Saturday, 3 December 2011

Ngobrol Ngalor Ngidul 0202

Ngobrol Ngalor Ngidul 0202

Sekadar mengingatkan kembali, di akhir edisi lalu penulis menjanjikan akan mengulas bagaimana OM Varney, G5RV (SK) dan Lofgren, W6JJZ sampé bisa-bisanya ‘nemukan ukuran NON STANDAR buat rancangan antena multiband mereka.

Di edisi ini kita highlight rancangan G5RV aja dulu. Seperti disebutkan di edisi lalu, OM Varney mengembangkan antenanya dengan mengacu pada keinginan untuk punya  antena yang bekerja optimal di band 20 M, sehingga ukuran yang diacu pada gambar memang dihitung pada frekuensi sekitar 14 Mhz sebagai design frequency.



Agak nylenèh (di luar aturan) dari kaidah umum per-multiband antenna-an, bagian flat-top (sisi horizontal) antena G5RV disiapkan 2 x 1,5 wl centre-fed long-wire antena 14 Mhz, jadi BUKAN sebagai half-wave dipole on the lowest frequency of op- eration seperti umumnya sebuah multiband antena.

Dengan design frequency di 14,150 MHz, untuk G5RV yang bisa bekerja 80 - 10 M flat-topnya didapat panjang 102 feet, sesuai dengan rumus perhitungan LONG WIRE ANTENNA:

L(feet) = 492 x (n - 0.5)/F

dimana n = angka perkalian half wavelength (1/2 wl) yang direncanakan F = MHz

Karena antena dirancang sebagai 2 x 1,5 wl maka n = 2 x 1,5 = 3, sehingga kalau ditrapkan pada rumus di atas didapat perhitungan:

L = 492 x (3 - 0,5) / 14,15
= 492 x (2,95) / 14,15 = 102,57 feet
(atau dibulatkan jadi 102 feet atau 31 meter)

Flat-top ini diumpan lewat open-wire 10,36 meter atau 9 meter TV feeder 300 ohm yang berfungsi sebagai 1/2 wl impedance transformer 1:1, untuk memungkinkan dipakainya  kabel coax atau twin-lead 70-80 ohm sebagai feeder line ke TX.

Sekadar mengingatkan kembali, ukuran impedance transformer di atas dihitung dengan rumus:

L = (150 / F) x V

dimana L = panjang dalam Meter, F = frekuensi kerja dalam MHz dan V = Velocity Factor dari materi yang dipakai (dalam hal ini dipakai angka rata-rata saja: 0.8 untuk feeder TV dan 0.97 untuk open wire).

Jadi, kalau dalam artikel OM Varney menyebutkan angka 34 feet untuk open wire dan 30 feet untuk feeder (yang lantas dikonversikan ke 10,36 dan 9 meter dalam berbagai  literature) maka di samping tidak diketahui dengan pasti design frequency yang beliau acu, juga kaya’nya berlaku pula pembulatan di sana- sini.

Walau pun OM Varney menyebutkan bahwa dengan me”nyelip”kan impedance transformer di antara ujung feeder line dengan feed- point bisa didapatkan matching (kelarasan)  yang memadai untuk band 20 M (di eksperimennya dipakai 75 ohm twin-lead atau 80 ohm coaxial cable), kalau dipakai coax 50 ohm yang umum di sini (RG-58A/U, RG-8A/U dsb.) toh masih akan dijumpai SWR sekitar 1,8 : 1, sehingga dari sono-nya pun beliau selalu menganjurkan untuk dipakainya ATU (tuner) untuk antena G5RV ini.

Trus, bagaimana kerja antena ini?
Karena tidak ada trap atau loading coil apa pun di sisi flat-top, maka dengan naiknya frekuensi bertambah pula panjang elektris (electrical length) dari antena (long wire) tersebut, sehingga mulai band 20 M ke atas diharapkan sudut pancar (radiation angle) akan DI BAWAH 150, yang cukup ideal untuk WKG DX (di samping some dB gain over a simple dipole pada band-band terkait sebagai akibat bertambahnya electrical length yang disebut duluan!) .

