Sunday, 4 December 2011

Ngobrol Ngalor Ngidul 0304

Ngobrol Ngalor Ngidul 0304  

Konektor dan Impedansi Saltran

Edisi lalu kita telah membahas mengenai konektor BNC, sekarang mari kita bahas konek tor lain serta impedansi dari Saltran.  

UHF Type
Jangan terkecoh, walau “judulnya” UHF, konektor jenis ini justru hanya cocok dipakai  pada frekuensi HF dan VHF, sama sekali ‘nggak cocok buat dipaké pada band UHF. Dari seri ini, yang paling terkenal adalah jenis PL-259 (jantan/male) dan SO-239 (betina/female, chassis mounted). Walau sebenarnya didesain untuk kabel coax “kelas” RG-8 dan RG-11 (dengan diameter luar 0.405”), dari pabrik selalu diserta- kan adapter (UG-176/U atau UG-175/U) supaya bisa pas dipaké de- ngan coax RG-58, RG59 dan variantnya. Juga
tersedia adapter male-to- male-nya, berupa sebuah konektor yang sepintas kelihatan seperti 2   ujung  female connectors yang di”cor” bertolak belakang  Adapter ini diperlukan kalau mau menyambung dua potong kabel coax yang diame- ternya sama, (impedansinya mung- kin berlainan), seperti pada pengumpanan antena Qubical Quad, di mana sebelum “masuk” ke feed- point, ujung RG-58 dari TX disela dulu dengan Q-section berupa coax RG-59 sepanjang 1/4λ).

Perlu diingat, UHF type connectors tidak dibuat untuk weatherproof, jadi untuk  pemakaian di luar (outdoor) seyogyanya diberikan sealing.

Type N
Yang ini dirancang untuk transmisi high power di rentang band UHF,    dan dibanding dua jenis yang disebut duluan bisa disebut sebagai yang paling ‘njlimet alias susah urusan sabung-menyambungnya lebih cocok untuk pemakaian pada ren- tang band 300 MHz ke atas, dan memang didesain weatherproof.

Begitu proses penalaan antena sele- sai dan antena siap dikèrèk ke atas tower,  seyogyanya untuk menu- tup rapat semua sambungan dan titik solder dengan electrical tape atau Coaxial Seal yang memang dibuat pabrik untuk keperluan sealing ma- cam ini (di Jakarta/ sekitarnya, di lingkungan teknisi ada yang menye- butnya jenang atau dodol, karena sepintas memang kaya’ jenang: lem- bek, liat, sticky di jari, plastis/bisa diolor kaya’ permenkaret) yang akan  mengeras begitu dipakai sehingga membuat bagian yang ditutupi jadi kedap air. Ini semua dilakukan un- tuk menghindari kekecewaan di ke- mudian hari lantaran ‘ngerembes atau ‘ngresep-nya air hujan/embun ke dalam ka-bel coax atau elemen antena, yang menyebabkan konduktor jadi terkorosi, getas, solderannya prothol dan sebagainya... akibatnya SWR ‘nglunjak naik, atau the worst case konduktor terputus somewhere di atas sana!

Phasing line & Impedance Transformer, aplikasi lain Kabel coax
Selain dipakai sebagai penyalur transmisi, kabel coax dipakai untuk membuat komponen  sistem antena yang diperlukan dalam merakit an- tena tertentu, misalnya phasing line (dipakai untuk merangkai atau menggabungkan beberapa elemen antena yang sekaligus diumpan ba- reng-bareng dari TX), atau sebagai penyelaras impedansi (matching atau impedance transformer, matching stub) untuk menyambung atau menghu- bungkan dua titik sambung dengan impedansi yang berlainan. Untuk ini kabel coax dipotong 1/4λ atau kelipatannya dengan rumus:

L = (75/f)*Vf

L: panjang dalam meter
f: frekwensi kerja dalam MHz
Vf: Velocity factor coax yang dipakai.

  Sekadar informasi, kalo’ dipaké Saltran sepanjang 1/2λ (dihitung de- ngan rumus 150/f *Vf) pada konfi- gurasi sistim antena, maka akan di- dapati “pengulangan” impedansi pada kedua ujung Saltran; dengan   kata lain kalo’ di ujung atas (pada feedpoint) ditemui impedansi 40 Ω, maka di ujung bawah (yang ‘nyam- bung ke output TX) akan ditemui impedansi 40 Ω juga, tanpa harus memperhitungkan berapa impedansi Saltran itu sendiri.  

Suatu saat kita juga bakal bahas ‘gimana cara memanfaatkan Saltrans sebagai  impedance transformer untuk “menjodohkan” dua titik (feedpoint dan output TX) beda impedansi.

Nah, mengakhiri bahasan di edisi ini, tabel di bawah adalah rangkuman data sheet  berbagai jenis Saltran untuk frekwensi HF yang ada (umum) di pasaran sini.


Angka pada kolom dB loss/30 mtr, Velocity factor dan C/feet adalah nilai rata-rata,  karena dari satu pabrik ke pabrik lain nilainya bisa sedikit ber- beda. Kalau mau angka yang lebih akurat tentunya bisa merujuk ke technical specification dari kabel, bisa dilihat di pembungkus (packing) atau datasheet yang disertakan di kemasan. Bisa juga ditanyakan pada agen pemasaran di sini, tapi itu kan hanya bisa diakses kalo’ kita beli dalam partai besar (biasanya per roll/glondong @ 300’). Yang beli paling banter 20 – 30 m cukuplah angka-angka di bawah sekadar ancer-ancer. Lagi pula —pada kabel bekas tergantung faktor umur, cara penyimpanan, pemakaian selama ini/sebelumnya dan lainnya— jarang bisa ditemukan coax dengan nilai-nilai yang persis “pleg” dengan yang tertera di specs atau data sheet.

BTW, buat amatir yang juga main di bidang IT ‘kali aja ada sisa-sisa kabel ethernet jenis Thin Net, yang sekitar satu dasawarsa belakangan ini dipakai untuk instalasi jaringan LAN dan Intranet sebelum orang memakai kabel tembaga UTP (unshielded twisted pair) jenis CAT 5, 6 dan 7, atau fibre optic. Bekas pun jadi, karena selama dipakai kan di- bentangnya di lingkungan yang ber- sahabat (ruang ber-AC, dimasukin pipa, lewat ducting atau di bawah raised floor), sehingga masih masuk kategori layak pakai. Yang paling top yang jenis plenum (dengan foam FEP/teflon dielectric dan salut fluoro-copolymer, temperatur ratingnya lebih tinggi, dan kalo’ terbakar tidak mengeluarkan uap beracun seperti ka- bel bersalut plastik lainnya), dengan merek dagang Thin Net 10BASE2, Belden 9907 atau 89907. Kabel ini karakteristiknya deket sekali (malah lebih baik) dengan kabel coax RG-58A/U (lossesnya lebih kecil, tempe- ratur rating lebih tinggi, bobot lebih enteng) walau diameternya lebih kecil dan lebih lemes, jadi praktis buat ditèntèng-tèntèng working portable dengan rig kelas 100 watt.

Nah, cukup sampé di sini obrolan tentang Saltran ini. Di edisi depan kita ganti topik  lagi, kali ini kita cermati bermacam bahan yang bisa (dan biasa) dipaké sebagai bahan

merakit antena. So until then, stay tuned, CU ES 73!
[73]

No comments:

Post a Comment