Ngobrol Ngalor Ngidul 0705
Dual Band (80-40m) no-tuner shortened Dipole
kalo’ ada pertanyaan sila kirim lewat Ja-Um: buletin@orari.net MILIST: orari_news@yahoo.groups.com
JaPri: unclebam@gmail.com
Salah satu obsesi penulis adalah mengembangkan rancangan antena yang bisa dirakit sendiri oleh mereka yang ‘pingin kerja di low-band HF (80-40m), tetapi terkendala oleh keterbatasan la- han. Antena “impian” ini harus memenuhi design criteria sebagai berikut:
1. Bentangan tidak lebih dari 2 x 10 mtr.;
2. Cukup broadband sehingga bisa di- paké TANPA ATU di 80-40m;
3. Cukup efisien di band 80m dimana panjang total antena < 1/4λ;
4. Bahannya mudah didapat dengan har- ga yang terjangkau;
5. Pembuatannya tidak merepotkan mereka dengan kemampuan dan pera- latan berhasta karya yang serba “pas- pasan”.
Dari pengamatan selama 3 tahunan me- makai rig dual-bander (80-40m) TTE T-17 besutan OM Supardi, YB3DD - penulis brani menyimpulkan bahwa banyak peng- guna rig ini tidak bisa meng-optimal-kan kinerjanya (terutama di 80m) karena ketiadaan antena yang cukup efisien un- tuk “mendongkrak” pancaran dengan output yang +/- 50 watt itu.
Antena Vertikal, kendati footprint-nya kecil (= hemat lahan) bukan merupakan solusi, karena memerlukan Grounding System yang cukup ekstensip untuk bisa berkinerja optimum — dan ini berarti kem- bali ke ihwal yang berkaitan dengan lua- san lahan yang cukup untuk menggelar sistim pertanahan tersebut. Lagi pula antena vertikal take-off angle-nya rendah (bagus untuk DX-ing), yang justru kurang menguntungkan bagi rekans yang mem- butuhkan antena untuk dipakai sehari- hari dengan area cakupan dari Sabang sampé Merauke saja.
Memang ada rancangan trap Dipole (dengan SDL/Spiral Delay Line trap ran- cangan Lattin, W4JRW yang juga dipro- duksi di bengkel YB3DD) atau Loaded Dipole besutan OM Alriyanto YBØFH (yang sudah pernah diulas di BeON), tetapi kembali ini akan menambahkan kerepot- an bagi mereka yang berkantong cekak (kalo’ mesti beli) ato yang berkemam- puan berhasta karya yang tibang pas (kalo’ mesti bikin sendiri, seperti disebut di butir 5 di atas). Kalo’ ‘mbikinnya asal- asalan, bagaimanapun trap dan loading coils akan introducing losses yang dapat mengurangi efisiensinya.
“The Mistery Antenna” rancangan W5GI yang versi sini-nya sempat penulis coba populerkan sebenarnya nyaris memenuhi kriteria di atas, tetapi bentangan yang 2 x 15 mtr dan kesulitan mendapatkan kabel
TV untuk matching stub-nya cukup mem- buat keder rekans untuk menjajalnya, walo pun kendala ini bisa diatasi dengan mene- kuk bagian ujung yang 5 mtr/sisi itu ke bawah, dan mengganti kabel TV-nya de- ngan open wire buatan sendiri.
Merujuk design criteria di atas, berikut di- wedar rancangan yang penulis kembang- kan dari rancangan klasik Fan Dipole (ato Antena Kumis Kucing, kata orang sini), yang aslinya merupakan 2 buah (ato lebih) Dipole yang diumpan jadi satu di feedpoint- nya (lihat Gambar 1).
