Ngobrol Ngalor Ngidul 0607
NO TUNER Multiband Dipole, bagian II
Pengantar:
Salah satu di antara sekian banyak obse- si penulis adalah untuk mendapatkan se- buah desain antena Multibander yang bisa menjadi pilihan bagi para HF-mania yang ’pingin naikin antena pertamanya. Edisi kemarin kita sudah nguprek antena G5RV dan W6JJZ Suburban Multbander; sekarang kita akan bahas rancangan dari W5GI.
The W5GI Mistery Antenna
Tidak puas dengan keharusan menyela- kan ATU selain di band 20m (+ 40m pada W6JJZ), berbagai eksperimen dilakukan untuk mendapatkan rancangan dengan penunjukan SWR yang lebih jinak, teruta- ma di band-band bawah (80-40m). Salah satu rancangan yang terbilang anyar adalah The Mistery Antenna yang dibesut John P Basiloto, W5GI di majalah CQ edisi July 2003.
Footprint dan tongkrongannya ‘nggak jauh beda dengan G5RV karena sama- sama memakai 1/2λ matching stub dan juga sama-sama menjadikan frequency sekitar di band 20 m sebagai design fre- quency. Pada band ini keduanya bekerja sebagai 3x half wave collinear antenna, cuma Varney mengharapkan rancangan- nya menghasilkan radiation pattern ber- bentuk 4-lobes dengan Gain yang cukup tajam ke arah depan-belakang, sedang- kan Basiloto lebih menginginkan pola radiasi sebagai sebuah 6-lobes broadside array dengan Gain yang lebih merata.
Berbeda dengan G5RV dan W6JJZ yang radiator (sisi horisontal)-nya terbuat dari sebentang kawat utuh, pada W5GI satu sisi/sayap dipole-nya terdiri dari 3 segmen (sebut aja segmen A, B dan C). Segmen A = segmen C, dibuat dari kawat atau kabel biasa sepanjang 1/4λ pada design frequency di band 20 m (= ± 5 meter), sedangkan segmen B (di tengah) dibuat dari coax RG-58 yang dipotong SAMA PANJANG dengan segmen A dan C, sehingga tongkrongan W5GI bisa digambarkan sebagai berikut:
Perhatikan bahwa pada titik sambung dengan segmen C, outer braid dari coax Segmen B di short dengan inner conduc- tor-nya, sedangkan di ujung lainnya (pada titik sambung dengan segmen A) outer braid dibiarkan terbuka (tidak konèk ke mana-mana). Pada titik itu segmen A langsung dikonèk dengan inner conductor coax.
Penyambungan segmen B yang agak aneh tersebut (sebenarnya tidak aneh lagi bagi mereka yang pernah bikin antena Double Bazooka) karena pada rancangan ini potongan kabel coax tersebut difungsikan sebagai pembalik fasa pada masing-masing sayap, dan inilah trick Besoloto untuk mendapatkan pola radiasi yang 6-lobes, broadside tersebut di atas.
Untuk matching stub-nya W5GI menggu- nakan 300 ohm window-type TV feeder dengan VF/velocity factor 0.91 (yang su- sah didapat di sini), tetapi dia juga bilang bahwa any parallel balanced wire bisa dipakai. Kalo’ nggak ketahuan berapa VF- nya tentunya ukuran yang pas ya mesti dicari dengan trial & error, potong dikit- demi-dikit, coba-dan-coba lagi… Sebagai feederline dipaké coax RG58 any length untuk menghubungkan ujung bawah matching stub ke TX.
Kinerja
Pada prototype-nya, Basiloto yang ‘ngeba- han antenanya dari kawat #14 (1.6 mm), dengan ketinggian feedpoint ± 8 mtr (25’) mendapatkan pola SWR sebagai berikut:
80m 1: 1.5---3.5 (bandwidth 400 KHz)
40m ± 1: 1.9
20m ± 1: 1.5
15m 1: <3 10m 1: 1.8 (di 28.35 MHz) 6m 1: 1.2–2.3 (bandwidth 2.5 MHz)
Di WARC-band pun (kecuali di 30m, di mana SWR bisa melonjak sampé 1: >5) SWR masih bisa 1: <1.9. Bandingkan dengan pada G5RV dan W6JJZ, di band-band yang disebut di atas, kecuali di 20m (+ 40m pada W6JJZ) tan- pa ATU penunjukan SWR susah untuk diturunin di bawah 1: >5.
Apanya yang Misterious?
Kalo’ hasilnya memang begitu menjanjikan, lantas kenapa W5GI menyebut ran- cangannya sebagai the Mistery Antenna? Ini lantaran dia sendiri tidak bias mene-
rangkan bagaimana dan dari mana ante- na ini bisa bekerja (menurut dia) sebagai an excellent performer di berbagai band seperti itu (semula dia kan cuma meng- harapkan sebuah 3x half wave collinear antenna dengan 6-lobes broadside radiation pattern di 20m seperti disebut di depan). Salah satu akal-akalan yang orisinil darinya (sesudah ter-korban-kan sekian puluh meter coax) adalah tidak seperti biasanya pada urusan yang berkaitan dengan potong-memotong coax, John menemukan bahwa dalam memo- tong coax sebagai pembalik fasa tersebut faktor VF-nya TIDAK perlu diperhitungkan.
Setidaknya tiga rekans di Amrik sono yang mencoba menyimulasikan antena ini di komputer mereka dengan berbagai para- meter yang berbeda (bahan, ketinggian feedpoint, jenis tanah di bawah bentang- an antena dan lainnya) ternyata menda- patkan “bacaan” yang di samping saling berbeda, juga cukup jauh dari hasil uji- coba nyata dan praktek lapangan yang dilakukan Besoloto, yang menguatkan ar- gumen bahwa memang ada misteri yang belum bisa terungkap dibalik keberhasi- lannya tersebut.
Nah edisi depan kita bahas uprekan penulis yang menghasilkan antenna seperti yang tertulis pada judul kolom ini :-)
[73]
No comments:
Post a Comment