Ngobrol Ngalor Ngidul 0309
Tubing — Boom
Ada pertanyaan? Sila kirim ke orari-news@yahoogroups.com atau konsultasi langsung ke unclebam@indosat.net.id
Sekadar mengingatkan kembali, di akhir clotèhan tentang berjenis kawat/kabel yang bisa dan biasa dipaké untuk ‘ngebahan antena di edisi lalu penulis janji di edisi ini mo’ ganti topik: berjenis tubing (pipa) yang dipaké buat ‘ngebahan berjenis antena Yagi, spreader pada antena Quad atau untuk bikin antena vertikal, trus ‘ntar dilanjutin dengan ber- bagai bahan yang bisa dipaké sebagai pengganti kalo’
misalnya syusyah mencari tubing seperti yang kita mau ….
Untuk boom antena Yagi band HF biasa- nya dipakai pipa aluminium diameter 1,25-2”, tapi di samping susah ‘nyari pipa berdinding tebal (sehingga cukup layak kebeba- nan 4 - 5 elemen misalnya), kalaupun ada harganya selangit! Sebagai gantinya, homebrewers menggunakan batang bambu yang harganya relatif lebih terjangkau dan mudah dicari di mana-mana.
Sekadar mengingatkan kembali, di akhir clotèhan tentang berjenis kawat/kabel yang bisa dan biasa dipaké untuk ‘ngebahan antena di edisi lalu penulis janji di edisi ini mo’ ganti topik: berjenis tubing (pipa) yang dipaké buat ‘ngebahan berjenis antena Yagi, spreader pada antena Quad atau untuk bikin antena vertikal, trus ‘ntar dilanjutin dengan ber- bagai bahan yang bisa dipaké sebagai pengganti kalo’
misalnya syusyah mencari tubing seperti yang kita mau ….
Untuk boom antena Yagi band HF biasa- nya dipakai pipa aluminium diameter 1,25-2”, tapi di samping susah ‘nyari pipa berdinding tebal (sehingga cukup layak kebeba- nan 4 - 5 elemen misalnya), kalaupun ada harganya selangit! Sebagai gantinya, homebrewers menggunakan batang bambu yang harganya relatif lebih terjangkau dan mudah dicari di mana-mana.
Salah satu pilihan adalah bambu yang biasa dipakai untuk tiang bendera, karena jenis ini daging batangnya tebal, lubangnya relatif kecil (< 1 cm) dibanding tebal daging dan diameternya, serta ruasnya panjang-panjang.
Cari sisa-sisa atau bekas perayaan 17 Agustusan tahun lalu, jadi sudah benar-benar kering dan biasanya sudah dicat merah-putih; jadi paling tidak pori-porinya sudah tertutup sehingga sudah ada sedikit perlin- dungan terhadap cuaca agar tidak cepat keropos. Biasanya bisa dida- pat dengan ukuran panjang sekitar 4 meter. Untuk dijadikan boom se- panjang 7 meteran yang cukup kokoh (misalnya untuk 3-elements Yagi 20 m), 2 batang bambu beginian (cari yang OD (outer diameternya) ±4 cm pada pangkalnya) bisa disambung bertolak belakang (pangkal beradu pangkal atau back-to-back). Untuk menyambungnya, masing- masing pangkal bambu (satu-dua ruas paling bawah atau sekitar 70 cm) di kowak separuh pakai gergaji (dan pahat) trus disambung saling overlap dengan menangkupkan ke- dua bekas kowakan tersebut, lantas ikat kuat-kuat dengan senar pancing atau kawat jemuran seperti gambar 1 di bawah:
Karena bambunya sendiri dari sononya sudah mengecil di bagian ujung, kalo’ udah jadi akan didapatkan sebatang boom yang tapered juga: besar di tengah – di tempat sambungan, yang nantinya juga tempat untuk mounting ke mast), dan menge- cil di kedua ujungnya. Kalau dapat- nya bambu yang baru dipotong dari barongannya (jadi masih ijo), ratakan bagian ruas, bekas mata, tunas ran- ting dan sebagainya dengan golok, dan bersihkan bagian-bagian yang berrambut (lugut atau miang) karena bagian-bagian ini biasanya kalis air sehingga bakal ‘nggak nèmpèl kalau nantinya dicat atau diproses lebih lanjut. Jemur batang bambu yang sudah bersih itu selama beberapa hari, usahakan penjemurannya tidak langsung kena sinar matahari (supa- ya ‘nggak mlengkung atau retak). Treatment untuk menutup pori-pori bambu mesti dikerjakan pada saat ngebahan ini. Di desa-desa di Jawa, doeloe treatment dilakukan dengan merendam bambu di kolam berlumpur atau selokan selama paling tidak 1 bulan sebelum bambu dipakai. Dengan begini diharapkan pori-porinya bisa ketutup lumpur dan benih serangga bubuk (tothor) yang bakal ‘ngerikiti batang bambu dari dalam bisa dibuat ‘ngepèr duluan untuk mau singgah. Sesudah proses potong-memotong, sebelum dirakit bambu dipoles dulu dengan ± 3 la- pis kapur tembok, residu atau tèr.