Ini sebenarnya yang jadi selling point rancangan G5RV kalo’ dibandingin dengan cara kerja (dan kinerja) antena multiband lain, terutama yang jenis kumis kucing (lihat  edisi lalu), di mana tiap band masing-masing elemen bekerja sebagai dipole biasa.

Nah, akhirul kalam... buat yang senang sejarah, alkisah OM Varney G5RV sudah bereksperimen dengan rancangan ini sejak tahun 1946-an, tapi baru dipublikasi pertama kalinya di RSGB Bulletin edisi Juli 1958 (RSGB = Radio Society of Great Britain).

Karena memakai 75 ohm twin-lead atau 80 ohm coaxial cable yang kurang umum dipasaran luar G-land (Inggris dan Britania Raya), tidak banyak rekan amatir yang tertarik untuk me”nyontek”nya. Baru sesudah muncul artikel di majalah Ham Radio edisi Juni 1977 yang memakai coax 50 ohm biasa sebagai feeder line, antena ini jadi populer di Whiskey-land (Amrik) sono, sampai banyak dibuat versi “pabrik”-nya, baik yang berupa kit mau pun yang tinggal pasang saja (sampé sekarang ini, lihat aja iklan- iklan di publikasi amatir negeri seberang).

Setahu penulis, awal 80’an G5RV mulai dijajal kang Sukri, YB1HF dan rekan-rekan Bandung yang lantas diikuti Alrijanto YBØFH di Jakarta (jaman itu masih jadi petinggi  di Lokal Jatinegara). Dari fotokopian artikel (yang sudah kucel) dari YBØFH dan artikel di HR 06/77 di atas (udah lupa ‘ndapetinnya dari mana) penulis bikin orek-orekan tulisan tangan untuk disebarluaskan di antara teman- teman yang suka ‘ngumpul di YBØZCD (Seklok Jatinegara).‘Nggak tahu gimana caranya, fotokopi orek-orekan tsb. ada yang nyampé ke OM Tarzan, YB3EA di Ngasem sana dan ada pula yang dibawa dan dibagi-bagi oleh Denny, YBØBDC  waktu ybs. bertugas (dan pindah-pindah) ke Palu dan sekitarnya. Pelan-pelan, G5RV jadi pilihan buat rekan amatir yang mau naikin antena pertamanya, baik karena pingin bisa bekerja multiband, mau pun karena bentangannya yang cuma sekitar 3/4 x bentangan dipole biasa di 80 M tersebut.

Paling tidak, G5RV lantas jadi teman setia yang selalu ‘nemani penulis ke mana-mana baik di home-base mau pun kalau lagi ‘nglayap wkg portable, semisal kalo’ lagi mudik ‘ngetan sana (bareng dicemplungin ransel sama Z-match tuner yang diulas di beberapa edisi yll), baik versi full mau pun half-sizenya (40 -10
M). Belasan tahun antena ini tergantung di tower QTH (sekaligus untuk rujukan kalo’ lagi ngèkspèrimèn antena lain), sampé penulis cabut dari Jatinegara dan hengkang  jadi /1 sekarang ini (yang lantas jadi kesengsem atawa ceblok tresno dan “berpaling” ke Suburban Multibander-nya Lofgren, W6JJZ – yang bakal diulas

So, bagaimana sih kinerja G5RV sebagai Multiband Antena 80 -
10 M (BUKAN sebagai 2 x 1,5 wl long wire 20 M sebagaimana semula diniatkan pembuatnya)? Barangkali catatan kaki (footnote) Mike, K1MG dalam salah satu artikelnya  paling pas buat melukiskannya:

To summarize, with a suitable ATU, G5RV allows you to put out a signal on nearly any bands. You can work a lot of stations, but not all of them. It’s probably the best  bang for the bucks, but not the loudest bang...(singkat kata, dengan tuner yang pas, G5RV bisa dipaké ‘nglayap nyaris ke band mana pun. Énté dapat bekerja dengan BANYAK lawan, tapi TIDAK dengan semuanya. Barangkali inilah letupan terbaik yang bisa dihasilkan dari dokat yang pas- pasan, tapi BUKAN letupan yang TERKERAS...).

Nah, tolong ditapsirin ‘ndiri dah, terjemahan bebas ala kadarnya di atas...


No comments:

Post a Comment