Sunday, 4 December 2011

Ngobrol Ngalor Ngidul 0302

Ngobrol Ngalor Ngidul 0302

Saluran Transmisi bagian II

Ada pertanyaan? Sila kirim ke orari-news@yahoogroups.com atau konsultasi langsung ke unclebam@indosat.net.id

Sekadar mengingatkan kembali, di akhir edisi lalu, penulis janji di edisi ini mo’‘ngobrolin tentang Feeder Line (transmission line), yang dalam berbagai literatur lingkungan Jabatan Talikom lazim juga disebut dengan istilah saltran (Saluran Transmisi); merupakan media untuk menyalurkan sinyal transmisi dari output TX ke antena.

Open wire buatan sendiri biasanya dibuat dengan jarak antarkonduktor 5-15 cm. Ada yang membuatnya dengan spasi 40-60 cm, tapi kalau mereka sudah tahu rumus bikinnya tentu bakalan ‘nyesel, karena kok kaya’nya hasil “karya”nya jadi serba berlebihan atau bisa-bisa malah mubazir aja (seperti mereka yang
‘nembak tikus sawah paké AK-47).

Rumus berikut adalah rumus paling sederhana yang bisa dijumpai di literatur, tapi cukup lah untuk dipaké ‘ngitung kalo’ mo’ bikin open wire untuk berbagai aplikasi di rentang band HF:

Z(ohm) = 276 log (2S/d)
Z = Impedansi dalam Ohm
S = Jarak antar as konduktor d = Diameter konduktor

S dan d dihitung dalam satuan ukur yang sama (kalau cm, dua-duanya mesti diukur dalam  cm, mm ya sama-sama mm, begitu juga kalo’ pakai feet, inch dan sebagainya).

Catatan: Rumus di atas dipakai juga untuk menghitung impedansi Hairpin, tusuk kondé  yang dipakai sebagai salah satu cara mengkopel saltran ke titik umpan pada Beam Antenna macam Multi Elements Yagi.

Open wire feeder 300-450 Ohm bikinan pabrik dibuat dari kawat AWG (American Wire Gauge, standarisasi pengukuran diameter kawat di Amrik) #16, 18 atau 20 (Ø 1,2 , 1 atau 0,8 mm) solid atau stranded, yang langsung dicetak (moulded) dengan dielektrik dari plastik PE/Polyethylene dengan spasi antarkonduktor sekitar 2,5 cm.

Supaya bobotnya bisa lebih ringan dan kalau sudah dikèrèk ke atas tidak lantas  ‘mlintir atau mobat- mabit ketiup angin, dari sononya feeder macam ini dielektriknya dilubangi dengan ukuran dan spasi yang teratur. Karena lubangnya berbentuk kotak, orang sebrang ‘ngebayangin seolah dielektriknya diberi jendela, sehingga lahirlah sebutan Window Type Ladder Line untuk open wire jenis ini (Gambar 1, bawah).

Untuk bereksperimen, working portable dan lainnya dengan berbagai antena macam  center-fed Doublet atau Multiband GP, penulis memakai model Window Type ini (isi kawat#20 solid), yang di tahun 80an diolèh-olèhin Kapitèn Wied, YBØBWW, sepulang beliau ‘narik dari Whiskey Land; tahun 95'an dapat lagi yang lebih tebel (isi kawat #16 stranded) dan lebih berat, tapi lebih lemes juga dari Amrik sono.

Kalau memang ‘pingin punya open wire yang beginian dan kebetulan ada yang mau  dititipi buat ‘nyariin (atau ya pergi sendiri kalo’ sangu- nya cukup), di kawasan sini barangkali bisa dicari di toko-toko elektronik (terutama yang jual barang-barang hobiist) di VK Land seperti di Dick Smith’s (toserbanya VS6DS), Radio Shack atau Akihabara (JA-land) sono.

Buat mereka yang memang punya sarana penunjangnya (akses ke Internet atau mesin fax  dan Credit Card), lebih praktis adalah beli lewat mail order. Salah satu pemasok yang pernah penulis hubungi adalah Cable Expert Inc. di Amrik sono, http://www.cablexperts.com [note: no commercial interest whatsoever, just a
happy and satisfied customer]. 

Homebrewing your own open wire!
John, YB2NG, bikin spacer ini dari potongan acrylic, yang bisa dipulung dari biro-biro iklan sebagai sisa potongan pada proses pembuatan barang promosi seperti papan iklan, billboard, souvenir seperti gantungan kunci dan lainnya. Tebalnya macam-macam, dari yang cuma 1 mm sampai 1 cm. Lha yang belakangan ini cukup pas untuk spacer, tinggal motongi saja seukuran 1 – 2 cm (l) x 10 cm (p), trus dialusin dan dibentuk sebagai spacer (mau dilobangi, atau cukup dikowak saja sedikit di sisi-
sisinya untuk lewatnya konduktor).

Untuk bekerja dengan daya 100 watt-an (barefoot), penulis pernah bikin spacer dari belahan bambu,  acrylic sheet 1 mm yang dirangkap dan lainnya, tapi yang lebih praktis adalah dengan  mengalihgunakan blok terminal kabel listrik (AC) yang banyak dijual di toko listrik.

Satu terminal terdiri dari 12 mata dan untuk mengalihgunakannya sebagai spacer bisa  dipakai 3 mata  per spacer, sehingga terdapat jarak 3 sampai 4 cm antara kedua kawat.

Untuk menggantungkannya (misalnya ke feed point) pakai snaar pancing (nylon fishing line) yang   disisipkan ke “mata” yang di tengah (lihat Gambar 2).  


Untuk pemakaian di QTH (antara lain untuk stub atau kuncir pada  Reflektornya antena Cubical Quad) dipakai kawat email 1,2 - 2 mm, sedang untuk  dibawa-bawa siapkan open wire dari kabel speaker yang  
lebih lemas dan lentur sehingga gampang digulungnya (cuma  memang lebih gampang jadi kusut kalau 'mbuka gulungannya 'nggak sabaran, juga gampang keplintir dan ‘mbundel ketiup angin, makanya ya jangan kelewat panjang bikinnya).

Tulisan Lew Gordon, K4VX, di QST halaman 40, terbitan Juli 2002 “membuka” mata penulis(!): open wire —baik sebagai saltran, untuk‘ngebahan elemen antena (misalnya pada Folded Dipole Antenna) atau
untuk membuat linear loading device (lihat BeON 6/II, edisi Nopember 2002)— tidak harus dibuat
dengan spasi yang kelewat lebar.

Dalam tulisannya, Lew menceritakan bagaimana dia   melubangi dielektrik pada window type ladder linenya, kemudian menyisipkan kawat tembaga #12 (Ø 2 mm) lewat lubang tersebut sehingga jarak antar konduktor jadi tidak lebih dari 1,25 cm saja. Sebelum ini penulis “bertahan” untuk membuatnya dengan spasi 6 sampai 7,5 cm (sekitar 3”), tetapi Lew, K4VX, membuktikan bahwa spasi ± 1 cm pun ternyata sudah cukup (dus windloadnya lebih kecil) tanpa ada perbedaan kinerja dan karakteristik yang signifikan dibandingin yang spasinya gedéan).


Wow, ini mah sudah kebablasan ‘ngabis-abisin “kapling”... Lebih baik edisi kali ini kita cukupkan sampé di sini dulu, ‘ntar di edisi depan kita terusin ‘ngobrolin berjenis saltran yang lain: TV feeder, bermacam coax dan lainnya.

So, until then —just stay tuned— CU ES 73!











No comments:

Post a Comment