Cara lain yang terbukti memuaskan hasilnya ialah dengan memberikan epoxy resin atau fibre glass treatment,
yang dilakukan dengan melilit bambu dengan fibre glass tape, yang berupa kasa (matte) fibre yang dari pabrik sudah disiapkan dalam bentuk pitaselebar 7,5 cm (3") dengan adhesive (bahan perekat) di salah satu permukaannya—mirip lakban/plester, cuma kasanya berwarna bening. Se- benarnya dibuat pabrik untuk menambal retakan-retakan pada duct atau talang beton, tangki atau atap fibre glass yang bocor, tapi ‘nggak ada salahnya kalau dialihgunakan juga untuk lapisi boom atau spreader bambu kita. ‘Ngerjainnya tinggal dililitkan saja melintir sepanjang bambu, kemudian dikuaskan paling tidak 2x jalan campuran resin dan hardenernya. Di Jakarta, awal tahun 2000an salah satu toko yang jual tape macam ini adalah toko Mahkota - Raja Isolasi di bekas bongkaran Pasar Kenari (sebelah depan), tapi akhir-akhir ini kaya’nya bisa juga didapat di toko-toko bahan bangunan.
Kalau mau sekalian mendapatkan perlindungan ekstra dari radiasi sinar UV (Ultra Violet) yang bisa membuatnya jadi getas (brittle), sebelum dikèrèk ke posisinya kuaskan lagi cat atau politur jenis outdoor (dengan bahan dasar Polyurethane macam Ultran Outdoor, Pinoguard dan lainnya) yang memang dibuat untuk menangkal pengaruh sinar UV pada lijstplank, pergola dan pagar kayu.
Lha kalau sudah di treat macam ‘gi- ni, kaya’nya boom (dan spreader) dari bambu ini bakal tahan dipakai seu- mur-umur buat eksperimen (yang dibongkar pasang tiap 6-8 bulan) atau pun instalasi permanen, sam- pai IAR habis masa-lakunya dan di- perpanjang beberapa kali!
Nah, kita akhiri di sini dulu ‘ngob- rol-‘ngalor-‘ngidul kali ini, di edisi depan kita lanjutin lagi ‘ngobrolin tentang substitusi buat komponen- komponen pada proses perakitan antena yang lain.
Lha kalau sudah di treat macam ‘gi- ni, kaya’nya boom (dan spreader) dari bambu ini bakal tahan dipakai seu- mur-umur buat eksperimen (yang dibongkar pasang tiap 6-8 bulan) atau pun instalasi permanen, sam- pai IAR habis masa-lakunya dan di- perpanjang beberapa kali!
Nah, kita akhiri di sini dulu ‘ngob- rol-‘ngalor-‘ngidul kali ini, di edisi depan kita lanjutin lagi ‘ngobrolin tentang substitusi buat komponen- komponen pada proses perakitan antena yang lain.
So, until then, just stay tuned!
[73]
[73]
No comments:
Post a Comment