Untuk memendekkan masing-masing Dipole supaya bisa “masuk” ke design criteria butir pertama dipakai dua kiat pemendekan antena yang berbeda, yaitu dengan menekuk (to bend) masing- masing ujung sayap ke arah dalam (untuk mendapatkan sebuah bent Dipole di 40m, Gambar 2),
dan dengan memakai Linear Loading — yang merupakan kiat pemendekan antena favorit penulis — un- tuk elemen di band 80m (Gambar 3).
Dengan menggabungkan Gambar 2 dan 3 akan didapatkan sebuah Fan Dipole de- ngan elemen yang dibonsai (dipendekkan) seperti yang diinginkan. Pengembangan- nya dilakukan lewat beberapa tahap, sam- pai didapatkan tongkrongan akhir yang paling memenuhi design criteria di atas.
Pada tahap awal dikembangkan rancang- an seperti di Gambar 4, di mana penulis menggunakan kabel dwi-konduktor (penulis paké kabel audio Monster 2x50 sepanjang 10 mtr/sisi), yang dalam kon-Elemen 40m figurasi seperti pada gambar (garis tebal A-A’) difungsikan sebagai sebuah bent- dipole untuk band 40m.
Di titik A’, salah satu dari dua konduktor disambungkan dengan kawat/kabel yang akan berfungsi sebagai konduktor ke 3 (di tengah) pada segmen 3-wire yang membentuk Linear Loading device (LLd) bagi shortened 80m dipole-nya.
Di titik B LLd disambungkan ke kawat/ kabel B-B’ yang berfungsi sebagai pig-tail (kawat penyambung) sepanjang 3 mtr yang melengkapi LLd ini untuk bisa reso- nan di 80m.
Segmen 3-wire ini dirakit dengan jarak antar konduktor @ 5 cm, dengan meng- gunakan spacer dari potongan pipa PVC. Untuk tidak terlalu mengurangi efisiensi- nya, jarak dari titik A ke B bisa dibuat antara 6-8 mtr (penulis mengambil jarak moderat 7,5 mtr semata atas pertim- bangan praktis: ukuran inilah yang bisa “masuk” di teras belakang QTH penulis, sehingga mempermudah pengerjaan di bawah hujan yang hampir tiap hari turun di musim “basah” ini)
Dengan konfigurasi seperti di Gambar 4 masing-masing Dipole ditala (dengan proses pruning & trimming) untuk reso- nan di 3.860 dan 7.055 MHz yang me- mang penulis niatkan sebagai design fre- quencies rancangan ini (menuruti default frequencies pada T-17). Ternyata konfigu- rasi ini GAGAL memenuhi design criteria butir 2 karena sempitnya bandwith di 80m. Lagipula penggunaan kabel dwi- konduktor dengan spasi antar-konduktor yang begitu rapat membuat interaksi antar-band yang amat “tajam”, sehingga adjustment di salah satu band akan membuat titik resonan di band lainnya lari kemana-mana.
Perbaikan dilakukan dengan memisahkan (splitting) dwi-konduktor dan mem- perbesar jarak antar konduktor (dari se- mula 10 cm menjadi 15 cm) di titik B, dimana elemen 40m (digambarkan de- ngan garis biru) ditekuk sampé memben- tuk belokan U (U-turn).
Dengan konfigurasi seperti ini penalaan di masing-masing band bisa lebih mudah dilakukan karena tidak lagi ada masalah dengan interaksi antar-elemen.
Untuk memperlebar bandwidth di 80m, segmen pigtail B-B’ kemudian diganti dengan 2-wire open wire, sehingga dida- pakan tongkrongan akhir seperti di Gambar 6 di halaman berikut.
Insya Allah di edisi depan bisa penulis punggah foto-foto proses perakitan Fan Dipole “gado-gado” yang menggabungan dua kiat pemendekan antena ini, serta pertelaan bagaimana penalaan dilaku- kan, terutama proses pruning & trimming segmen B-B’ untuk membuatnya cukup broadband (> 200 KHz) di 80m.
CU then …. [73]
No comments:
Post a Comment