒ) x 0.95. Lebihin ‘dikit motongnya, karena Coax-2 ini yang diprune ‘dikit-‘dikit pada proses penalaan;
· Inner conductor dari Coax-1 dihubungkan ke salah satu sayap Di- pole, sedangkan sayap yang lain dihubungkan ke salah satu ujung inner conductor Coax-2. Ujung yang lain dijumper/dishort dengan inner conductor Coax-1;
· Semua ujung outer conductor (braid) Coax-1 dan 2 saling dishort;
· Supaya ‘nggak kerepotan instalasinya, Coax-2 sebaiknya digulung sehingga berbentuk gulungan dengan Ø sekitar 20-30 cm.
Cara penalaan, cara kerja dalam mengisolir kedua sayap serta segala urusan precaution untuk mencegah perembesan air ke dalam kabel coax seperti balun pada gambar 5 berlaku juga untuk balun 1:4 ini.
Cara lain untuk membuat balun 1:4 dengan dimensi yang lebih kecil ketimbang coax balun seperti di gambar 5 dan 6 adalah dengan membuat coil balun, yang secara skematik digambarkan pada gambar 7.
Jika dua kawat yang sama jenis dan panjang dirangkai secara seri (di salah satu ujung masing-masing kawat, titik b dan c pada Gambar7A) dan paralel satu sama lain, maka pada ujung yang di paralel (titik-titik A dan D, posisi Z-2) akan didapatkan nilai impedance sebesar 4 x impedance di Z-1. Untuk mendapatkan faktor kelipatan ini, salah satu kaki dari sisi yang diparalel (titik/sisi B) bisa digroundkan, dan kedua kawat mesti dipotong sepanjang kelipatan ganjil dari ¼λ.
Hal ini disamping membuat impedansi naik 4 x lipat, ujung atau sisi yang balance seolah jadi terisolasi (decoupled) dari ujung-ujung lain sisi yang diparalel tadi. Kalo’ kemudian gambar 7A digambar ulang dengan menerapkan kondisi-kondisi yang disebutkan di atas maka akan didapat gambar 7 B di mana:
· Ujung-ujung sisi yang diparalel diganti dengan terminal coax (co- axial connector), dengan sisi outer conductornya di-Ground-kan.
· Masing-masing line digulung menjadi coil, yang akan berfungsi sebagai choke inductance yang mengisolir sisi yang diserie dari sisi paralel yang grounded tersebut.
Karena berfungsi sebagai choking device, balun jenis ini lantas disebut choke balun. Bandwidth-nya cukup lebar untuk mencakup band 80-10 m, sehingga cocok untuk dipasang pada berjenis antena multibander. Untuk aplikasi multibander, kawat untuk ‘ngebahan coil mesti dipotong sepanjang ¼λ pada band terrendah. Sayang, balun dengan desain seperti ini bekerja sebagai fixed-ratio transformer yang “tajam” sekali toleransinya terhadap ketidakmatchingan, sehingga tidak akan bekerja efisien kalau misalnya dipakai untuk menjodohkan kabel coax 75 Ω dengan feed point folded dipole yang mungkin karena satu dan lain hal impedansinya tidak persis 300 Ω.
Karena ukuran dan beratnya, coaxial dan air-core coil balun yang diwedar di atas dirasa kurang cocok untuk digunakan pada low- band antenna (160-80-40 m). Sejak ditemukannya materi dan berkembangnya teknologi pembuatan coil dengan core (inti kumparan atau koker) dari berjenis powdered metal (serbuk metal yang dipadatkan) bagi berjenis aplikasi di bidang radio (termasuk untuk berjenis balun pengkopel antarrangkaian), pelan-pelan sampai juga ke aplikasi dan pembuatan balun sebagai bagian dari sistim antena dengan bentuk seperti yang lazim dijumpai sekarang.
OK ’lah, kita akhiri dulu obrolan 3-‘ng kali ini sampai di “titik status quo” ini dulu. Di edisi depan (abis Pemilu Presiden, semogalah bisa didapatkan Presiden dan wakilnya yang tahu dan ‘ngerti aspirasi amatir radio dan radio amatir) kita terusin dengan ‘ngobrolin pow- dered metal core macam mana yang bagus buat bikin balun, bagaimana cara kerja dan bikin toroidal balun dan sebagainya; sampai semua bisa menyimpulkan sendiri balun macam mana yang mesti dibikin sesuai dengan sikon masing-masing.
So, until then, CU ES 73.
untuk membuat balun 1:1 dari kabel coaxial RG 58 bagaimana dan perhitungannya juga bagaimana?
ReplyDelete1:1 (Coaxial) COIL Balun
ReplyDeleteDari pada diklewerin melambai-lambai di atas sana, untuk mengurangi dimensi fisik-nya, orang lantas terpikir untuk menggulung saja Coaxial Balun dalam bentuk kumparan atau COIL (karenanya lantas disebut Coil Balun), seperti yang dilakukan Rick Measures, AG6K dengan melansir The Ugly Balun rancangannya.
Balun si Buruk-Rupa ini dibuat dari 5,50 – 6 mtr kabel coax 50 ohm (jenis RG 58/A atau RG 213/A) dengan solid dielectric (dielektrik yang pejal/padat, BUKAN yang dari Foam) yang digulung rapat pada koker dari pipa PVC diameter 2- 3”.
Panjang pipa tentunya tergantung diameter kabel coax yang dipakai, tapi untuk “jaga-jaga” (kan lebih baik kepanjangan ketimbang kependekan), pipa dipotong sepanjang 40 – 50 cm.
The Ugly Balun rancangan Rick, AG6K
(gambar dicomot dari perliminary draft artikel Rick untuk QST, Febr. 1990)
Supaya ‘nggak gampang copot atau ‘nyerosot, Rick mengikat gulungan coax-nya dengan cable-tie (ditulis sebagai plastic wire ties pada Gambar di atas).
Jumlah lilitan tidak kritis karena nilai inductance yang dihasilkan rangkaian ini lebih tergantung pada panjang coax ketimbang jumlah lilitan, yang bisa berlainan sesuai dengan diameter koker-nya.
BTW, menuruti kiat Rick, AG6K ini untuk 1:1 (Coaxial) COIL Balun bagi rancangan HeliCap Antennanya ybØko membuat Choke Balun dengan me-lilit rapat (close wound)-kan 5 – 6 mtr coax RG-58 pada sepotong pipa PVC dia. 3“, seperti pada foto berikut:
Cara mana mau dipilih, tentu tersilah ke masing-masing pem-biksen untuk menyesuaikannya dengan sikon setempat, terutama tentunya yang terkait dengan (istilah kerennya) the available budget alias tebel tipisnya dompet, dengan mempertimbangkan (misalnya) harus membeli baru pipa PVC utuh 4 mtr atau memulung aja potongan pipa sisa ‘ngebahan rancangan antena lain (ybØko ‘ngebahannya dari PVC 2” sisa-sisa waktu bikin Roomcap antenna-nya HB9ABX) ■
PS:
Kalau posting ini tidak bisa dibuka dan dibaca dengan baik, silah tulis surel pendek ke unclebam@gmail,com untuk mendaptakannya dalam format PDF